The New Neighbour

2.1K 158 9
                                    

Argika punya rumah baru!

Iya, rumah Argika, bukan rumah ke-dua orangtua-nya. Argika berhasil membangun sebuah rumah minimalis dengan 2 lantai. Terkesan berlebihan memang untuk ditinggali sendiri, tapi  Argika juga ingin rumahnya ini nanti ditempati olehnya dan keluarganya sendiri, walau jodohnya saja belum dicari.

Hari ini jadwal pindahan Argika, dibantu oleh ke-dua orangtuanya beserta kakak dan suaminya, oh ya! jangan lupakan, Cavin, keponakan bayi-nya yang masih berumur 1,5 tahun itu, yang bukannya ngebantu malah ngerusuh, ya namanya juga anak-anak.

"Yakin ini, Ka, mulai besok sudah nempatin ini rumah?" tanya Kakaknya setelah semuanya selesai dibereskan, sebenarnya hanya tinggal beberapa barang, karena 2 minggu setelah rumahnya selesai dibangun, Argika sudah mulai mengisi barang-barang kedalam rumahnya. Sabtu kemarin diadakan Kebaktian Syukur dirumah ini, sebagai ucapan syukur kepada Sang Pencipta karena memberkati kehidupan Gika hingga ia mampu tiba di saat ini.

"Mulai hari ini dong, Ci, kok mulai besok?" kata Gika mengingatkan.

"Maksudnya cici, yakin mulai besok tinggal disini sendiri? kenapa nggak tunggu kamu sampe nikah saja sih? lagian kantor kamu kan jauh dari sini."

Benar, untuk hari ini mereka sekeluarga berencana menginap di rumah baru, tetapi mulai besok Gika mulai menempati rumah pribadinya ini sendirian, dan kalau diingat-ingat selama 31 tahun Gika hidup, baru ini hidup terpisah dengan keluarga.

"Biar belajar aja si,Ci, mungkin Tuhan belum mempercayakan anak orang untuk aku jaga ya karena aku masih belum cukup mandiri di usia sematang ini." balas Argika yang hanya diangguki oleh kakaknya. Sebagai anak bungsu di keluarga, kehidupan Gika itu bisa dibilang sepenuhnya bergantung ke Papa-Mama-nya. Bahkan diusia yang 31 tahun ini, Gika masih dapat uang saku layaknya anak sekolahan padahal dia-nya saja sudah jadi seorang Manejer yang pendapatan per bulannya itu diatas 10 juta.

"Ya saran Cici, usahakan banyak-banyak dirumah, masak, bersihin rumah. Kamu kan belum ada ART-nya. Jadi selama ART-nya masih belum ketemu, jangan sampai rumah kamu berantakan ya.."

"Beres itu mah, kan aku juga punya tanaman yang harus dirawat diatas." kata Gika menyanggupi. karena Gika yang hobby bercocok tanam, rooftop rumah Gika dijadikan kebun buatan.

☆▪☆▪☆▪☆

Jarak rumah baru Gika ke tempat ia bekerja terbilang cukup jauh, Gika harus berangkat jam setengah 8 pagi agar bisa tiba di kantor tepat waktu. Hari ini, Gika harus mengantarkan kakaknya terlebih dahulu ke rumah sakit tempat beliau bekerja. Gika membuka gerbang dan mengeluarkan mobil dari garasi, sambil menunggu kakaknya, ia memainkan ponsel sebentar.

"Mbak, kerja di rumah ini?" Gika mengalihkan pandangannya dari ponsel ke sumber suara tersebut.

"Ehm, iya. Kenapa ya, Bu?" Seorang perempuan yang sedang menenteng kantong kresek berisi belanjaan menjawab pertanyaan si Ibu tadi. Tampaknya dia baru pulang dari pasar.

"Mbak nginep apa pulang?" Tanya si ibu lagi.

"Nggak, Bu. Saya tinggal disini." Jawab si perempuan itu lagi.

"Oh gitu. Maaf yah." Si Ibu itu berniat melangkahkan kakinya menjauh, namun Gika yang tanggap segera memanggilnya.

"Bu! Sebentar!" Si Ibu itupun berhenti berjalan, sedangkan si perempuan tadi sudah masuk ke rumah tetangga depan Gika.

"Ibu sedang mencari pekerjaan ya?" Tebaknya.

"Iya, Mas. Ada lowongan?"

"Kebetulan saya sedang mencari ART sih kalau ibu nggak keberatan." Kata Gika. Mendengar kalimat Gika itu, si Ibu tampak senang.

Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang