BAB 41

1.8K 142 5
                                    

Dulu rasamu seperti hujan, deras. Tapi aku lupa, sederas-derasnya hujan. Ia akan tetap reda
-Katakatapemanis

Matahari sudah bersinar, menyapa seluruh alam semesta yang luas ini. Jam dinding sudah menunjukan pukul 06.00 Mata cantik yerin perlahan terbuka memperlihatkan manik mata merah yang begitu indah. Yerin melihat di sekitarnya, tangan kekar masih melingkar kuat di perutnya. Ia menoleh sehingga wajahnya tepat berada di hadapan wajah jun yang sedang terlelap dengan damai.

"Bangun, aku ingin ke sekolah".ujar yerin seray menepuk pelan pipi jun. Jun mulai membuka matanya kemudian menatap istri yang berada di hadapannya. Jun tersenyum kemudian mengecup pelan bibir yerin, hal itu membuat pipi yerin menjadi merona untuk sekian kalinya.

Yerin bangkit dari kasur putihnya berjalan menuju kamar mandi dan melakukan ritualnya sebagai seorang perempuan. Dua puluh menit kemudian yerin keluar dengan keadaan sudah wangi dan bersih, yerin berjalan menuju lemari untuk mengambil baju seragam sekolahnya lalu berjalan lagi menuju kamar mandi. Lima menit kemudian ia sudah menyelesaikan semuanya.

Sekarang yerin sedang berada di hadapan cermin, melihat bola matanya yang masih berwarna merah menyala. Yerin menghela nafas kasarnya, kemudian menatap dirinya sendiri dengan sedih.

Jun melihat sorot mata yerin yang terlihat sedih, kemudian ia berjalan untuk mendekati yerin. Jun menepuk bahu yerin lembut, yerin menoleh kemudian menatapnya sendu. Jun memberikan sebuah kotak kecil, yerin mengambilnya.

"Pakai ini". Ujar jun mengisyaratkan agar yerin membuka kotak kecil di tangannya itu. Yerin menatap kotak kecil itu kemudian tangan itu perlahan membukanya. Yerin agak sedikit terkejut dengan isi kotak itu, yaitu soflents berwarna cokelat.

Yerin memakai soflents itu dengan teliti, setelah selesai ia mulai mengoleskan lipstic agar bibir pucatnya itu berubah menjadi sedikit berwarna. Yerin tampak tersenyum, ia kembali ke dirinya sendiri sebagai seorang manusia namun pada takdirnya berbalik jauh.

Mereka semua telah berada di ruangan keluarga. Mereka bersiap untuk berangkat menuju sekolahnya.

Jun bersama dengan yerin mengendarai motor sport mewah milik suaminya itu. Yerin terlalu bosan untuk menaiki mobil terus menerus. Mereka berdua bergegas pergi dari rumahnya

Duapuluh menit kemudian, jun sudah memarkirkan motornya itu di area sekolah. Melepas helm dan berjalan seraya menggandeng tangan yerin dengan sangat erat. Yerin melihat semua orang yang berada di sekolah terlihat berbeda, aura yang dimiliki semuanya begitu menggoda. Yerin melirik jun sesaat namun jun menggeleng pelan sebagai jawaban untuk lirikan yerin tersebut. Yerin mendengus kesal

"Jaga citramu sebagai vampire, aku mohon". Ujar jun seraya menatap mata yerin dengan lekat. Yerin mengangguk kemudian tersenyum perlahan. Mereka berjalan melewati murid murid yang dari tadi melihatnya begitu aneh

Tak lama dari itu, yerin dan suaminya itu sudah berada di dalam kelas mereka meninggalkan saudara yang lain. Yerin menghempaskan badannya ke kursi yang paling belakang. Yerin menatap penghapus papan tulis lalu menjatuhkannya dengan mudah. Jun mendengus kesal seraya meliriknya dengan jengah, yerin hanya terkekeh pelan.

"Mentang-mentang udah suami istri berani banget ya ninggalin kita". Ujar hoshi ketika sudah berada di pintu kelas, dan kebetulan sekali di kelas sangat sepi hanya ada yerin dan jun disana.

Semua saudaranya masuk dengan santai, lalu mendaratkan bokonya di kursi masing-masing. Yerin menatap mereka semua seraya tersenyum senang. Betapa bahagianya dia memiliki saudara yang begitu tampan

KRING KRING

Bel berbunyi beberapa kali, murid murid yang tadinya masih berada di koridor kelas bahkan masih dikantin segera memasuki kelasnya masing-masing.

Hari ini adalah hari ujian fisika bagi kelas yerin dan yang lainnya. Yerin mendengus kesal karena dari kemarin dia tidak mempelajari apa yang akan di ujiankan. Pak hendara sudah mulai membagikan kertas ujiannya, yerin menatap kertas ujian itu dengan seksama. Seketika yerin dapat mengerti semua soal itu, dengan santai ia mengerjakannya. Hanya butuh waktu lima menit yerin dan suadara yang lain menyelesaikan soal soal itu

Yerin berjalan kemudian memberikan lembaran kertas itu kepada pak hendra. Pak hendra terlihat sedikit bingung karena semua jawaban yang di kertas itu benar semua tanpa salah sedikit pun. Yerin tersenyum puas kemudian berjalan keluar kelas, jun menatap istrinya itu dengan jengah. Ia berdiri mengumpulkan lembaran itu dan berjalan menyusl yerin

"Kau tak bisa sendirian untuk saat ini, kau harus selalu bersamaku untuk kapanpun itu." Ujar jun seraya menggengam tangan yerin dengan erat. Yerin hanya mengangguk perlahan.

"Aku ingin ke kantin,hmm apakah aku masih bisa memakan makanan manusia?". Ujar yerin seraya menatap mata jun dengan serius. Jun menatapnya kembali kemudian menggeleng perlahan

"Benarkah?". Ujar yerin dengan sedikit sedih. Jun mencubit pipi yerin dengan gemas. Jun kemudian terkekeh

"Aku bercanda, kau masih bisa memakan makanan manusia sayang". Ujar jun seraya mengacak pelan rambut istri mungilnya itu. Yerin mendengus kesal kemudian berjalan mendahului jun

"Gitu aja ngambek". Lanjut jun membuat langkah kecil yerin berhenti. Yerin menoleh kemudian menatapnya kesal, dengan santai jun berjalan untuk menyamakan posisinya dengan yerin

"Baru dengar seorang vampire bisa bilang seperti itu". Ujar yerin dengan kekehan kecilnya. Jun mengaitkan kedua alisnya menadakan ke bingungan

"Kau juga seorang vampire kalau kau tidak lupa". Bisik jun seraya mendahului yerin dengan santai. Yerin kesal kemudian berteriak

"KALAU KAU TIDAK LUPA AKU JUGA PERNAH MENJADI MANUSIA". Ujar yerin seraya berlari menghampiri jun seraya memukul punggung jun berkali kali. Jun hanya tertawa melihat perlakukan istirnya itu

Mereka berdua sudah sampai di kantin, keadaan kantin sangat sepi karena saat ini masih dalam pelajaran. Yerin berjalan menuju tukang bakso dan yang lainnya, ia memesan banyak makanan. Tak lama kemudian ia berjalan menuju meja yang disana sudah ada jun yang sedang bermain ponsel

"Lama sekali". Ujar jun seraya melirik yerin dengan jahil. Yerin hanya mendengus kesal

Tak lama kemudian pesanan yerin datang. Jun menatap banyaknya makanan yang ada di hadapannya itu, jun melirik yerin.

"Aku lapar". Kekeh yerin seraya memakan pesanannya itu. Jun terlihat gemas kemudian mengecup pipi yerin dengan lembut, hal itu membuat yerin sedikit kaget.

Yerin menghabiskan semua makan yang berada di meja dengan cepat. Ia terlihat begitu ke laparan, bahkan kemarin ia sempat berburu dengan yang lain di dalam hutan bukan?

"Apa kabar?". Ujar seorang laki laki yang tiba tiba saja berada di hadapan yerin dan jun. Jun mendongak kemudian menatap manik manik laki laki tersebut dengan serius. Rasanya ia ingin menghilangkan seseorang yang ada di hadapanya sekarang...

















HUHA SEDIH BANGET, MASA IYA FOTO SEVENTEEN DI HAPE AKU HILANG SEMUA😢 SEKITAR ADA 1000+ LEBIH:(

tapi gapapa deh kan gampang bisa di cari lagi. Bantu cerita ini dengan vote+spam comment biar aku tambah semangat lagi bikinnya yeay😁 love you all

13 vampire prince✔ SVT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang