Ketika mulai lelah, akan terlintas dalam benak untuk melepaskan.
***
Setelah pulang dan membersihkan diri, Arta turun kelantai bawah menyusul Afra yang sedang sibuk berbincang dengan mamanya. Arta sengaja membawa Afra ke rumahnya, karena jika ia mengantarkan pulang mungkin saja Afra akan berubah pikiran dan menolak untuk pergi.
"Ngomongin apaan?" Sambung Arta mencoba masuk diantara keduanya. "Kepo kamu." Ujar mamanya.
Arta menggeleng kecewa, dan berjalan keluar sembari memegang lengan Afra untuk ikut dengannya. "Kita pergi dulu ya ma," teriak Arta namun Afra sudah lebih dahulu menghentikan langkah Arta.
"Kalo mau pergi, salim orangtua dulu. Ntar kualat." Nasehat Afra dan segera menyalimi mama Arta diikuti oleh Arta.
"Kita pergi dulu ya Tante," pamit Afra dan berjalan menyusul Arta yang sudah keluar lebih dahulu.
""Hati-hati ya," teriak mamanya dari dalam rumah.
***
Afra menatap Arta dengan kesal, bagaimana tidak setelah pergi dari rumahnya, Arta bahkan tidak memberikan Afra waktu untuk pulang dan berbenah dengan pakaian yang lebih baik.
"Gue kayak gembel tau gak." Kesalnya dan mengamati penampilannya sendiri.
Arta teratawa pelan, memang dari awal ia tidak ingin Afra terlihat lebih baik dari sekarang. "Gitu juga udah cantik." Ujarnya menenangkan.
"Cantik apanya coba."
Afra menyanggul rambutnya keatas dan mengambil tisu yang berada didalam mobil yang ia basahi dengan air untuk membersihkan wajahnya.
"Bawa yang bener," peringat Afra ketika ia mulai mengambil make up dari tas yang ia bawa.
Arta melirik kearah Afra yang terlihat fokus berdandan dan kembali tertawa. "Gak rata tu bedak." Hina Arta membuat Afra memberikannya pelototan yang sangat tajam.
Setelah memakai liptint, Arta tersenyum kearah cermin. "Selesai." Bangga Afra pada dirinya.
Arta kembali melirik dan tersenyum tanpa mengatakan apa-apa. Selanjutnya, Afra melepaskan cardigan coklat hingga menyisakan kaus putih.
Terakhir, Afra melepaskan ikatan rambut, dan membiarkan rambutnya tergerai. "Gimana?" Tanya Afra pada Arta yang fokus menyetir.
Arta menoleh dan tersenyum. "Lumayan," Kata Arta. "Ya udah si, yang malu juga lo ntar." Lanjut Afra dan kembali menatap jalanan yang kian ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Over ? (TAMAT)
Teen FictionCOMPLETED Tentang Arta, yang terpaku pada seorang gadis yang mampu membuatnya hampir gila. Tentang Afra, yang mulai menyukai seorang player yaitu Arta. Tentang mereka, yang mencoba mengawali namun sudah lebih dahulu tertimpa kesalahpahaman hingga...