EVERLASTING FRIEND

491 33 1
                                    





  10 Januari 2020

  Harla menatap pantulan dirinya dicermin, dibalut dengan gaun cantik yang didesain Arlyn khusus untuknya membuatnya tampak anggun. Dia gugup, Gika saat ini sedang dalam perjalanan dari rumah orangtuanya untuk menjemputnya. Harla tidak pernah membayangkan bahwa ia akan melepaskan masa lajangnya diusia 23 tahun, ya dia memang pernah berencana menikah diusia 18, tapi tak pernah ia berharap jodohnya akan datang 5 tahun setelah ditinggal pergi oleh kekasih hatinya. 

   2 minggu belakangan ini mereka disibukkan dengan upacara adat, seperti martuppol (bertunangan) dan juga acara siraman, Gika dan Harla sudah dipingit sejak saat itu. Harla tak mampu menahan senyumnya ketika mengingat-ingat kembali perjalanan cintanya dengan Gika yang terbilang cukup aneh, mereka bahkan belum ada 1 tahun bertemu. Pada awalnya, Gika hanyalah seorang tetangga baru yang sangat mengesalkan, kemudian pria tersebut menjadi atasannya dikantor, dan sekarang dalam hitungan jam, pria tersebut akan menjadi suami Harla. Kata orang, jodoh memang tidak ada yang tahu, jika Tuhan menakdirkan, maka musuh bebuyutanmu sekalipun bisa menjadi jodohmu. 

   Hingga saat ini, Harla masih tidak percaya kalau pada akhirnya dia akan menikahi tetangganya sendiri. Dulu, dia memang berencana menikah dengan tetangganya juga, namun setelah kepergiannya, Harla tidak menyangka bahwa ia akan mengalami kisah yang sama. Yang membedakannya adalah, sudah tak lagi ada Pak Evan yang menganggu hubungan mereka. 

  "Mama kenapa nangis?" tanya Harla ketika melihat pantulan sang Ibunda yang sedang menangis melalui cermin. Mama Sharon masih tetap menangis sehingga ia tak bisa menjawab pertanyaan putrinya, 

   "Jangan nangis dong, Mah. Make up Mama luntur nanti," kata Harla, ia mencoba menenangkan sang Mama. 

   "Kok kamu nggak sedih sih? padahal kan bentar lagi pisah sama Mama." jawab Mama Sharon pada akhirnya, 

  "Aelah, Mah. cuma pisah 5 langkah doang, kalau aku malas masak, bisa kali numpang makan dirumah." Balas Harla lagi, 

   "Ya tetep aja nggak sama, Mama pasti bakal kangen deh ngomelin kamu." Harla mendelikkan matanya karena ucapan sang Mama tersebut, 

   "Iya, aku pasti juga bakal kangen diomelin sama Mama." ucapnya datar, 

   "Kok kamu keliatan santai banget sih? nggak sabar ya kamu mau pisah sama Mama?" tuduh Mama Sharon tiba-tiba, 

   "Iya, Mah, nggak sabar banget." ucap Harla lagi, Mama Sharon mencebik ketika mendengar balasan Harla tersebut. 

   "Aku kabur aja kali, ya, Mah!" Harla sukses membuat sang Mama melotot.

  "Apa-apaan? kok malah kabur?" tanya beliau dengan nada suara yang tinggi, 

   "Ya biar bisa terus-terusan jadi putri Mama yang selalu setia nemenin Mama, kan biar bisa Mama omelin." Jawab Harla santai, 

   "Ya, enggak gitu juga kali. Au ah, kamu ngeselin." Mama Sharon berdecak sebal karena Harla yang seperti meremehkan kegelisahan dan ketidakinginannya berpisah dengan putrinya itu, Harla mendekati beliau yang duduk diatas ranjangnya, kemudian ia duduk bersimpuh didekat kaki ibunya tersebut. 

   "Mah, mungkin hari ini aku akan berubah status jadi istri anak orang, tapi putrimu yang bernama Harla ini akan tetap menjadi putri Mama selamanya, nggak ada yang bisa ngubah itu. Mungkin aku akan ninggalin Mama, tapi kasih sayang aku akan tetap menjadi milik Mama. Biarpun anakmu ini tak lagi tinggal bareng Mama, tapi Mama adalah pemilikku yang paling utama. Jangan nangis, Mah, aku bisa milih nggak nikah hari ini jika Mama yang minta." kata Harla, perkataan yang sangat romantis hingga membuat sang Mama menitikkan air mata lagi. Ia memberi isyarat Harla untuk duduk didekat beliau, setelah itu, ia memeluk Harla, memberikan beberapa nasihat terakhir sebelum sang putri melabuhkan dirinya kedalam bahtera rumahtangga. 

Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang