2. Lama-Lama Malu-Maluin.

587 54 0
                                    

Indah. Mata Ella terpesona sejak menginjakkan kaki di bandara Ngurah Rai. Kini Ella sekeluarga sudah berada di villa milik Pak Made, paman Ella.

Lelah yang dirasakan Ella, sekarang ia tengah berada di rumah sendirian dikarenakan Papa, Mama, Vino dan keluarga Pak Made berkeliling sekedar jalan-jalan. Ella lebih mementingkan tidur daripada jalan-jalan tak jelas, walau memang Bali terkenal dengan daerah wisatanya toh juga Ella akan tinggal di sini, masih banyak waktu untuk menyelusuri tempat-tempat di Bali.

Upil Kuda.
Udah nyampek belum?

Anda.
Iya, baru aja sekitar
setengah jam lalu.

Upil Kuda.
Gue mau liat calon lo dong!

Anda.
Dih baru beberapa
menit gue di sini. Belum
ketemuanlah!
Ngebet banget lo

Upil Kuda.
Sans dong, gue kan cuma kepo.

Ella menghembuskan nafas berat-berat. Tapi sejenak setelahnya Ella berpikir juga tentang perjodohan nya.

Gimana ya calon gue? Eh ngapain gue mikirin dia?! Toh juga gue bakal bilang no lagian ini bukan jaman Siti Nurbaya kalik -batin Ella.

Takdir tak ada yang tahu Ella...

***

Pagi begitu cerah tetapi tak secerah pikiran Ella. Hari ini Ella akan mendapatkan hal-hal baru. Ella memandang ke arah cermin yang memantulkan rupa tubuhnya. Ella sudah siap dengan seragam sekolah lamanya karena seragam untuk sekolahnya saat ini masih belum ada untuknya.

Satu persatu tangga dituruni oleh Ella untuk pergi ke arah dapur.

“Mau kemana?” terlihat Vino berjalan menuju arah yang berbeda dengan Ella.

“Makanlah, emang bang Ino gak makan?”

“Dapur kan di sana, La,” suruh Vino sambil menujuk ke arah depannya. Ella menepuk jidat nya tersadar akan sesuatu yang salah. Vino mengacak rambut Ella gemas, yang langsung dihadiahi dengan tatapan tajam oleh Ella.

“Tuh kan jadi gak rapi!” protes Ella sambil berjalan ke arah dapur. Vino hanya terkekeh melihat Ella lalu mengekorinya menuju dapur.

“Pah temenin dong Ella kesekolah,” rengek Ella di tengah meja makan.

“Kamu kan udah besar, bisa sendiri lah Ella...” Ella berdecak sebal.

Jika Ella mudah bergaul, Ella tak akan sampai merengek seperti ini.

“Yaudah nanti gue anterin tapi sampek gerbangnya aja.” Ella memutar bola mata malas.

“Itu sih sama aja! Udah yuk berangkat bang!” Ella lalu bangkit dan mencium kening orang tuanya.

“Belajar yang bener.”

“Ella sekolah dulu ya!” ucap Ella sambil melambai.

Ditengah perjalanan Ella takjub melihat suasana pagi di sekitarnya. Tak sepadat di tempat nya dulu dan jauh lebih asri. Villa Ella berada diantara persawahan yang sangat indah menjadikan pemandangan Gunung Agung yang timbul.

Antarkita [Terbit] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang