Satu Kebenaran

6.4K 458 25
                                        

Cerita ini hanya fiktif
Untuk Karakter masih milik Masashi Kishimoto ya,,,
Selamat membaca ❤
.
.
.

Kota Tokyo, masih dengan musim semi dimana bunga bermekaran menghiasi jalanan kota. Ini adalah kisah cinta sepihak. Ketika jam kuliah telah berakhir maka langkah kakinya akan membawa gadis bersurai indigo untuk mampir sejenak, berdiri mematung sekedar memandang sosok lelaki yang membuat Hinata jatuh hati. Rabu sore menjadi hari favorit dimana Hinata akan menghabiskan waktunya untuk melihat lelaki itu berlatih basket di lapangan.

Mata gadis itu terus menjelajahi lapangan, sosok lelaki yang dicarinya tak ada dimana pun. Keningnya mengkerut, wajah muramnya mulai nampak ketika tak mendapati pria yang selama ini Hinata perhatikan secara diam-diam. Gadis itu menunggu sejenak berharap sosok itu datang dan berlatih di lapangan seperti biasanya.

Cukup memandang dari kejauhan, Hinata tak pernah berharap lebih. Hinata bahkan sudah bahagia ketika dirinya tak dilarang untuk menaruh rasa kepada pria yang Hinata sendiri tak tau namanya.

Menyerah, Hinata mulai melangkahkan kakinya menjauh meski hatinya mengharapkannya untuk menetap. Gadis itu rela berjalan jauh dari fakultasnya ke fakultas lelaki itu hanya untuk memandang wajahnya, melihat semangatnya, dan tentu melihat senyum lebar pria itu.

"Hay"

Sebuah suara terdengar dibalik punggung Hinata. Kaget, gadis itu menoleh dan mendapati lelaki yang ia tunggu kini berada di hadapannya, menyapa dirinya dan menyunggingkan senyum lebar seperti biasa.

Gadis itu mematung.

"Kau bukan anak dari fakultas ini kan?" Tebak lelaki bersurai pirang

Hinata mengangguk malu, identitasnya ketahuan. Semakin erat buku tebalnya ia dekap di dadanya. Sungguh manis, pipi lelaki itu tanpa sadar merona merah namun berhasil tertutupi oleh senja sore.

"A-ada apa?" Tanya Hinata gagap. Sebuah kebiasaan Hinata yang sukar ia hilangkan. Rasa gugupnya muncul dan membuat omongannya terbata.
Hinata menunduk merutuki kelakuannya yang tak berubah. Lelaki yang ia cintai dari jauh ada di depannya bagai sebuah mimpi yang tak pernah Hinata duga sebelumnya dan Hinata mengacaukannya dengan sifat malu-malunya.

Gumaman kecil Hinata tak lepas dari perhatian lelaki itu. Menyembunyikan tawa gelinya, lelaki itu memandang lucu gadis yang selalu berdiri sendirian di lapangan.

Lelaki itu tau, selama ini gadis itu selalu datang memperhatikannya. Pipi merona selalu melekat pada gadis yang selalu berdiri dari kejauhan. Dan berhasil mencuri perhatian dari lelaki yang digandrungi para gadis di kampus ini.

"Boleh berkenalan?" Tanya sang lelaki ragu. Jujur saja Hinata sudah lama menarik perhatiannya.

Hinata mendongakkan wajahnya terkejut. Pandangan matanya terkejut tak percaya. Sosok lelaki yang ia kagumi, tidak, bahkan lelaki yang Hinata cintai mengajaknya berkenalan. Sungguh mimpi yang amat indah. Hinata ingin sekali pulang ke asramanya dan berteriak kencang di kamarnya.

Lelaki itu mengulurkan telapak tangannya, sembari tersenyum lebar
"Namikaze Naruto"

"Hyuga Hinata" uluran tangan itu Hinata sambut riang. Manis. Satu kata untuk perkenalan pertama mereka. Tangan gadis itu terasa begitu lembut, Hinata hanya tak tahu bahwa Naruto telah lama menaruh hati pada gadis bersurai indigo.
Sore itu, warna jingga adalah saksi bagaimana kedua mata tak sewarna itu saling bertemu dan memadu kasih.

~~~~~~~~~~

Siang mulai menyapa, menyambut orang-orang dengan hawa panas kian menyengat. Tepat pukul 12 siang, disalah satu ruangan duduk termenung lelaki yang tengah tenggelam dengan lamunan panjangnya. Tubuh lelaki itu disandarkan pada kursi kebesarannya. Lelah, mata birunya menatap kosong vas bunga diatas meja kacanya.

If Time ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang