Setelah lima tahun...

6K 448 29
                                    

Cerita ini hanya fiktif
Untuk Karakter masih milik Masashi Kishimoto ya,,,
Selamat membaca ❤
.
.

Cinta adalah harapan indah. Gadis itu selalu percaya bahwa kelak tiap manusia hidupnya pasti akan berakhir bahagia. Meski ini bukanlah dongeng sang putri, gadis itu tau Tuhan akan memberikannya waktu untuk merasakannya.

Angin musim semi berhembus bergerak seirama dengan daun pepohonan. Gadis bersurai indigo itu tersenyum manis menatap sosok lelaki yang selama ini ia kagumi dari jauh. Berdiri sendiri memandang lelaki yang dihalangi oleh pagar kawat. Iris mata birunya dan deretan gigi putih serta cengiran lebar menjadi ciri khas lelaki yang dikagumi di kampusnya. Sesekali wajahnya akan bersemu merah kala mata mereka tak sengaja saling berpandangan. Senyuman manis dari lelaki berambut pirang menjadi balasan untuknya. Benar, Hinata telah jatuh hati.

"Seandainya aku tau namanya" gumamnya sedih dengan mata yang terus mengarah ke arah lapangan.

Mata peraknya memancarkan kepedihan. Memeluk erat buku catatannya, mengenyahkan segala kisah romantis yang Hinata impikan.
Tidak. Tujuan Hinata disini hanya satu, belajar dan lulus menjadi seorang dokter. Harapannya adalah bisa membanggakan sang ayah. Cukup itu, maka hidup Hinata akan baik-baik saja.

Gadis itu melangkah pergi, meninggalkan kasihnya dengan mata indah yang tertutup poni rata miliknya. Dari jauh tanpa Hinata sadari orang yang tadi ia lihat kini berbalik memandang sedih punggung gadis yang mulai menjauh.

~~~~~~~~~~

Malam yang dingin. Malam dengan sejuta bintang nan terang di langit seolah ikut bahagia dengan pesta besar yang diadakan keluarga Uchiha. Rumah mewah keluarga itu begitu meriah dengan beribu tamu undangan yang datang. Ornamen-ornamen bernuansa putri salju terhias cantik dengan warna biru dan putih mendominasi. Sebuah pesta ulang tahun sang putri khas di negeri dongeng. Dengan dekorasi berbagai macam boneka kurcaci berjajar rapi seakan menyambut riang datangnya para tamu undangan. Suara kembang api bersorak indah di langit malam, suasana itu menunjukkan betapa sayang Sasuke kepada putri kecilnya Sarada.

Sasuke berlebihan. Pesta yang seharusnya dilakukan sederhana disulap meriah layaknya pesta pernikahan. Kesukaan Sarada pada karakter putri salju membuat Sasuke rela menghabiskan uangnya hanya untuk menyenangkan putri tunggalnya.

"Sayang jangan berlari" ingat Hinata pada sang anak yang sangat hiperaktif.

Boruto mengabaikannya. Anak berambut pirang itu berlari melepas genggaman tangannya dari sang ibu. Tertegun, mata sapphirenya berbinar memancarkan kekaguman pada pesta ulang tahun Sarada. Karakter kurcaci mencuri atensi Boruto untuk melihatnya lebih dekat yang membuat sosok pria berambut perak menyunggingkan seulas senyum.

Anak-anak dengan rasa penasaran mereka.

Sedangkan di tempat yang sama Hinata datang dengan gaun ungunya sedikit kesulitan berjalan karena lama tak menggunakan sandal berhak tinggi. Begitu cantik dengan rambut digelung menyisakan beberapa anak rambut sebagai hiasan. Olesan bedaknya begitu tipis. Hinata tampil anggun berjalan di karpet merah.

"Kau cantik" bisik seorang lelaki tampan berjas hitam disampingnya. Pipi Hinata sedikit merona.

Mencubit pelan perut sang lelaki. "Kau yang memaksaku begini" ucapnya kesal pada Toneri yang kini terkekeh. Jujur, Hinata sejak awal menolak berpakaian mencolok seperti ini. Cukup tampil sederhana agar tak terlalu terlihat oleh orang disekelilingnya. Namun Toneri dan Kiba memaksanya memilihkan gaun malam untuk tampil cantik di pesta.

Pria di samping Hinata tersenyum tulus. Jantungnya berdetak lebih kencang saat melihat Hinata dari jarak sedekat ini. Begitu cantik dan jangan lupakan tutur katanya yang halus. Hinata mungkin tak jadi yang tercantik di pesta ini, tapi Hinata adalah ratu di hatinya. Satu yang kurang menurut Toneri, hanya kepercayaan dirinya saja yang tak Hinata miliki, padahal malam ini wanita itu terlihat begitu cantik.

If Time ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang