12. Mas Es Cendol.

251 32 2
                                    

Ella sudah berpakaian rapi dengan setelan kaos berwarna abu dan jeans berwarna merah maroon. Ia akan pergi ke rumah Aulia untuk latihan pertama tugas seni musik mereka.

“Mau kemana lo? Sekarang malam minggu yak?” tanya Vino yang duduk di sebelah Ella. Mereka kini sedang berada di ruang tengah.

“Kagak, mau ngerjain tugas.” Vino hanya ber'O' ria lalu mulai mengganti channel televisi.

Tok..tok..tok..

“Gue berangkat dulu ya bang,” ucap Ella kepada Vino lalu beranjak pergi membuka pintu.

“Eh lo sama siapa?”

“Temen!” teriak Ella yang sudah berada di pintu depan.

Betapa terkejutnya Ella saat menemukan sosok malaikat es di depan nya. Radja juga sama terkejutnya saat melihat Ella yang sangat rapi. Dengan gercep Ella menarik Radja untuk masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.

“Tau aja lo kalau gue bakal kesini,” ucap Radja.

“Dih! Kenapa lo kesini???” ucap Ella sambil menggoyang-goyang kan tubuh Radja.

“Bisa diem gak?” sontak Ella menghentikan kelakuannya pada Radja.

“Emang kenapa sih?” belum sempat Ella menjelaskan Vino datang sambil membawa cemilan di tangannya.

“Eh katanya mau nugas kok malah pacaran,” ucap Vino enteng.

“Adu—” ucapan Ella terpotong karena ia dengan jelasnya mendengar suara mobil. Radja yang melihat kepanikan di wajah Ella membangunkan Ella dari lamunannya.

“Ke—” Ella membekap mulut Vino lalu menempelkan jarinya di mulutnya sendiri mengisyaratkan 'diam'. Vino dan Radja mengerti lalu mematuhi perintah Ella.

Tok...tok...tok...

Mampus. -batin Ella.

“Kalian sembunyi! Eh maksudnya lo aja kak!” Radja dan Vino saling pandang. Dalam pandangan tersebut mereka seperti bertanya 'kak siapa? Lo atau gue?'

“Ini temen gue ntar tau lo ada disini,” ucapan Ella membuat dua orang bego ini mengerti. Vino lalu mengajak Radja ke kamar nya.

Setelah melihat Vino dan Radja sudah aman, Ella mengelap peluhnya yang entah sejak kapan mulai menetes. Lalu dibukanya pintu tersebut sambil menormalkan napasnya yang tersengal-sengal akibat panik.

“Eh Haikal, mau langsung jalan atau masuk dulu?” Haikal mengerutkan alisnya karena melihat wajah Ella yang aneh.

“Lo gak papa kan?” Ella menggeleng.

“Langsung aja gimana? Gak ada orang di rumah? Udah minta ijin?” Ella mengangguk.

“Ada abang gue lagi main ps di atas sama temennya.” Haikal mengangguk kan kepalanya lalu mengajak Ella pergi.

Setelah pintu tertutup, Radja dan Vino keluar dari balik tangga. Mereka sedang mengintip sebenarnya. Baru saja Radja melangkahkan kakinya untuk turun, pintu depan terbuka lagi. Sontak mata Radja yang biasanya menatap dengan tatapan tajam untuk pertama kalinya terlihat terkejut dengan posisi tubuh yang aneh. Satu kakinya hendak turun, yang artinya melayang dan satunya lagi masih berada di atas tampak awas.

“Gue kira si Haikal ternyata lo, La.” tampak Ella yang sedang menahan tawa melihat posisi Radja yang aneh. Radja yang tahu sedang ditertawai mulai membenarkan posisinya.

“Diluar dingin, gue mau ambil jaket sama syal dulu,” ucap Ella berlalu pada tangga untuk pergi ke kamar nya.

Radja mengintip dari jendela, melihat Haikal yang sedang duduk manis bersender pada mobilnya.

Antarkita [Terbit] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang