Begin

794 63 4
                                    


"Hai.." sapaan dari seseorang terdengar di telinga Harla ketika ia baru saja menduduki kubikelnya. 

Harla menolehkan kepala ke arah sumber suara tersebut untuk mengetahui siapa pemiliknya.

"Oh, hai." Balasnya ketika menemukan seorang pegawai perempuan di kubikel sebelahnya.

"Nggak usah kaku gitu, gue anak magang juga. Nama gue Chiara. Panggil Chia aja." Kata siperempuan tersebut.

"Harla," balas Harla singkat.

"Ada 4 orang yang magang di divisi ini. Itu yang cowok pake kecamata, namanya Farlo. Namanya hampir-hampir mirip kan sama lo?" Harla mengikuti arah pandang Chiara dan menemukan seorang pria yang sedang sibuk dengan komputernya.

"Dia udah dapet tugas, makanya langsung sibuk gitu." Kata Chia lagi yang diangguki oleh Harla, pertanda bahwa ia mengerti informasi yang diberikan oleh Chia.

"Di belakang kita ada Shilla sama Deon." Katanya lagi.

"Shil, On. Kenalan dulu nih sama Harla." Sepasang insan manusia yang sedang sibuk dengan obrolannya pun membalikkan badannya karena mendengar ucapan Chia.

"Hai, Har. Gue Shilla dan dia Deon. Denger-denger, dari berapa orang yang magang di divisi ini, lo doang yang mahasiswa, ya?" Shilla langsung memberikan pertanyaan setelah ia memperkenalkan diri.

"Ehm, kurang tau deh gue. Kalau lo semua bukan mahasiswa lagi, yaudah, berarti emang cuma gue." Kata Harla menjawab pertanyaan Shilla.

"Lah, iya. Bener juga, ngaco nih pertanyaan si Shilla." Kata Deon.

"Lo pada belom ada kerjaan? Nggak mau minta sama kepala divisi?" Tanya Chia kepada Shilla dan Deon.

"Lo sendiri gimana, neng? Nyuruh-nyuruh bae." Kata Shilla.

"Gue udah dapet, ini mau ngerjain bentar lagi. Mending lu pada balik kanan lagi deh." Kata Chia yang dipelototi oleh Deon.

"Bener-bener deh." Deon dan Shilla segera berbalik badan setelah melihat sang atasan keluar dari ruangannya dan berjalan menuju kubikel mereka.

"Har, ini tugas kamu untuk hari ini. Tolong periksa data pemasukan dan pengeluaran. Kalau untuk ini, ngerti lah ya. Karena yang dipake cuma akuntansi dasar. Tapi perhatikan baik-baik angka-angkanya, karena kekurangan 1 angka saja sangat berpengaruh." Pak Gika datang dengan beberapa file ditangannya dan langsung diserahkan ke Harla.

"Rumus-rumus Excel udah paham kan penggunaannya? Setelah selesai kamu kerjakan, tolong langsung kirim ke e-mail saya, ya. Sudah tersimpan di kontak e-mail yang terdapat di komputer kamu." Kata Pak Gika lagi.

"Baik, Pak." Harla mengangguk paham.

"Kalau ada yang nggak kamu ngerti, kamu bisa datang ke ruangan saya untuk bertanya. Semangat!"

Semua orang di ruangan itu, terkhusus yang sudah lama bekerja dengan Gika, tentu saja bingung dengan keramahan sang atasan  kepada si karyawan magang yang baru saja mereka saksikan.

☆▪︎☆▪︎☆▪︎☆

"Hari ini gue ke kantor, ya, Ka. Laporan bulan ini jangan dikasih ke Kak Erden" pesan itu Gika terima dari Pak Evan, atasan Gika. Bosnya yang satu ini memang kerap menggunakan bahasa yang santai jika berbicara padanya, mungkin karena mereka seumuran. Meski Gika merasa canggung sebenarnya dengan jenis bahasa yang digunakan Pak Evan.

  "Baik, Pak." Balasnya singkat.

Gika menyalakan laptopnya, menyiapkan file laporan yang harus ia serahkan ke Pak Evan hari ini.

Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang