06. B

727 93 2
                                    

          Suasana di dalam kelas terlalu membosankan baginya. Oh, itu selalu. Mengingat, dirinya lebih suka menyendiri dan jauh dari kebisingan. Jika saja guru killer itu tidak memberinya tugas, mungkin Yoongi sudah keluar kelas dan menyendiri lagi di belakang sekolah. Sayangnya, guru itu izin pergi dan meninggalkan banyak tugas untuk murid-muridnya.

         Kalau ingin memberi jam kosong, seharusnya tanpa tugas. Ini jadi tanggung sekali. Dan guru itu sudah tidak ada dari awal jam pelajaran tadi. Tidak mungkin suasana kelas sepi, kan? Apalagi melihat pemandangan murid-murid teladan yang mengerjakan tugasnya sampai tuntas dan tepat. Meski tidak mungkin juga semuanya, hanya beberapa.

           Tapi, tidak untuk Min Yoongi. Pria itu lebih memilih tidur, karena terlalu kelelahan bekerja. Padahal, sering kali Hoseok menasihatinya. Jangan sering suka menyendiri seperti itu, sebab itu tidak baik. Maka, ia juga harus berbaur dengan yang lain. Banyak yang ingin menjadi teman sekaligus dekat denganmu, terlebih lagi seorang gadis.

          Mulut ember menyebalkan Hoseok yang seperti itu membuat Yoongi muak tiap kali mendengar celotehnya. Tapi, lihat. Semua yang dia katakan selama ini, sama sekali tidak berpengaruh pada Yoongi. Ia masih suka memisahkan diri dari keramaian. Mungkin, hal itu yang membuatnya ditakuti banyak orang.

          Sudah pernah Yoongi konsultasi, ternyata pria itu mengidap penyakit social phobia. Yaitu, suatu kondisi di mana kesehatan mental kronis ketika berinteraksi sosial menyebabkan kecemasan irasional. Bagi penderita gangguan kecemasan sosial, interaksi sehari-hari menyebabkan kecemasan, rasa takut dan malu. Mungkin, bisa juga karena trauma di masa lalu.

♛┈⛧┈┈•༶

"Yoon, Yewon bicara padamu, tuh. Apa tidak dengar?"

Dengan rasa malas, Yoongi mengangkat kepala dan perlahan membuka mata. Padahal, dia baru saja ketiduran. Tiba-tiba, Hoseok mencolek bahunya, membuat pria itu melepas headset dan membuka penutup kepala.

"Ada apa?"

"Eum, sudah sarapan?" gadis itu masih sama,  selalu gugup ketika bicara dengan Yoongi.

Yoongi tak langsung menjawab. Kemudian, membuang pandangannya ke sembarang arah, lalu mendengus. "Jangan sok peduli padaku, aku sedang malas bicara. Pergi, sana!"

Yoongi kembali merebahkan kepalanya di meja. Sedangkan, gadis itu masih terdiam kaku di hadapannya. Yoongi yang kesal, akhirnya menatap seolah mengintimidasi gadis itu yang masih diam seperti orang bodoh.

"Kenapa masih di sini?"

Ia menghela napasnya panjang. "Kim Yewon, coba lihat. Semua temanmu selalu menatapku begitu tiap kali kau menghampiriku. Tidakkah kau menyadari?"

"Biar saja, Yoon. Aku tidak peduli mereka mau mengatakan apa tentangmu. Tapi, aku tetap mencintaimu." Gadis itu berujar lirih sekaligus gugup. Ia hanya memainkan jemari tangannya asal dan menundukkan kepala.

Yoongi berusaha menahan emosinya. "Aku tidak ingin menjadi bahan gosip teman-temanmu lagi, Yewon. Mengertilah sedikit."

Lagi, kan?

Lagi-lagi Yoongi menyuruhnya untuk menjauh. Sebenarnya, ia malas sekali berurusan dengan gadis bodoh itu. Sebab, baginya Yewon adalah gadis bodoh yang masih saja mengejarnya.

Selama ini, Yoongi tidak pernah menunjukkan sikap manis untuknya. Namun, mengapa gadis itu masih sangat baik? Yoongi juga sampai bingung.

"Gadis bodoh!" sarkas Yoongi. Dirinya sama sekali tak ingin menatap gadis yang masih setia berdiri di sampingnya.

How To Be Your Girlfriend? [REVISI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang