"Tidak ingin pulang?"
Yewon terkejut bukan main, kala pria itu tiba-tiba sudah berada di sampingnya.
Setelah mengucek mata, Yewon segera mengumpulkan nyawanya yang masih setengah sadar kala merasakan tangan Yoongi mengusap surainya.
"Yoon? Sudah selesai semua?"
Yoongi tersenyum dan mengangguk, menatap gadis itu tanpa berbicara.
Oh, Tuhan. Ada apa dengan Min Yoongi ini? Sikapnya sulit sekali ditebak. Tadi siang, cueknya luar biasa. Namun, mengapa sekarang begitu manis padanya? Meski hanya sekadar tersenyum tanpa membalas pertanyaannya, Yewon sudah sangat bahagia. Mendapat senyuman saja cukup bagi Yewon.
Gadis itu bahkan menepuk pipinya berulang kali. "Ini bukan mimpi, kan?"
Pertanyaaan itu terus berputar di dalam kepalanya. Yewon hampir tidak percaya jika ini Yoongi. Mungkin dia orang lain, tapi menyamar jadi Yoongi. Selama ini, Yewon hanya mengenal wajah dingin dan cuek dari pria itu. Tapi, ini benar-benar kenyataan. Yewon sampai tersenyum sendiri dibuatnya.
"Tuhan, aku tidak ingin bangun sekarang. Biarkan aku bermimpi seperti ini. Aku senang sekali," ujar Yewon tanpa sadar.
Yoongi mengerenyitkan dahi. Aneh, dan ... apa yang dia katakan? Mimpi?
Akhirnya, Yoongi memutuskan untuk mencolek pundak gadis itu. "Hei, ingin pulang, tidak? Mau kutinggal?"
Yewon segera menyadarkan diri dari lamunannya. "Ah, maaf, Yoon. Iya, kita pulang sekarang, ya."
"Tapi, maaf. Sepertinya kau pulang duluan saja."
Gadis itu sontak menatap Yoongi dan membulatkan pupil matanya. "Kenapa, Yoon?"
"Aku harus pergi ke suatu tempat lagi," jawab Yoongi datar. Mengambil barang-barang sekaligus jaketnya untuk dipakai.
Yewon terlihat bersedih sekaligus kecewa dengan pria Min itu. Dari siang menunggunya, setelah selesai ingin ditinggal begitu saja?
Jika kalian di posisi Yewon, apakah masih ingin mengejar cintanya ... atau sekiranya mendekati tipe pria kulkas macam Yoongi?
"Aku ikut!"
Yoongi menghela napasnya kasar dengan raut wajah yang terlihat lelah kala gadis itu menahan pergerakannya yang ingin pergi. Padahal, dia hanya ingin membuat Yoongi bisa melepas penatnya sedikit. Menghibur atau sekadar mengajaknya jalan-jalan.
"Kim Yewon, ini sudah malam. Sebaiknya kau pulang."
Sebenarnya, gadis itu menyesal bukan main. Tapi, dia masih bisa sabar. Sebab, sudah sering diperlakukan begini padanya. Terkadang, Yewon sampai berpikir. Apa selama ini dirinya masih kurang untuk meluluhkan hati Min Yoongi itu?
Sungguh, menyukainya adalah cobaan terberat bagi Yewon. Gadis itu tetap memperlihatkan senyuman untuk Yoongi. Sebetulnya, kesal. Tapi, apapun yang Yoongi katakan, dia akan senantiasa melakukannya.
"Ya Tuhan, bagaimana lagi aku bisa bertahan menghadapinya? Atau, kulepas saja pria ini?"
♛┈⛧┈┈•༶
Sekarang, Yewon hanya bisa terus meringis di dalam hati. Inginnya menyerah saja pada pria itu. Yewon juga harus tahu diri. Mungkin, memang dia tidak pernah membuat Yoongi tertarik padanya, walaupun sedikit. Sering kali Yewon merasa putus asa begini. Tapi, entah apa yang membuat gadis itu akhirnya lebih memilih untuk tetap bertahan sampai sekarang.
Padahal, Yoongi tidak pernah membalas perlakuan manis pada dirinya. Yewon cukup dibilang kebal untuk mengejar pria itu. Sering kali dia menangis sendirian, karena tidak kuat lagi bertahan. Seperti saat ini, rasanya ingin sekali Yewon berlari meninggalkan pria itu. Air matanya tidak kuat lagi ia tahan. Hatinya sangat sakit, akhirnya mengalir juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be Your Girlfriend? [REVISI] ✔
FanfictionMencintai seorang Min Yoongi harus senantiasa memiliki kesabaran yang luar biasa. Pria yang menderita kelainan "Social Phobia", kecil kemungkinan untuk bisa didekati. Sikapnya yang cuek dan masa bodo, membuat gadis yang berniat mendekatinya perlahan...