Tak berselang lama dari kepergian Ella bersama Haikal, Radja datang ke rumah Ella dengan sebungkus martabak manis.
Pikiran Radja kacau, mungkin setelah melihat Ella ia bisa jadi berpikir jernih. Ella selalu menjadi rumah ketiga untuknya. Pertama ialah panti asuhan, kedua rumahnya sendiri dan ketiga adalah Ella.
Keluh kesah yang ia bagi bersama Ella selalu terasa menyejukan hatinya yang panas. Ella tak hanya menjadi pendengar yang baik tetapi juga penasihat yang polos. Semua kata yang diucapkan Ella selalu menjadi jalan baik—bukan terbaik— bagi Radja. Walau kadang saat-saat seperti itu Ella masih sempat bercanda. Itu sangat menyebalkan sekaligus menyenangkan.
Tapi percuma yang ia cari di rumah bernuansa ceria ini tak ada. Radja hanya menemukan Pino icecup dengan cewek yang ditaksirnya, Cinta.
“Sama Halal tadi pergi” Radja mengerutkan dahinya.
“Halal?”
“Haikal maksud dia. Lo kalau ngelawak lucu ya,” sahut Vino.
“Dih siapa yang ngelawak? Gue lupa namanya. Humor lo receh banget,” protes Cinta kepada Vino
Humor lo receh banget.
Radja menjadi ingat dengan orang yang selalu mengatainya seperti itu.
“Kemana?” Cinta dan Vino mengendikan bahu lalu kembali dengan kegiatan masing-masing.
Radja menatap bungkusan martabak yang ia belikan untuk Ella. Padahal dalam perjalanan tadi, Radja sudah menebak-nebak ekspresi Ella saat melihat rasa martabak ini. Martabak manis spesial dengan tambahan keju yang banyak kesukaan Ella. Semua hilang begitu saja karena Haikal.
Apa Radja cemburu?
Atau ia hanya merasa sesuatu telah direnggut darinya?
Melihat perubahan raut muka Radja, Vino dan Cinta peka akan penggambaran mata lelaki tersebut. Vino dan Cinta saling pandang sejenak lalu mengangguk perlahan.
Sebesar apapun sebuah balok es, ia akan dapat dicairkan oleh cahaya matahari sekecil apapun walau membutuhkan waktu lama atau bisa disebut dengan proses.
Akankah menjadi perjodohan yang berbuah manis?
Ah sial, Radja saja sampai lupa kalau dia bisa mengenal Ella karena sebuah perjodohan dan perjanjian aneh. Apakah Radja harus berterimakasih atau justru mengatakan sial?
***
Ella dan Haikal masih di sebuah danau ini sampai seseorang menelponnya. Ella lalu bangkit dan menjauh. Haikal menatap punggung Ella yang berdiri mendekati ujung danau, sepertinya hal yang akan dibicarakan oleh Ella lewat ponselnya adalah hal yang tak boleh ia ketahui.
“Apa?” tanya Ella ketus tanpa mengatakan salam pembuka.
“Masih lama lo?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Antarkita [Terbit] ✔
Roman pour Adolescents04in-schoolstory-140620 [Hapus sebagian untuk kepentingan penerbitan] Untuk apa adanya perjodohan, pertemuan lalu peninggalan dan perpisahan? Jadikan sebagai pelajaran, perjalanan hidup untuk kedepannya. Masa lalu bukan untuk dikenang apalagi dikeka...