Untuk pertama kalinya, Cassie tidak tertidur sama sekali di kelas Sejarah Sihir. Meskipun begitu, dia juga tidak mendengarkan ocehan membosankan yang dikeluarkan oleh Binns. Terlalu banyak hal yang mengganggu pikirannya saat ini dan dia bahkan tidak bisa peduli pada kemungkinan bahwa dia tidak akan lulus dalam pelajaran ini karena tidak pernah mendengarkan dan terlalu malas untuk membaca bukunya.
Dengan tangan menopang dagu, dia menatapi kursi kosong di sebelahnya. Biasanya Albus yang mengisi tempat itu, tetapi lelaki itu sedang terbaring di Hospital Wings sejak semalam. Tampaknya tak ada satupun teman sekelas mereka yang bersedia untuk mengisi kekosongan ruang tersebut, dan dia cukup menyadari alasannya.
Sekarang dia mengerti kenapa pelaku penerornya tidak melakukan apapun pada Zafira dan Belle sekalipun juga memiliki kesempatan untuk itu. Atau kenapa orang itu mengirimkan dua pesan sekaligus kemarin malam; yang satunya tertulis jelas di lantai koridor sementara yang lain tersembunyi di sebuah kertas. Siapapun pelakunya itu tahu ketika masalah ini tersebar Cassie akan terlihat seperti sumber dari semuanyaㅡseakan dia adalah penyebab tidak langsung dari apa yang terjadi pada Albus, Belle, dan Zafira. Dia jadi semakin yakin kalau orang itu betulan ingin melihatnya hancur.
Cassie menghela napas, kemudian memalingkan wajahnya dari kursi itu. Matanya tanpa sengaja menangkap beberapa tatapan menghakimi dari teman sekelasnya, yang langsung buang muka setelah dia balik menatap mereka. Sekarang dia jadi semakin tidak sabar untuk segera meninggalkan kelas.
Tepat setelah Binns menyatakan bahwa kelas dibubarkan, Cassie bangkit dari kursinya dan menjadi yang pertama meninggalkan ruangan. Dia sama sekali tidak peduli dengan waktu makan siang. Hanya ada satu tempat yang ingin dia datangi saat ini, yaitu Hospital Wings.
Ketika dia datang menjenguknya pagi ini, Albus masih tidak sadarkan diri. Jadi dia benar-benar berharap kalau keadaan sudah berubah sekarangㅡ kalau dia akan langsung disambut oleh mata hijau pria itu yang terbuka dan menatapnya penuh cinta.
"Cass, tunggu!"
Jika saja dia tidak mengenali pemilik suara tersebut, dia sudah pasti tidak akan berhenti melangkah. Tetapi dia memang mengenalinya dan orang itu terdengar seperti memiliki sesuatu yang penting untuk dikatakan.
"Kukira kalian berdua masih marah padaku," dia berkata seraya menatap bingung pada Zafira dan Belle yang telah sampai di hadapannya.
"Oh, aku memang masih marah padamu," sahut Zafira cepat, "kau secara tidak langsung mengulang kesalahanmu waktu tahun ketiga dulu... ketika kau dengan sengaja membuat cowok yang kusuka malah menyukaimu hanya untuk membuktikan kalau kau lebih menarik dariku. Kau bilang sendiri kalau kau menyesal waktu itu dan tak akanㅡ"
Belle buru-buru memotong, "Apa yang dimaksud Zafira adalahㅡmeskipun kami marah, kami masih peduli padamu."
Meskipun tidak menyukai interupsi yang dia dapat, Zafira tidak terlihat ingin membantah hal tersebut. "Kami tahu kau menyembunyikan sesuatu," katanya menimpali. "Kami sangat ingin membantu, tapi kami perlu tahu apa yang kau sembunyikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassiopeia Malfoy And The Cursed Ring ✅
FanfictionMemasuki tahun kelima, hal-hal menjadi semakin rumit bagi Cassiopeia Malfoy. Dia telah berusia limabelas tahun dan menginginkan lebih banyak kebebasan. Sementara orangtuanya justru menginginkan lebih banyak tanggung jawab dari dirinya. Memiliki cinc...