EGOTISTIC

468 43 1
                                    

"Nan eonjena neo-neo-neo-neo hae

Neon eonjena na-na-na-na hae

Hmm, ttiya-iya, ttiya-iya
Ne meotdaero jungsimi dwae
Neon neoman saenggakhae
Geureol geomyeon neo-neo-neo-na hae hey yeah
Hmm, ttiya-iya, ttiya-iya
Ne meotdaero gulmyeon an dwae"

 "Yehh!!" Suara sorakan bergemuruh didalam studio berukuran 3 x 3 ini, latihan terakhir sebelum pertandingan utama pada besok hari. Setelah beberapa kali mendapat ancaman akan dikeluarkan dari Band, akhirnya Harla berhasil untuk mempertahankan posisinya dengan mengikuti latihan dengan baik selama seminggu ini. 

   "Ketemu besok ditempat pertandingan ya guys, jangan lupa, kita perlu reherseal dulu soalnya." kata Vidan mengingatkan, karena peserta yang lumayan banyak, jadi mereka mendapat giliran reherseal 30 menit sebelum kontes dimulai. 

    "Har, besok lo mau jalan sendiri apa jalan sama gue?" tanya Vidan kepada Harla. 

    "entar gue kabarin deh, soalnya gue belum nanya Harfif bisa nemenin gue atau nggak." jawab Harla, 

    "Nah, itu Harfif dateng." Vidan mengarahkan pandangannya kepada Harfif yang barusaja memasuki studio, sepertinya dia berniat menjemput Harla. 

    "Har, udah selesai belom?" tanya Harfif kepada Harla. 

   "Udah, ini baru aja selesai. O iya, besok lo bisa nemenin gue nggak?" jawab Harla sembari memberikan pertanyaan lainnya.

   "Iya, besok gue nemenin lo. jadi udah bisa pulang? Mama mau ngomong katanya." balas Harfif. 

   "Yaudah, Dan. Gue sama Harfif besok, jadi lo jalan aja. Oh iya, gue pulang duluan ya." Kata Harla memberitahu keputusannya sekaligus berpamitan, 

   "Duluan ya guyss,,, see you tomorrow." ia juga tak lupa pamit kepada teman-temannya yang lain, setelah mendapat respon dari teman-temannya, Harla keluar dari studio itu diikuti oleh Harfif. 

   Harfif berjalan dengan terburu-buru, membuat Harla bingung dengan tindakannya. 

  "Kenapa sih, Fif?" tanyanya.

  "Hasil lab lo kurang bagus, coba tebak apa yang bakal Papa Mama lakuin ke elo?" tanyanya, Harla terdiam sejenak. Dia berfikir untuk kabur saja malam ini, dia tidak siap dengan apa yang akan orangtuanya ucapkan, meski sebenarnya dia tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh ke-dua orangtuanya.  

   "Jangan berfikir untuk kabur, sebenarnya Mama ngelarang gue buat ngasih tau lo, sih. Cuma gue mau lo persiapin diri sama kemungkinan-kemungkinan yang ada." peringat Harfif, sepertinya dia bisa membaca isi pikiran Harla. 

☆◼︎☆◼︎☆◼︎☆

  "Ya jangan gitu dong, Mah. Proposal aku udah selesai, udah ditandatangani sama dekan juga. 2 bulan lagi tinggal berangkat." Tolak Harla ketika orangtuanya mengatakan bahwa ia tidak bisa ikut KKN diluar kota karena kondisi kakinya yang tidak menunjukkan perkembangan apapun. Harla ini mau sembuh tapi jadwalnya terlalu sibuk hingga tidak bisa rutin terapi. Ingin rasanya orangtuanya meminta agar dia keluar dari band saja, tapi mereka sadar bahwa hanya itulah yang membuat hidup anak mereka berwarna, dan tak lagi abu-abu seperti beberapa tahun yang lalu. Dan kalau ditanya apakah proposalnya sudah ditandatangani oleh Dekan, jawabannya sebenarnya belum, masih banyak yang perlu direvisi. 

   "Ya kamu nggak bener terapinya, kalau kamu tiba-tiba sakit disana gimana? nggak ada yang bisa urusin." kata Sharon menjelaskan. Susah memang memberitahu Harla ini, dia akan sangat keras kepala jika sudah menginginkan sesuatu. 

Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang