20. N

851 53 22
                                    

Sweet Dream - Jang Nara

+ + +

Angin malam menyapu dingin seluruh tubuhnya. Cahaya bulan purnama menerangi cerahnya malam ini. Tidak seperti perasaannya sekarang, terbalut dalam kesedihan. Ah, bahkan itu selalu. Sampai Yoongi sendiri rasanya bosan dengan kehidupannya.

Hatinya masih sakit, mengingat kejadian waktu di sekolahnya itu. Penolakan cinta secara tidak langsung membuat pikirannya benar-benar kacau. Bahkan, saat bekerja pun Yoongi tidak bisa fokus sama sekali.

Jung Hoseok, sahabatnya sering kali menegur dan menanyakan apa yang sudah terjadi padanya. Namun, Yoongi tetap keras kepala menutupi semua kesedihan itu. Entah mengapa langkahnya lunglai menuju rumah.

Inginnya mampir ke pemakaman sang ayah dulu. Yoongi ingin bercerita banyak disana. Tapi dia juga tidak tahu, mengapa langkah kakinya justru menuju supermarket yang waktu itu pernah ia kunjungi sebelumnya. Belum terlalu lama. Tapi Yoongi berharap,

"Ah, apa yang kau pikirkan Min Yoongi!" umpatnya.

Jujur, dia rindu seorang gadis pelayan yang pernah ia temui belum lama ini. Gadis yang belum sempat ia kenal, namun dapat memberikan sejuta ketenangan di dalam jiwanya.

Yoongi ingin melihat senyum sederhana itu disaat keadaan hatinya hampa seperti ini. Tidak berharap banyak. Yoongi hanya berharap bisa melihat senyuman manis sederhana itu meskipun dari kejauhan.

Seketika Yoongi melirik jam tangan berwarna silver yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih pukul setengah delapan. Sengaja dia tidak mengambil lembur. Bosnya menyuruh pria Min itu beristirahat menenangkan pikirannya.

Sedari bekerja tadi, Yoongi banyak melakukan kesalahan. Sulit fokus, dan sering kali melamun. Tidak seperti biasanya pria itu yang selalu bersemangat meskipun tubuhnya lelah.

Jadi, masih banyak waktu untuk mampir ke supermarket itu. Tapi, Yoongi juga tidak tahu apa yang ingin ia beli. Mengapa dia malah jalan menuju arah ini? Kenapa dirinya jadi tidak jelas seperti ini?

Dengan segera, Yoongi memutar balik tubuhnya meninggalkan supermarket itu. Padahal, tadi sudah sampai tepat di pintu masuknya. Namun karena tempramental nya, Min Yoongi jadi agak ragu. Dia lebih memilih pulang ke rumah.

Belum sempat melangkahkan kaki untuk berniat meninggalkan supermarket itu, Yoongi berhenti. Seseorang tengah berteriak agar menghentikan langkahnya. Yoongi tercengang. Tubuhnya terasa kaku, kedua pupil matanya pun melebar.

"Hei, tunggu!"

Yoongi terhenti. Memutar balik tubuhnya, menoleh ke sumber suara itu.

"Ah, kau pria yang pernah mampir kesini kan?" ujar gadis itu. "Ingin belanja lagi? Tapi maaf, tokonya sudah tutup. Aku ingin..."

"Aku kesini ingin bertemu denganmu."

"Hah?"

Bodoh! Min Yoongi memang bodoh! Entah mengapa malah itu yang keluar dari mulutnya. Ah, apakah segitu inginnya Min Yoongi bertemu gadis itu? Sampai niat awalnya pun ia sendiri tidak bisa membohonginya.

Kelewat jujur Min Yoongi ini. Padahal, dia hanya rindu senyuman itu. Kenapa malah kata itu yang keluar? Yoongi malu, sungguh---rasanya dia ingin mengumpat di lubang semut saja jika tubuhnya muat masuk sana.

"B-bertemu denganku? Untuk apa?" ujar gadis itu bingung.

"Aku rind---ah, tidak!" Yoongi segera menggelengkan kepalanya. Berhenti mengucap pikiran konyol itu dengan sang gadis.

How To Be Your Girlfriend? [REVISI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang