Hari ini cuacanya cukup mendukung. Tidak terlalu panas dan tidak hujan juga. Sejuk. Yewon merasakan kulitnya yang dingin karena hembusan angin. Dia nyaman dengan cuaca ini.
Tapi tidak seperti hatinya. Tekatnya sudah bulat untuk menjauhi pria itu. Walaupun berat, namun kali ini Yewon mendengarkan apa yang dikatakan teman-temannya. Mencoba. Entah berhasil atau tidak.
Ini hari libur. Tapi Yewon sudah bangun dari awal. Disuruh ibunya berjooging. Sebenarnya kalau libur, dia malas bangun pagi. Bangun tengah hari atau di senin pagi. Ya, tidur empat puluh delapan jam. Bisa dibayangkan? Oh, itu biasa baginya.
Tidak makan, tidak mandi. Hanya mendekam diri di kamar. Tidak keluar ataupun sekiranya menonton televisi untuk menghibur diri. Tapi Yewon lebih memilih bergulingan di kasur empuknya. Nyaman saja.
[ ]
"Yewon-ah, ibu pergi dulu. Jaga rumah baik-baik ne?" ujar ibunya. Sudah rapih dengan parfum aroma khasnya. Yewon bisa mencium harum itu.
Gadis itu menarik lebar-lebar bibirnya ke atas, "Ibu mau kemana?"
"Ke toko butik biasa."
Tiba-tiba kedua pupil matanya membulat sempurna. Wajah itu mendadak tersenyum sumringah. "Aku ikut ya?"
Ibunya mendengus, "Ingin bertemu Yoongi lagi?" pekiknya.
..
.
.
.
.
.
Astaga, ibunya terlalu peka untuk mencerna semua ini. Dan---apa katanya? Bertemu Yoongi? Apa benar yang dikatakan ibunya kalau dia sebenarnya rindu dengan pria Min itu? Oh, ayolah---Yewon sudah lelah mengingatnya. Tapi, dia ingin melihat wajah pria itu sekali saja. Boleh, tidak?
"Tidak bu, aku ingin ikut saja. Apa ibu mau mengurungku terus disini? Aku bosan." ujar Yewon. Gadis itu memanyunkan bibirnya.
Wanita paruh baya itu lagi-lagi mendengus kesal, "Baiklah, ayo."
Langkahnya tiba-tiba terhenti. Lalu, membalikkan badannya menghadap Yewon. "Dengan syarat."
"Apa?" Yewon melongo. Heran, sungguh.
"Jangan menghampiri Yoongi itu."
Gadis itu kembali terdiam. Tidak yakin dengan syarat yang diberikan ibunya. Apakah bisa? Mengapa rasanya ingin sekali melihat wajah tampan itu?
Ah, Yewon pasti sudah gila. Dirinya hanya bisa tertunduk tak berkutik. Memainkan jari-jari tangan, sesekali menatap ujung sandal jepitnya, berwarna coklat muda. Di tengahnya bermotif biskuit. Shooky. Imut, sungguh. Wajahnya ditekuk cemberut. Sedikit kesal.
"Bagaimana? Tidak bisa, eoh?"
Ibunya menghela nafasnya kasar, "Haah---sudah ibu bilang, kau itu inginnya bertemu Yoongi. Kau tidak bisa menipu ibu, Yewon-ah! Ibu mudah menebak kata hatimu."
Ibunya tersenyum miring. Tapi Yewon sebaliknya. Terlihat jelas ketakutan di raut wajahnya. Yewon itu mudah ditebak. Tidak juaranya berbohong. Ibunya sudah tau hal itu.
"Tidak bu, aku tidak ingin bertemu Yoongi. Aku hanya ingin jalan-jalan keluar. Tidak boleh?" ujarnya berbohong. Kembali berusaha menutupi kebohongan dan wajah polosnya disana.
"Janji?" menyodorkan jari kelingkingnya ke hadapan Yewon.
Gadis itu tersenyum sumringah. Senang, akhirnya kemauannya dituruti sang ibu. Disambar lah jari kelingking ibunya, "Janji."
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be Your Girlfriend? [REVISI] ✔
FanfictionMencintai seorang Min Yoongi harus senantiasa memiliki kesabaran yang luar biasa. Pria yang menderita kelainan "Social Phobia", kecil kemungkinan untuk bisa didekati. Sikapnya yang cuek dan masa bodo, membuat gadis yang berniat mendekatinya perlahan...