BAB 40

1.9K 167 4
                                    

Mentari sudah mulai menampakan dirinya. kamar yerin yang tadinya berwarna putih sekarang berubah menjadi warna hitam. yerin sudah tertidur karena semalaman menangis karena menyesali perbuatan yang ia lakukan. yerin masih tidak terima karena dirinya bukanlah manusia lagi

Jun menatap yerin dengan khawatir, sedari tadi malam ia dan saudara yang lain tidak tidur karena harus berjaga jaga untuk melindungi yerin.

Mata indah yerin perlahan terbuka, manik merah masih melekat disana. yerin beranjak dari kasurnya kemudian berjalan menuju cermin besar yang sekarang sudah berada di hadapannya. Yerin melihat pantulan dirinya sendiri disana, bibirnya terlihat pucat, rambut indahnya terurai berantakan lalu tangannya meraba bawah kelopak matanya sendiri melihat bahwa bola mata cokelatnya berubah menjadi merah karena sebuah takdir.

Jun berjalan mendekati yerin, memeluknya dari belakang. yerin menoleh kemudian menatapnya sendu, jun tahu bahwa semua yang terjadi begitu cepat. ia mengelus rambut yerin pelan seraya memeluknya erat

"Kita lewati semua ini bersama sama. maafkan aku karena sudah membuatmu seperti ini, niatku hanya untuk melindungimu". ujar jun seraya mulai merapikan rambut yerin yang berantakan itu. yerin mendongak kemudian menatap suaminya. jun menatapnya kembali kemudian mengelus pelan mata bawah yerin

"kau harus belajar semua tentang dunia vampire". ujar jun seraya melirik yerin yang sedang menyisir rambutnya di depan cermin. yerin menoleh kemudian mengangguk mengerti.

Tak lama dari itu, S.coups memasuki kamar jun dan yerin dengan membawa sebuah cincin yang biasa dipakai untuk melindungi diri dari sinar matahari. yerin beralih melirik s.coups

"pakai ini, melindungimu dari sinar matahari". ujar s.coups seraya memberikan cincin itu kepadanya. yerin kemudian mengambilnya dan memakainya.

Yerin terlihat sangat sedih dari raut wajahnya. ia tidak akan bisa lagi merasakan makanan makanan yang lain, tidak bisa merasakan sinar matahari tanpa memakai cincin. Yerin menatap sendu cincin itu, kemudian meneteskan air mata.

"Jangan menangis, kau harus menerima semua takdirmu". ujar s.coups seraya mengangkat dagu yerin dan menyemangatinya. yerin menghela nafas berat kemudian mengangguk meng-iyakan perkataan kakak iparnya.

"nanti kita belajar cara menjadi vampire yang baik ya". ujar seseorang dari balik pintu. Yerin menoleh dan mendapati hoshi yang sedang meminum cairan berwarna merah itu sambil berdiri. Yerin mengangguk

Setelah s.coups dan hoshi meninggalkan kamar yerin, Jun mulai mengajak istrinya itu untuk belajar menjadi vampire yang baik dan benar. Mereka semua pergi ke dalam hutan untuk berburu hewan liar serta mengajarkan yerin tentang hal ini. mereka berpencar ketika sudah berada di dalam hutan, yerin melesat dengan cepat ia meninggalkan jun disana. jun menatap yerin dengan senang lalu menyusul istrinya itu. Yerin menemukan seekor rusa yang sedang berada di tepi sungai, ia bersembunyi di balik pohon kemudian melesat menangkap rusa tersebut. yerin menatap rusa itu dengan senang kemudian menghisap darahnya lalu membuang rusa itu sembarangan. Jun melihat yerin dengan bangga, ia melesat untuk mendekatinya.

"Sudah puas sayang?". ujar jun. Yerin menoleh lalu menatap suaminya dengan senang, disudut bibirnya masih tersisa bekas darah segar dari rusa itu. jun mendekat lalu membersihkan darah itu dengan tangannya. Ia menarik dagu yerin agar tidak ada jarak diantara wajahnya dengan sigap jun mencium bibir yerin dengan kasar, melumat bibir bawahnya dan sesekali mengigitnya dengan lembut. yerin menikmati itu, hingga pada akhirnya mereka menyudahi aksinya itu.

Mereka melesat pergi mencari saudaranya yang lain. hampir tiga puluh menit mereka menelusuri hutan, rasanya sangat senang ketika kita dapat merasakan kebersamaan. Mereka melesat meninggalkan hutan untuk pulang kerumah.

Tak lama kemudian yerin dan jun sudah berada di pintu utama, yerin melesat kemudian duduk dengan santai. Matanya masih tertuju pada suaminya yang berada di ambang pintu. Jun tersenyum lebar kemudian melesat mendekati yerin

"Kau masih ingin melanjutkan pendidikanmu sayang?". ujar jun seraya melirik mata merah yerin, istrinya. Yerin menoleh kemudian menatapnya sendu, dengan keraguan yerin mengangguk perlahan.

"Apakah nanti aku akan kesulitan untuk berbaur dengan manusia lain? atau aku akan kesulitan untuk mengontrol hawa nafsu ku sendiri?" ujar yerin menatap jun sedih, dari sorot matanya yerin terlihat sangat menyesal ketika dirinya bukan lagi manusia. jun meletakan satu tangannya di pucuk kepala yerin, lalu mengusapnya lembut kemudian mengecupnya perlahan.

"Kita akan membantumu, jangan terlalu di pikirkan. terkadang takdir memang begitu menyakitkan". ujar jeonghan yang baru saja datang dan merebahkan dirinya di sofa. yerin menoleh kemudian mengangguk perlahan.

"kau lihai dalam mencari mangsa ternyata". ujar joshua seraya duduk di dekat yerin. yerin menoleh kemudian tersenyum senang.

"Kau layaknya seorang vampire lama, bukan baru". ujar dino seraya melirik yerin dengan jahil. Jun mendengus kesal ketika saudara saudaranya menanyakan sesuatu kepada istrinya itu.

Yerin lagi lagi tersenyum. entah kenapa takdir membawanya bertemu mereka, mereka yang selalu membuat hari hari yerin berwarna namun mereka juga yang membawanya ke dunia ini. Tapi yerin tak merasa begitu menyesal karena telah menjadi seorang vampire, ia menerima semua takdir yang akan terjadi dengannya.

Jun memberikan beberapa tangkai bunga mawar di hadapan yerin. Yerin tersenyum kemudian mengambil dan menghirup aroma wangi dari bunga itu.

"terima kasih". ujar yerin seraya mengecup bibir jun secara tiba tiba. sontak semua yang berada disana begitu terkejut sehingga semua yang berada disana mematung.

13 vampire prince✔ SVT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang