FANCY

386 37 1
                                    



   Menjadi seorang anak pemilik sebuah gedung serbaguna yang biasa disewakan memang tidak mudah, Gika harus rela menghabiskan hari Minggu-nya disini, mengawasi penyewa gedung agar tidak terjadi apa-apa pada gedungnya.  Tidak hanya itu, ia juga harus menjaga sang keponakan karena babysitter-nya libur dihari Minggu dan Kakaknya sedang mengantar Orangtua mereka ke Bandara. 

Curang!! masa' mereka enak-enakan liburan ke Swiss, tapi kerjaan mereka disini malah diurusin Gika, sih? 

   Sambil menggendong Cavin, Gika berkeliling memeriksa kondisi gedung, tak lupa ia memasang penutup ketelinga Cavin karena gedung yang mereka periksa sedang tidak hening sama sekali, malah terkesan berisik banget! Cavin tidak akan nyaman jika tidak dipasangi penutup telinga, dan jika ia tidak nyaman maka dia akan rewel, Gika harus segera pulang jika hal tersebut terjadi. Ia duduk sebentar ketika sudah selesai memeriksa seisi gedung yang digunakan oleh penyewanya, ia melepaskan Cavin dari gendongannya dan membiarkan bayi itu melangkahkan kaki-kaki kecilnya kearah pot bunga disamping mereka. Ia juga menyiapkan makan siang anak itu selagi Cavin sibuk dengan boneka kucingnya didekat pot bunga, Cavin baru bisa berjalan, dan itu membuatnya semakin aktif.

  Pot bunganya aman, kok! Cavin belum bertingkah bar-bar soalnya.

   Setelah berhasil menyiapkan makan siang Cavin, Gika memanggilnya. Beruntung Cavin tidak berulah kali ini, dia langsung datang pada panggilan pertama. Gika mendudukannya dikursi dan mulai menyuapinya makanan. 

  Udah jadi Bapak idaman belum?

    "Gika! lo disini juga?" seseorang menganggu aktivitas Gika dengan menyapanya, Gika mengalihkan pandangannya dari Cavin kepemilik suara tersebut.

   "Loh, Bapak sendiri ngapain disini?" Gika balik bertanya ketika mendapati Evan yang memanggilnya, ia tampak bingung dengan kehadiran atasannya tersebut. 

  "Gue lagi nemenin mahasiswa buat tanding, elo ngapain?" Gika ber'oh' ria setelah mendapat jawaban dari Evan,

   "Disuruh Mama buat ngawasin gedungnya, Pak." jawab Gika seadanya, kini ia kembali fokus kepada Cavin. Ia dapat melihat pergerakan Evan dari sudut matanya yang kini duduk disamping Cavin, 

   "Anak lo, Ka?"

  "Eh, tapi jari manis lo kan masih kosong." Evan yang bertanya ia pula yang menjawab, Gika hanya bisa merutuki bos-nya tersebut didalam hati. 

    "Tapi kok mirip banget sih sama lo?"

    "Anak Kakak Saya, Pak. Saya mirip sama Kakak Saya, wajar kalau Cavin jadi keliatan mirip saya juga." Kata Gika menjelaskan, Evan mengangguk-angguk tanda ia paham. Ia menyapa Cavin, tapi Cavin mengabaikannya.

  Belajar darimana, heh? 

    "Kalau gitu, gue pergi dulu yah, kontesnya udah mau mulai. Lo nggak ikutan nonton?"

   "Tunggu Cavin selesai makan siang dulu, Pak." Kata Gika lagi, ia memang harus sabar dalam menjawab segala pertanyaan dari Atasannya tersebut.

    "Yaudah kalau gitu gue duluan, deh."

    "Padahal acaranya udah mulai daritadi, kenapa Pak Evan ngomongnya baru mulai? Apa mungkin sekarang grup dari Kampusnya yang tampil?" Bathin Gika bertanya-tanya. 

    ☆▪︎☆▪︎☆▪︎☆

 "Iya, Ma. Aku nggak bakal pulang malem, kok. Nanti aku langsung pulang abis tampil, biar Vidan yang nungguin pengumumannya."

Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang