Pria itu masih sibuk membolak-balikkan beberapa lembar soal latihan. Padahal, ia tahu bahwa sekarang waktu belajarnya sudah habis. Namun, apa salahnya mencerdaskan otaknya yang bodoh itu? Ia mengerjapkan matanya sejenak untuk sekadar beristirahat. Rasanya pusing sekali kalau sudah melihat banyak tulisan begini.
Tapi, dia suka Sastra. Suka sekali menulis lagu apa saja yang muncul di dalam kepalanya. Bahkan, ketika buang air besar pun, tak masalah baginya. Pria berzodiak pisces itu masih bersantai dan duduk di sofa ruang tamu sendirian. Entah, sudah berapa lagu yang selesai dibuatnya hari ini.
Kebiasaannya sedari pulang sekolah memang begitu. Ganti baju, mengerjakan PR-nya kalau ada, kemudian membuka catatan kecilnya. Corat-coret dan akhirnya menjadi sebuah potongan lirik yang sudah lumayan banyak ia selesaikan dari tadi. Ia pulang cepat, sebab hari ini guru killer itu tidak memberikan banyak tugas untuknya.
♛┈⛧┈┈•༶"Yoon, makan dulu."
Ibunya berteriak dari dapur, setelah selesai memasak untuk makan siang mereka.
Ia menghela napasnya kasar. Malas sekali beranjak dari tempat nyaman itu. Padahal, ini juga untuk mengisi perutnya.
Tapi, jangan salah. Pria itu bisa saja tidak makan seharian kalau Ibunya tidak mengingatkan. Padahal, dia yang punya perut. Tapi, memangnya Tuhan sengaja menciptakan dia tanpa rasa lapar, ya?
"Yoongi Hyung, minggu depan sekolahku akan mengadakan outing class." Ujar sang Adik yang tiba-tiba sudah duduk di sampingnya. Min Jungkook namanya.
"Uang lagi?"
Jungkook mengangguk tanpa berujar. "Cicilannya boleh langsung dibayar besok."
Yoongi terdiam. Pikirannya sudah bercampur aduk jika Adiknya satu ini sudah mengeluh soal keuangan untuk kebutuhan sekolahnya. Bingung, ia mau bekerja sekeras apa lagi sekarang? Penghasilan bulanannya hanya habis untuk menyekolahkan sang Adik yang kini masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Ibunya juga hanya seorang pedagang asongan.
Setiap hari berjualan Bungeoppang di pinggir kota. Berangkat pagi, pulang malam. Yah, begitu saja tiap hari. Tapi, hari ini bahan-bahan sedang kosong. Ibunya tidak bisa berjualan, karena uangnya juga kurang. Mau berjualan bagaimana? Sering kali sang Ibu meminta izin kepada Yoongi untuk coba meminjam uang kepada rentenir, namun Yoongi selalu tidak mengizinkan.
Omong-omong, Ibunya bekerja sendirian. Lalu, Ayahnya?
♛┈⛧┈┈•༶
"Ayolah, Hyung. Aku malu. Teman-temanku semuanya sudah membayar cicilannya separuh. Tapi, kata kepala sekolah kecuali aku yang tidak bisa membayar cicilannya." Ujar Jungkook.
"Kenapa?"
"Tunggakan bayaran tiga bulan yang lalu belum dibayar, aku pasti dilarang ikut."
"Ya sudah, biar saja. Tidak usah ikut sekalian juga tidak masalah, kan?" ketus Yoongi pada Adiknya.
"Tapi, outing class itu syarat untuk kelulusan, Hyung."
Yoongi langsung terdiam. Jika sudah menyangkut hal itu, dia tidak bisa lagi membantah. Ia tidak ingin Adiknya berhenti di tengah jalan. Harus sekolah, bahkan bila perlu sampai ke Universitas. Tak masalah dirinya banting tulang menyekolahkan sang Adik dan membantu Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be Your Girlfriend? [REVISI] ✔
FanfictionMencintai seorang Min Yoongi harus senantiasa memiliki kesabaran yang luar biasa. Pria yang menderita kelainan "Social Phobia", kecil kemungkinan untuk bisa didekati. Sikapnya yang cuek dan masa bodo, membuat gadis yang berniat mendekatinya perlahan...