Dua sejoli ini masih berada di ruang perpustakaan. Membolak balikkan lembar- lembar buku karya ilmiah yang akan digunakan sebagai bahan tugas harian. Ini menjelang ujian tengah semester. Tidak ada murid bisa bersantai. Berleha-leha.
Semuanya sibuk mempersiapkan diri. Padahal, ini hampir jam masuk pelajaran. Namun, mereka tidak mau menyia-nyiakan waktu senggang ini untuk melakukan sesuatu hal yang tidak penting.
Mereka duduk berhadapan. Satu meja, dan disibukkan buku masing-masing digenggamannya. Sesekali mereka mengintip satu sama lain. Mencuri pandang dari balik buku dengan situasi yang kaku untuk mengetahui siapa yang akan mengalihkan topik.
Memecah keheningan ini. Saling menunggu bicara satu sama lain. Mereka sama-sama bosan hanya berdiam satu jam disini. Tapi, entah mengapa masing-masing dari mereka juga bingung membuka hal topik apa.
..
.
.
.
.
.
"Ehm," Dehaman pelan membuat suasana mencair seketika.
Pandangan mereka akhirnya saling bertemu satu sama lain. Wajah yang ditutup buku tebal itu kelihatan jelas juga.
"Lee?" ucap Jungkook ragu.
Chaeryeong bergeming. Masih setia menatap buku yang dibacanya. Tak ada ketertarikan memulai pembicaraan disana.
Jungkook menghela nafas kasarnya, "Mau sampai kapan kau berdiam begini terus?"
Buku itu ditutup. Kemudian, ditaruh tepat di samping kanannya. "Ada yang ingin kau bicarakan?" gadis itu akhirnya membuka suara. Meskipun singkat. Tanpa ekspresi disana.
"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi." Jungkook menyusul gadis itu. Menutup dan menaruh buku yang dibacanya.
Chaeryeong mengerenyitkan dahi, "Pertanyaaan apa? Bukannya dari tadi kita hanya diam?"
Gadis bodoh! Masih saja tidak peka perasaan sahabatnya satu ini. Mencoba mengumpat atau bagaimana? Oh, Jungkook tahu---dia paling mengerti sahabatnya itu. Jika dia tidak ingin membuka suara, itu artinya ada sesuatu yang dipikirkannya.
Sesuatu yang membuat otaknya tidak bisa konsentrasi sama sekali. Justru itu Jungkook heran. Gadis ini sebetulnya konsentrasi membaca, atau hanya membolak balik bukunya saja?
Jungkook tidak yakin gadis itu sepenuhnya membaca. Dia tahu ada yang dipikirkan di dalam otaknya. Ini tidak seperti Lee Chaeryeong yang biasanya. Tidak cerewet, ataupun jahil.
Gadis itu daritadi hanya diam, menunduk, atau sesekali berdeham pelan jika suasananya benar-benar canggung diantara keduanya.
"Kau menyukai hyung ku?" lagi-lagi pria Jeon itu membuka suaranya.
Chaeryeong bungkam. Ah, sial. Mengapa dari dulu pria ini tidak pernah berubah? Selalu langsung berbicara ke intinya. Tidak tahu, ada perasaan bingung disana?
Ini yang Chaeryeong benci dari pria itu. Kalau mengungkap sesuatu, tidak suka bertele-tele. Mungkin ketularan Min Yoongi itu. Menurun ke adiknya.
"Apa itu salah?"
Hm, jawaban yang menarik. Tidak bisa Jungkook menebak kalau dia akan mengatakan hal itu. Jungkook kira, dia akan berpura-pura, dan mengatakan,
Ah, tidak. Bagaimana mungkin aku menyukai hyung mu?
Jawaban yang membuat pria itu tersenyum sekaligus puas. Tidak percaya jika ini benar Lee Chaeryeong.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be Your Girlfriend? [REVISI] ✔
FanficMencintai seorang Min Yoongi harus senantiasa memiliki kesabaran yang luar biasa. Pria yang menderita kelainan "Social Phobia", kecil kemungkinan untuk bisa didekati. Sikapnya yang cuek dan masa bodo, membuat gadis yang berniat mendekatinya perlahan...