Kamu tau rasanya pura pura dicintai? Atau bahkan dimanfaatkan untuk kepentingan kamu sendiri?_____________________
Vote komennya jangan lupaaa
****
Sinar matahari menembus ke celah celah jendela. Membangunkan sosok gadis yang sedang asyik mengukir mimpi di bawah selimutnya.
"huammm" gadis itu bangun dengan menggeliat merenggangkan tulang tulangnya yang terasa kaku.
Tak butuh waktu lama, ia keluar sambil mengenakan setelan putih abu dan tidak lupa jilbabnya yang terlilit di kepala gadis itu membuatnya terkesan manis.
"Bu aku berangkat ya. Assalamualaikum" gadis itu menyalami ibunya dan berlalu dari sana.
***
Kini Zahra sudah berada di halte bus tempat biasa ia menunggu angkutan umum.
Matahari kian semakin tinggi membuat gadis itu khawatir karena takut telat sampai di sekolah.
Tiinnn...
Bunyi klakson motor mengagetkannya dari belakang. Jika saja ia tidak telat mungkin ia akan memberikan bogeman mentah kepada yang mengagetkannya itu.
"Zahra" panggil pria itu yang kini sudah berada di samping zahra.
Dia adalah Aji. Teman se angkatan Zahra yang menyukai Zahra. Bahkan Aji telah menyatakan cintanya namun Zahra tidak pernah menerimanya.
Zahra menghela nafas dan menengokan kepalanya kepada Aji.
"Ayo naik. Nanti telat!" perintah Aji.
Kalo gue gak ikut nanti telat lagi. Yaudah deh kali ini aja kali ya. Batin Zahra.
Zahra langsung naik ke atas motor Aji.
"Pegangan" pinta Aji.
Zahra lantas memegang tas Aji erat karena Aji melajukan motornya diatas rata rata.***
"Makasih.." ucap zahra dan berlalu dari parkiran dimana Aji memarkirkan motornya.
"Zahra tunggu"teriak Aji.
"pulang sekolah bareng ya" tambah nya lagi. Zahra memutar bola matanya jengah.
"gak ada cape capenya tuh orang gangguin gue terus perasaan" Zahra mengomel tidak jelas sampai ke bangkunya. Terlihat Linda teman sebangkunya kebingungan.
"lo masih pagi udah ngoceh aja si ra" ucap Linda
Zahra hanya diam dan melihat Linda tak suka.
"Eh lo itu udah serem terus di tambah muka lo kaya gitu jadi tambah serem tau." tambah Linda yang dihadiahi toyoran kepala dari Zahra.
"Gimana ga kesel coba dari semalem gue di gangguin dua mahluk astral"
Linda yang kebetulan otaknya lemot menanggapinya dengan serius.
"Yakin lo? bentuknya kaya apa?" tanya Linda serius.
"iya setannya ada dua. Semalem sama pagi ini" Ujar Zahra tak kalah serius.
Zahra yang butuh hiburan lantas menjahili teman sebangkunya itu.
"kok serem sih.. kalo lo di bunuh gimana? lo kan belum sempet punya pacar. Kasihan kalo lo mati belum rasain yang namanya pacaran" jelas Linda.
"Iya dan gue gak akan rasain yang namanya pacaran". Linda bingung dengan kata kata Zahra.
Linda hanya menunjukan raut wajah bertanya. 'Emang kenapa?'
"gue di jodohin sama om om. mending ga nyebelin, lah ini? udah gila, sinting, miring lagi. Amit-amit deh"
"sinting? gila? miring? itukan satu paket ra?" jawab Linda polos.
"iya dia keterlaluan bego"
Pelajaran di mulai...
Zahra larut dalam bayangan dua orang yang paling menyebalkan menurutnya. Mendadak ada ide dari benaknya.
"ide bagus"gumamnya.
"Zahraaaa"
***
Zahra kini berada di luar kelas. ia memutuskan untuk pergi ke taman lantaran gurunya meminta Zahra keluar kelas.
Selama pelajaran dirinya hanya diam bengong sehingga guru menyuruhnya untuk mencuci muka. Bukannya cuci muka, gadis itu malah berkeliarannya.
"kira kira berhasil nggak ya?"
Tanya Zahra pada diri ya sendiri."gue boleh duduk?" Zahra menoleh ke arah laki laki itu.
"oke gue mulai" batin Zahra
"oh iya silahkan" zahra menggeser tubuhnya memberi celah pada laki laki itu.
"lo kenapa di luar?" Tanya laki laki itu yang tak lain adalah Aji.
"gue di suruh keluar, ya gue nurutlah. Lagian juga enak di luar ini" jawab Zahra sambil tersenyum ke arah Aji.
Aji yang merasakan perubahan Zahra akhirnya agak tenang.
"dasar nakal" jawab Aji sambil menyentil pucuk hidung Zahra.
"ihh sakit tau" ucap Zahra sambil mengelus pelan pucuk hidung miliknya.
"apa enaknya coba diluar?" tanya Aji.
"enak. Bisa liat lo" ujar Zahra membuat Aji membulatkan matanya sempurna.
"Biasa aja kali liatnya. Mata lo mau copot Ji" sambung Zahra sambil terkekeh.
"ko lo berubah gitu sih?" tanya Aji heran.
"Berubah gimana?"
"ngga kaya biasanya aja"
"Tadi pagi juga gitu kan."***
"lo tadi ngomong apa sama Aji?" tanya Linda kepo.
"ngajak pulang bareng doang"
"oh iya lo belum lanjutin cerita yang tadi pagi" ujar Linda semangat
Zahra yang tidak mengerti hanya mengernyitkan dahinya bingung.
"yang mahluk astral itu loh ra.."
"oh.. itu?...
"Whatttt?" kaget Linda setelah Zahra menjelaskan semua peristiwa secara rinci.
"ya biasa aja dong kagetnya" kesal Zahra.
"Apa itu ngga jahat buat Aji ra?"
"Bodo amat. Suruh siapa gangguin gue terus, udah di tolak juga ga tau diri"
"parah lo. Dia tuh perfect ra... udah baik, pinter, ganteng lagi"
Apa yang di katakan Linda memang benar. Aji adalah mantan ketua osis tahun kemarin. Namun karna dirinya sudah duduk di kelas dua belas maka di gantikan.
"yaudah sanah buat lo aja. Ehh tapi nanti, kalo misi gue udah kelar" jawab Zahra.
"ra, ayo pulang" ajak Aji yang baru tiba di kelas Zahra.
"ehh ayo. Lin kita duluan ya" ujar Zahra sambil mengedipkan sebelah matanya pada Linda.
***
"mmm thank ya Ji" ucap Zarha ketika menyerahkan helm kepada Aji.
"iya sama sama. Gue cabut ya?" Aji langsung menancapkan gas menuju kerumahnya.
Zahra melangkahkan kakinya ke pintu utama rumahnya. Namun sebelum ia samapi disana, pandangannya terpaku pada mobil berwarna hitam yang terparkir di depan rumahnya kini.
"Assalamualaikum.. Zahra yang cantik jelita, imut se antreo sekolah, pulang ke rum----ah"
Sapa Zahra yang semangat di awl dan memotong kalimat akhirnya."Ko lo lagi---
***
Maap banget ya part ini agak ngga jelas 😅
warning typo..
Up cepet nih 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pilihan (Selesai)
JugendliteraturCara orang menyampaikan cintanya itu berbeda. Dan kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk dicintai. Lalu, cinta dulu baru menikah? menikah dulu baru cinta? Atau bahkan tidak perlu mencintai? ***Masalah dalam hubungan, tidak di alami oleh siswa SMA...