BLUE FLAME

376 32 15
                                    

  Kegiatan KKN Harla berjalan dengan lancar untuk bulan pertamanya, hubungannya dengan Gika pun berjalan dengan baik. Berbanding terbalik dengan pernyataan Pak Evan beberapa waktu yang lalu, Gika sama sekali bukan orang yang posesif. Pria itu tidak masalah meski Harla harus menghabiskan waktunya bersama dengan rekan pria-nya, bahkan Gika malah menjadi sosok yang paling dewasa dalam hubungan mereka. Gika sabar dengan rasa cemburu Harla yang kadang berlebihan.

   Ya, jadinya Harla yang cemburuan. 

  "Jadi, pembagian tugasnya udah pas?" Vidan selaku ketua tim KKN mereka menanyai pendapat mereka soal pembagian tugas untuk mencari bahan laporan, mereka sudah mulai menyusun laporan bagian teori-teori pendukung. 

  "Pembagian tugasnya sih udah pas, cuma kalau nyari bahan laporan keknya harus kekota ya?" Vevi bertanya, Vevi memang jadi bergabung dengan tim mereka setelah dia tidak menemukan tim KKN yang bersedia menerimanya. 

   "Iya, soalnya nggak mungkin tersedia didesa-desa begini sih." Kata Vidan lagi, 

    "Kenapa laporannya nggak disusun pas kita udah di Jakarta aja sih?" salah satu peserta KKN mengungkapkan pendapatnya. 

  "Bisa aja sih, tapi pasti nanti bakal keburu-buru. Apalagi bulan Desember ke Januari kita itu banyak liburnya," kata Vidan menjelaskan. 

   "Ya kita ngerjain pas hari liburnya, soalnya kan kita sekarang lagi sibuk nih sama program masing-masing, takutnya malah kececer." lanjut simahasiswa itu lagi. 

   "Atau, kita bisa ngerjain yang kata pengantar sama pendahuluan. Kalau yang teori-teori pendukung itu keknya nanti di Jakarta aja, kita juga nggak tau materinya ada disini atau nggak." katanya memberi usul. 

  "Kalau masalah itu sih tergantung sub kelompok ya, kan laporan anak akuntansi pasti beda sama anak arsitektur, beda juga sama anak pertanian. Gue cuma nyaranin kan, terus teman-teman tadi langsung pada usul bagi tugas. " kata Vidan lagi, total ada 16 orang yang tergabung dalam tim ini dan dibagi menjadi 4 sub kelompok menurut jurusan masing-masing. Dan sepertinya simahasiswa ini tidak menyimak pembicaraan dari tadi. 

   "Har, sebenarnya lo daritadi dengerin nggak sih?" Vidan menatap Harla yang tampak sedang linglung tersebut. Ya, mahasiswa yang mengungkapkan pendapat tidak sesuai tersebut adalah Harla. Ia merasa sudah mengerti apa yang sedang mereka bicarakan, tapi sepertinya dia tidak mengerti sama sekali. 

  "Sorry, keknya gue lagi kurang fit jadi nggak bisa nangkep inti dari pembicaraannya." Harla meminta maaf atas keteledorannya. 

  "Gue lagi banyak pikiran," lanjutnya. Vidan menghela nafas untuk menenangkan dirinya sendiri setelah mendengar ucapan Harla. 

   "Lo boleh istirahat." kata Vidan, ia mengusir Harla dengan halus, Harla menggelengkan kepalanya karena ia menolak usulan Vidan. 

  "Gue masih mau ikut rapat." katanya, 

   "Nggak bakal guna, udah lo istirahat aja." kata Vidan tegas, dengan berat hati, Harla pun meninggalkan ruang tengah tempat dimana mereka sedang mengadakan rapat. Hari ini hari Jumat dan sedang ada pilkades didesa tersebut sehingga mereka diliburkan. Perangkat desa sempat menawarkan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut tapi mereka menolaknya, mereka tidak akan ikut campur dalam urusan politik apapun. 

   Seharian ini, Gika belum ada kabar apapun yang membuat Harla bertanya-tanya apa yang terjadi dengan pria itu. Tidak biasanya pria itu tidak mengabarinya dipagi hari untuk memberitahu semua kegiatannya dalam sehari sehingga Harla tidak perlu menunggui kabar darinya kalau semisal Gika tidak menghubunginya. Harla membaringkan tubuhnya dikamar, diatas tikar yang mereka gunakan sebagai alas tidur, ia memeriksa ponselnya sambil berharap ada pesan baru dari seorang pria yang ia namai 'My persona' dikontak ponselnya tersebut. 

Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang