Pulang kerumah tanpa ditemani sang kekasih, Cek!!!
Hari kepulangan Gika kerumah hanya ditemani oleh Evan, ya, seperti biasa, Gika tidak memberitahukan jadwal kepulangannya dari rumahsakit kepada keluarganya. Bukan disengaja, tapi Gika lupa bahwa ia sudah berbaikan dengan mereka 2 hari yang lalu. Terbiasa menyelesaikan urusannya sendiri tanpa bantuan dari keluarganya sejak dulu membuat Gika kesulitan menyesuaikan diri dengan hidupnya yang baru bersama dengan mereka.
"Menurut lo, bagusnya gue beli mobil yang mana, ya?" Gika menanyai pendapat Evan tentang calon mobil baru ya, hari kepulangannya ini sungguh sangat produktif. Ia mencari-cari katalog mobil melalui laptopnya.
"Ya, lo butuhnya mobil yang gimana? inget, bentar lagi nikah. Pasti kebutuhan akan kendaraan juga berbeda." nasihat Evan,
"Iya, gue juga maunya mobil yang biasa aja, kok. Makanya pilihannya udah gue persempit jadi gini." Kata Gika, ia menunjukkan layar laptopnya kearah Evan dan muncullah beberapa jenis mobil yang dikatakan oleh Gika dilayar tersebut. Yah, dan entah kapan Gika membuat Slide-slide PPT ini yang menyampaikan spesifikasi beberapa mobil dengan sangat detail.
"Gue harus berhasil presentasi didepan Harla nanti, biar dia setuju gue beli mobil baru. Dia ngotot perbaikin mobil lama aja, nggak tau dia seberapa hancurnya itu mobil." lanjut Gika sambil curhat.
"Makanya kasih tau."
"Nggak ah, yang ada gue diomelin entar gegara berkendara sambil ngebut." Evan mendesah, pria ini calon tipe suami yang takut istri. Harla belum resmi menjadi istrinya, tapi Gika sudah ketakutan seperti ini. Seberapa mengerikan kah omelan Harla itu?
"Ka," panggil Evan,
"Hem,"
"Bukannya lo udah baikan sama keluarga lo? kenapa lo nggak minta tolong Kakak lo aja buat bantuin lo milih mobil? kan bagus tuh buat mempererat hubungan lo berdua." usul Evan, Gika melotot.
"Gue udah maaf-maafan sama Geka, tapi maaf aja nih, gue lebih nyaman ngobrolin masalah pribadi ke lo daripada ke dia. Apalagi pas dia cerai, jiwa iblis gue ketawa-ketawa gitu, nggak enak gue, udah maaf-maafan tapi pas dia dapat musibah malah gue syukurin." curhat Gika, ia menutup laptopnya dan memfokuskan pandangannya kearah Evan. Evan menaikkan sebelah alisnya karena bingung dengan ucapan Gika.
"Lo nggak ikhlas ya maafinnya?" tebak Evan.
"Menurut lo gitu ya?"
"Kok malah nanya gue? kan elo yang ngerasain, gimana sih?" Evan semakin bingung dengan Gika.
"Dari dulu, perminta-maafan mereka yang gue tunggu-tunggu, pas mereka semua minta maaf, gue lega banget. Kek udah nggak ada beban lagi, happy aja gitu gue. Tapi gue masih canggung banget, nggak terbiasa sama sikap mereka yang sekarang, tapinya lagi nih ya, pas Geka kemaren cerita kalau dia cerai sama Jane, gue seneng, gue ketawain dalam hati. Miris banget idupnya, udah nggak dicintai, diselingkuhi, diusir pula dari tanah Swiss dengan duit yang cuma cukup buat pulang ke Indonesia doang." Sekarang Gika asyik menggosipi Kakaknya sendiri kepada Evan yang notabenenya adalah orang asing.
"Mana nganggur lagi dia tuh, udah gitu sok-sokan beli apartemen. Sisa duit bukannya dibikin modal usaha malah beli apartemen. Minimal dapat kerja dulu kek baru beli, nggak cerdas banget emang, pantes aja diceraiin Jane." lanjut Gika, dia terlalu semangat membongkar semua keburukan sang Kakak.
Nih anak, dendam banget keknya. Nggak ada gunanya mereka maaf-maafan, si Gikanya kelakuannya kek setan yang lupa tobat. Semangat banget ngata-ngatain abangnya. Jadi kasihan sama Geka punya adek macam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)
RomanceHighest rank: rank 1 dalam lovehaterelationship rank 1 dalam officelovestory Si Cowok mikirnya si ceweknya pembantu, tapi kok modis? Si Cewek mikirnya si cowok ini udah nikah, suami istri kok mirip? Ini tentang Argika Demian Hutomo yang penasaran s...