Kenyataan itu...

5.5K 449 21
                                        

Cerita ini hanya fiktif
Untuk Karakter masih milik Masashi Kishimoto ya,,,
Selamat membaca ❤
.
.
.

Lelaki bersurai perak terlihat tengah melamun sendiri di kantornya. Sunyi, matanya memandang kosong pada jam besar di sudut ruang kerjanya. Laptopnya ia biarkan menyala, dibiarkan pikirannya melanglang buana dan tak memperdulikan setumpuk pekerjaan yang terus memanggil. Jabatannya sebagai seorang direktur utama tak membuatnya merasa senang jika ia mengingat kembali pesona milik Hinata yang sangat sulit di dapatkan.

Hinata anti pada lelaki terutama dari kalangan berada, hingga pengorbanan Toneri menyamar sebagai pegawai rendahan dan rela menjadi tetangganya. Awal yang sulit, Toneri memulai dengan mendekati Boruto memanjakan anak berambut pirang itu untuk mengambil hati sang ibu. Tangannya mengetuk pelan meja kaca berwarna hitam pekat, ia sudah mengambil hati Boruto namun hati beku Hinata sulit untuk dicairkan. Wajah lelaki bersurai perak itu berubah masam.

"Jadi pekerjaanmu hanya melamun? Lebih baik aku gantikan saja posisimu bagaimana?" Celetuk seseorang.

Toneri memperhatikan pintu ruangannya yang sedikit terbuka menampilkan sesosok sahabat yang mendukung penuh hubungannya dengan Hinata.

Tak ada minat, Toneri acuh dan kembali pada lamunan panjangnya. Ia tak tertarik bicara pada Kiba sekarang.

"Jadi, apakah nona Hinata yang membuat tuan Otsutsuki ini galau sekarang" tebak Kiba asal dan membuat wajah Toneri semerah ceri.

Mata Toneri memicing tajam kala Kiba tertawa terbahak. Rekan satu kantornya itu tengah dilanda asmara dan merana yang berlebihan. Kini Kiba percaya jika cinta bisa membuat buta seseorang. Toneri adalah contoh nyata korban dari perasaan.

"Kau senang?" Toneri jengah

Tawa Kiba tergelak ketika wajah Toneri semakin jengkel. Kiba masuk dan menempatkan beberapa tumpukan berkas yang harus Toneri tanda tangani.
"Tidak. Aku hanya kasian pada Hinata jika tau kalau kau adalah pembohong ulung"

Toneri memutar matanya jenuh.
Padahal ide ini adalah saran darinya.
Kiba adalah sahabat baik Hinata sejak SMP. Dia mengenal dalam sosok Hinata yang pantang menyerah pada hidup disaat terpuruk dengan kondisi perceraiannya.
Menurut Kiba, Hinata adalah perwakilan dari ibu hebat. Namun menjadikannya wanita yang buruk dengan berpikir negatif pada setiap pria. Menjadikan Hinata sebagai pribadi yang tertutup dan membenci orang-orang kaya. Hinata seakan trauma pada masa lalunya. Dan Toneri berhasil memperoleh kepercayaan Hinata setelah satu tahun lamanya mengenal.

"Dia sungguh dingin" Toneri menutup matanya pelan. Bersandar pada kursi kerjanya, Toneri memijit pelan kepalanya yang terasa pusing.

Hinata menutup rapat pintu hatinya. Tak membiarkan siapapun masuk kedalam. Jika saja Toneri bertemu dengan mantan suami Hinata, ingin sekali ia memukul keras pria itu karena telah menyianyiakan wanita sehebat Hinata.

"Berusahalah. Hinata itu sangat baik. Dan kau cocok dengannya" Kiba memberi semangat. Menepuk pelan pundak Toneri.

Iya, Toneri tak akan menyerah semudah ini. Sejak pertama kali bertemu bahkan sebelum tau namanya, Toneri sudah jatuh hati pada sosok Hinata dua tahun yang lalu.

***

"Tidak mungkin"

Tubuh Sasuke lemas. Ia duduk bersandar pada sofa kerjanya. Coklat hangat buatan istrinya setengah jam lalu diteguk, minuman itu mulai dingin akibat Sasuke acuhkan. Syok, Sasuke berusaha meredakan jantungnya yang berpacu cepat dan berbunyi bak genderang.

Firasatnya benar. Ya, Sasuke tak pernah salah jika bicara soal insting.
Iseng, Sasuke menyewa detektif untuk menyelidiki profil Hinata selama keberadaan nya di Osaka. Berbekal rasa penasaran pada wajah Boruto dan Naruto yang begitu mirip, saat mengantar kan Boruto di toilet, Sasuke mengambil sehelai rambut Boruto sebagai sampel. Tentu tanpa persetujuan dan diketahui oleh sang istri.

If Time ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang