Memasuki tahun kelima, hal-hal menjadi semakin rumit bagi Cassiopeia Malfoy. Dia telah berusia limabelas tahun dan menginginkan lebih banyak kebebasan. Sementara orangtuanya justru menginginkan lebih banyak tanggung jawab dari dirinya.
Memiliki cinc...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cassie tidak tahu mana yang lebih buruk, dipaksa menginap di Malfoy Manor selama satu minggu atau dipaksa menggunakan gaun bermotif seragam dengan keluarganya. Dua hal itu sama-sama merupakan hal yang tidak dia sukai yang juga terjadi pada musim panas ini. Hal itu jelas menjadikan musim panas ini sebagai musim panas terburuk yang pernah dia lewati. Dia bahkan tidak bisa membayangkan hal mengerikan seperti apa yang kemungkinan masih bisa terjadi dan memerburuk keadaan itu.
"Ha! Rasakan itu, Scorp!"
"Ck, jangan senang dulu. Aku pasti akan membalasmu."
"Well, less talking more winning."
Cassie melirik sinis pada dua saudaranya yang sedang bertanding game menggunakan ponsel masing-masing di sebelahnya. Saat ini, mereka sedang berada di dalam sebuah taksi yang bergerak menuju hotel tempat mereka akan tinggal selama di Hawaii. Orangtua mereka berada di taksi yang berbeda karena keterbatasan ruang yang ada. Dan dia merasa agak menyesal karena tidak memilih untuk naik taksi yang berbeda saja dari dua saudaranya itu. Suara-suara yang mereka buat ketika bermain game benar-benar mengganggu. Padahal Cassie sedang benar-benar butuh ketenangan pasca jet lag yang dideritanya dari limabelas jam dalam perjalanan di pesawat.
Untungnya, perjalanan dari bandara menuju hotel hanya memerlukan waktu sekitar limabelas menit. Jika lebih satu menit saja dari itu, Cassie rasa dia mungkin akan lompat keluar lewat jendela saking tidak tahannya dengan situasi yang ada.
Acara liburan keluarga memang telah menjadi agenda rutin yang biasa dilakukan oleh keluarganya setiap musim panas. Hampir setiap tahunnya mereka akan memilih destinasi yang berbeda. Dan tahun ini, mereka memutuskan untuk mengunjungi salah satu kota wisata di Amerika Serikat, yaitu Hawaii. Salah satu yang melandasi tujuan pemilihan destinasi tersebut adalah dikarenakan kota itu merupakan tempat di mana orangtuanya bulan madu dan mereka ingin sedikit bernostalgia di sana.
Memasuki kawasan hotel, suasana hati Cassie seketika langsung berubah. Dia tidak pernah merasa sebahagia ini hanya karena akhirnya sampai di tempat tujuan. Tangannya bahkan sudah memegangi handel pintu taksi di sebelahnya, berniat untuk langsung mendorongnya membuka tepat setelah roda taksi itu berhenti berputar.
Terlalu bersemangat untuk keluar dari taksi, Cassie sampai tidak melihat-lihat sekitarnya dulu. Sehingga tepat ketika dia menginjakkan kakinya di lantai hotel, dia malah menabrak seseorang yang lewat dengan agak keras. Dia mungkin sudah terjatuh ke lantai kalau saja orang itu tidak segera membantu memegangi lengannya.
Ketika Cassie mendongak untuk melihat wajah orang yang sedang memegangi lengannya, untuk pertama kali dalam hidupnya, dia dibuat tak bisa berkata apa-apa hanya karena ketampanan wajah seseorang. Dia dibuat tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk diucapkan, terlebih karena jarak yang begitu dekat di antara mereka. Dan sepertinya, hal yang sama juga terjadi pada cowok tersebut. Keduanya terlihat sama-sama terpana oleh kesempurnaan fisik satu sama lain.
