Pagi harinya mereka terkejut. Mereka kaget karena tidak meniduri tempat tidur mereka sendiri. Mereka ada di rumah Tiara. Ardian dan Mariska saling berpandangan bingung.
"Apa yang Kita lakukan di sini?" tanya Ardian.
"Maris ingin menginap, tapi Mas Dian kemari mengganggu Maris." jawab Mariska.
"Kita begituan di rumah orang?"
Ardian menyadari tubuhnya tidak pakai apa-apa, begitu pula dengan istrinya yang sangat cantik jika tidak pakai apa-apa.
"Aku ke kamar mandi dulu."
Ardian menurunkan kakinya ke lantai.
"Tidak! Tunggu! Maris dulu."
Mariska menahan tangan suaminya yang kuat. Lalu dia melesat cepat ke dalam kamar mandi.
Tapi tidak lama kemudian Ardian menyusulnya, Mariska terkejut suaminya menyusulnya.
Tapi bukannya mandi atau melakukan rutinitas kamar mandi, mereka menyempatkan diri bercinta panas terlebih dahulu.
Mariska menikmati setiap sentuhan suaminya, menikmati dengan baik setiap Ardian menghujamkan kejantanannya.
Mariska mendesah, menjerit dan sangat menikmati hingga mereka mencapai puncak bersama. Mereka sangat puas dan merasa bahagia.
Ardian selesai mandi terlebih dahulu ketimbang Mariska karena istrinya itu harus mencuci rambutnya yang panjang lalu mengeringkannya.
Ardian bergabung dengan Tiara yang sudah duduk di meja makan, pelayan rumah masih sibuk menghidangkan makanan.
"Jadi Bening perlu operasi?"
Tanya Tiara, wanita itu sedang menikmati tehnya sambil ngemil biskuit susu kesukaannya.
"Mungkin, aku rasa Dokter Julius masih melakukan observasi. Aku masih menunggu hasilnya." jawab Ardian.
"Aku rasa Bening itu gila, dia terlalu bodoh." Tiara berkomentar.
Ardian tidak menyahut, pria itu menuang tehnya.
"Terus Mariska di apain?"
Ardian mendongak menatap Tiara yang penasaran.
"Dia kan orangnya gampang baper, perasaannya sangat lembut. Dia marah aku menolak menangani Bening." jawab Ardian.
"Aku tidak menyangka dia sangat peduli pada orang lain."
Tiba-tiba Mariska membuka pintu lalu berteriak.
"Tiara, elo punya baju yang pas buat gue nggak?" katanya.
Ardian menatap Tiara lalu wanita itu bergerak ke arah kamar. Mariska mengekori Tiara dengan handuk yang melilit di tubuhnya.
Tiara membuka lemari besarnya, terpampang baju-baju indah dan mahal miliknya.
"Ini, Emperio Armani."
Tiara memamerkan gaun warna merah keunguan.
"Aku pakai kekecilan, buat elo aja nih pasti muat."
Mariska memakai gaun sederhana itu, tapi sangat elegan di pakai Mariska.
"Elo naik berat badan?" tanya Mariska.
"Gimana nggak naik, Mas Vino kerjanya makan nggak kenal waktu, bisa-bisanya dia bikin martabak tengah malam, kalau gue nggak ikutan makan gue rugi, martabak bikinan dia enak banget."
jawab Tiara jujur.Malvino memang jagonya bikin makanan dan paling suka menjejali mulut Tiara dengan makanan enak buatannya.
"Minum jus dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Teacher
RomansaJatuh cinta dengan seorang guru? kisah seperti itu sangatlah biasa di alami siswi di sekolah, tapi apa jadinya kalau guru itu seorang darah biru alias ningrat? Mariska Maharani Sukma mabuk kepayang pada guru matematika temporer di sekolahnya. Guru...