Tidak ada perbedaan antara orang yang saling membenci dengan orang yang saling mencintai. Tau kenapa? Karena setiap orang bisa merasakan suka, pada siapapun. Termasuk orang yang dibencinya.
***
S
etelah berkali-kali mencari cara lain, Afra kembali menghubungi Reno dan tetap saja tidak ada jawaban. Sudah lebih dari 20 menit dan Afra yakin jika Reno sudah sampai disekolah.
Hingga pada akhirnya, Afra memutuskan untuk meminta bantuan Arta.
Afra Anataya Grila
Lagi sama bang Reno gak?Arta Dalano
Gak.Balasan singkat Arta kembali membuat Afra kesal entah mengapa. Pria ini terus saja membuat tingkah yang menjadikan Afra seperti mengejarnya.
Afra Anataya Grila
Beneran?Arta Dalano
Yap. Kenapa?Sedikit ragu untuk mengatakan alasan ia mencari Reno, namun karena tidak ada pilihan lain, Afra kembali membalas Arta karena bagaimanapun sekarang hanya Arta yang bisa membantunya.
Afra Anataya Grila
Gue harus ke sekolah sekarang,kalo lo ketemu bang Reno tolong bilang suruh jemput gue yaa.Cukup lama menunggu balasan. Afra terus membolak-balik ponselnya seraya duduk di atas kasur.
Arta Dalano
Gue mau ke sekolah ni. Mau bareng?Afra terdiam cukup lama. Ini adalah tawaran Arta yang sangat membantu, tapi tetap saja Afra terlalu gengsi untuk menerima.
"Untuk kali ini aja." Ucap Afra pada dirinya dan mengirim pesan balasan pada Arta.
Afra kembali mengecek dirinya dari cermin untuk terakhir kali, dan segera keluar dari kamarnya menunggu Arta didepan rumah.
Karena jarak rumah yang berada dilingkungan yang sama, tidak butuh waktu lama bagi Arta untuk tiba. Dan untuk pertama kalinya, Afra merasakan kecanggungan.
Arta membuka helmnya hingga rambutnya terlihat lebih ter acak. "Udah siap?" Tanya Arta dengan lembut.
Afra merasa gugup dan mengangguk. Ini pertama kali Afra tidak merasa kesal melihat kehadiran Arta. "Ya udah naik." Perintah Arta dan kembali memakai helm dan menyalakan motornya.
"Pegangan, gue bakal ngebut karena gue juga udah telat." Tutur Arta dan membawa motor dengan kecepatan di atas rata-rata
Afra menutup kedua matanya, dan memegang besi belakang motor sembari berdoa semoga mereka akan tiba dengan selamat. Sepanjang perjalanan, Arta jauh berbeda dari waktu malam itu, tidak ada Arta yang mengancam agar dipeluk, dan tidak ada Arta yang terus membuat Afra kesal.
Karena sekarang, untuk pertama kali Afra merasa bisa mengandalkan Arta.
***
Setelah sampai disekolah, Afra langsung berlari menuju ruang OSIS untuk mencetak sertifikat sebelum Rania dan yang lainnya kembali dari rapat. Sedangkan Arta, berjalan dengan santai menuju lapangan sembari melihat Afra yang tengah berlari kencang melewati lapangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Over ? (TAMAT)
Teen FictionCOMPLETED Tentang Arta, yang terpaku pada seorang gadis yang mampu membuatnya hampir gila. Tentang Afra, yang mulai menyukai seorang player yaitu Arta. Tentang mereka, yang mencoba mengawali namun sudah lebih dahulu tertimpa kesalahpahaman hingga...