#22 - Menjauh?

275 14 12
                                    

Butuh waktu, untuk dekat, butuh waktu, untuk menjauh.

***

Arta Dalano
Kenapa?

Afra Anataya Grilla
Ada bang Reno?

Tidak butuh waktu lama, Arta kembali membalas pesannya.

Arta Dalano
Udah pulang

Balasan yang mengakhiri obrolan keduanya. Hanya sebatas itu, Afra tidak mampu lagi bertanya lebih lanjut karena ia menganggap Arta mulai tidak tertarik lagi akan dirinya.

Bukan bermaksud ingin mempermainkan, hanya saja Afra masih belum bisa menjauh apa lagi melupakan. Bukankah wajar ia kecewa saat Arta terlihat menyerah akan dirinya?

Butuh waktu, untuk dekat. Butuh waktu juga untuk menjauh.

Padahal Afra dan Arta tidak memiliki banyak hal yang dilakukan bersama, namun setiap detik yang ia habiskan dengan Arta seakan membuat Afra merasa bertahun-tahun telah mengenal Arta. Segitu nyaman lah Afra pada Arta.

"Gimana?" Pertanyaan mamanya kembali menyadarkan Afra. "Lagi dijalan pulang." Jawab Afra dan mematikan ponsel sebelum bangkit untuk kembali ke kamarnya.

***

Kebosanan melanda seisi kelas, suara Bu Rahma selaku guru paling lembut seakan menjadi nyanyian untuk mereka tertidur. Tidak bisa menahan rasa ngantuk lagi, Arta memutuskan untuk keluar dari kelas.

"Mau kemana lo?" Tanya Bagas dengan cepat. "Pustaka." Jawabnya dan berjalan ke depan dengan Bagas yang tiba-tiba mengikutinya dari belakang.

"Bu kamar mandi ya," izin Arta pada Bu Rahma. "Saya temani dia Bu." Tambah Bagas hingga Arta berbalik menatapnya.

"Bohong Bu. Saya bisa sendiri." Bagas melempar tatapan kesal saat Arta bahkan tidak memihak nya.

"Si Arta juga bohong Bu! Dia mau tidur di pustaka." Suara teriakan dari belakang sontak membuat Arta geram.

Reno dan Gilang tertawa tanpa dosa. Bu Rahma pada akhirnya menggeleng dan menunjuk kebelakang memberikan Arta dan Bagas isyarat untuk kembali ketempat.

Arta menggeleng, sedangkan Bagas sudah berbalik dan berjalan dengan lesu. "Saya cuci muka deh Bu,"

"Bentar lagi keluar Arta, duduk dulu."

Arta kembali menggeleng, "Gak lama Bu, 2 menit."

"Ya udah, cepat ya." Bu Rahma menyerah, membuat Arta sontak langsung berbalik dan melambai kearah ketiga temannya sembari berjalan mundur.

Arta tertawa, dan sampai pandangan ketiga temannya terhalang oleh pintu, barulah ia kembali menghadap depan dan berjalan dengan benar.

Arta menuruni tangga dengan kedua tangan ia masukkan ke saku celana. Saat tiba di lantai dasar, ia kembali menjumpai Afra yang hendak menaiki tangga bersama dengan Andin.

Dengan santainya, Arta melewati Afra seakan tidak terlihat dari pandangannya, dan hal itu kembali membuat Afra terganggu.

Its Over ? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang