#21 - Marah

246 13 0
                                    

Karena terbiasa, menjadi ketidak bisa-an seseorang untuk tidak seperti biasa.

***

Tinggal beberapa hari lagi sebelum acara kemah dimulai. Hari ini, Afra masih berada di ruang OSIS mengurus beberapa hal dan melewatkan jam pelajaran.

Afra keluar dari ruang OSIS dan memakai sepatunya sembari duduk didepan pintu dan memperhatikan lapangan.

Tidak ada siapapun, lapangan terlihat sunyi bahkan Afra hanya melihat beberapa orang saja yang berlalu lalang disekolah. Mungkin karena memang masih jam belajar.

Sebelum masuk ke kelas, Afra menyempatkan untuk membeli minum dan sebungkus coklat karena sedari pagi tadi Afra belum sempat untuk makan.

Selesai dari kantin, ia berjalan menuju kelas. Saat menaiki tangga, lagi-lagi ia berpas-pasan dengan Arta yang ikut melihat kearahnya.

Namun ada yang berbeda dari biasanya, Arta tidak lagi menghentikan, malah Arta langsung melewati Afra tanpa mengucapkan apapun

Dan Afra cukup terganggu karena hal itu.

Afra masih berdiam di tempat tidak melanjutkan langkahnya. Mengapa saat diberhentikan Afra ingin melangkah namun sekarang saat ia tidak diberhentikan, malah Afra merasa sulit untuk melangkah?

Apa mungkin ini yang dimaksud dengan tarik ulur? Hinga Afra merasa seperti kehilangan sesuatu?

Atau karena sudah terbiasa? Lalu menjadi gundah karena takut tidak lagi seperti biasa?

Afra tau, ia membuat Arta berjuang demi dirinya. Padahal Afra sendiri sedang berjuang untuk melupakan Arta.

Karena terbiasa, menjadi ketidak bisa-an seseorang untuk tidak seperti biasa.

***

Arta terlarut dalam pikirannya sendiri, es dalam minumannya bahkan telah mencair karena ia abaikan.

Kehadiran Afra memang menjadikan Arta seperti pria bodoh yang mengejar seorang wanita yang bahkan tidak lagi menoleh kearahnya.

Namun apa boleh buat? Arta terlalu menginginkan Afra menjadi miliknya.

Kedekatan Ali dan Afra masih terus menganggu pikirannya, ia tidak menyukai namun ia juga tidak bisa menghalangi keduanya saat ia sendiri tidak berhak melakukan itu.

Lo ikut camping gak ta?" Bagas menyadarkan Arta dari lamunannya.

"Enggak,"

Reno, Bagas dan Gilang menoleh dengan serentak. "Beneran?" Tanya Gilang tidak percaya.

"Bukannya lo lagi pendekatan sama si Afra ya?" Bagas menggeleng dengan keputusan Arta. "Seharusnya ini kesempatan lo buat deketin dia. Kan enak tu, ditambah bantuan alam."

Arta mengaduk minumannya dengan selang. "Justru karena gue gak mau lihat Afra makanya gue gak datang."

"Kenapa?"

Arta menoleh kearah Rebo yang bertanya dan mengangkat kedua bahu. "Gue gak mau sakit hati." Jujurnya.

Bagas dan Gilang sontak tertawa dengan keras mendengarkan jawaban Arta. "Si bangsat takut sakit hati," Ejek Gilang disela tawanya.

"Biasanya juga lo bodo amat."

Arta hanya mendengus dan mencoba mengabaikan keduanya. "Gak salah ni? Lo gak mau datang cuman karena itu doang?"

"Serah lu pada ah."

"Yee, ngambek. Lo makin hari makin manja." Goda Bagas lagi membuat Gilang kembali tertawa.

Its Over ? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang