***Kelapa itu jatuh tepat diatas kompor dan mengenai sisi wajan. Dan untung saja wajan berisi minyak goreng itu tidak miring ke sisi Zahra melainkan mengenai sisi yang satunya. Sehingga minyak itu tumpah kearah yang berlawanan dengan Zahra.
"Ra Lo nggak papa kan?" Tanya teman temannya panik.
"Nggak kok. Untung aja wajannya nggak tumpah kearah gue. Jadi aman."
"Ada apa?" Tanya panitia keamanan yang baru datang.
"Kecelakaan kecil saja kok pa."
Zahra pun lantas melanjutkan kegiatannya. Ia memberi bumbu hasil racikannya ke ikan yang hendak dimasak.
Namun tidak seperti biasanya ia jadi mual menghirup aroma amis ikan didepannya.
"Ra, kalo Lo ga enak badan istirahat gih. Biar kita kita yang lanjutin."
"Gue gak papa ko. Tuker posisi aja. Gue yang nyiapin lainnya, Lo yang ambil alih ikan Lin," ujarnya pada Linda.
Acara demi acara telah selesai pada malam ini. Zahra kembali ketendanya bersama Linda.
Sebelum istirahat mereka berdua menyempatkan untuk berbenah. Sebab sedari datang tadi mereka hanya tiduran ditenda PMR dan belum mengemasi barang ke tendanya.
"Ra, Lo baik baik aja kan? Muka Lo pucet tau?"
"Nggak papa Lin. Gue cuma ngerasa mual aja."
"Lo juga tadi makan dikit banget Ra. Gue ada makanan nih. Mau?"
"Nggak. Gue gak nafsu makan. Mungkin karena kejadian ulet itu."
"Lo jangan mikirin itu. Anggep aja gak pernah terjadi. Kalo Lo masih ngebayangin itu, Lo jadi gak enak ngapa-ngapain tau gak. Makan juga gak enak."
"Kira-kira siapa ya yang lakuin itu? Jahat banget sumpah. Lo tau kan Lin gue paling takut yang namanya ulat."
"Iya. Udah udah Lo jangan pikirin itu. Kita disini mau seneng seneng jadi Lo harus semangat. Gak boleh mellow gitu."
"Kita kapan pulang ya?"
"Ya ampun Ra. Lo kaya TKW sumpah. Dua hari lagi juga kita balik. Napa? Kangen Lo ya sama suami? Cieee. Gua mah pulang apa enggak, kaga ngaruh. Ga ada juga yang mau gua temuin"
"Aelah. Agendanya apaan"
"Pagi ini joging sampe jam 9 terus istirahat, disambung sholat Dzuhur abis itu games sama pensi terus malamnya acara puncak deh"
"Paginya balik?"
"Bener bener Lo ya. Lo gak lagi rindu belaian suami Lo kan Ra?"
"Ishh apaan si Lo ngawur Mulu. Gue cuma ngerasa nggak enak aja Lin. Lo bayangin jadi gue. Pertama kena teror ulat terus tadi parah banget kan insiden minyak? Coba kalo kena gue gimana?"
"Jangan jangan setan disini terganggu deh Ra sama kedatangan Lo."
"Enak aja, segini cantiknya juga gue."
"Iya cantik... Kata bang Romi eakkk"
"Bang Romi bang Romi. Bang Toyib kali"
"Dimohon tenda 1 IPA 3 jangan ribut."
Suara peringatan itu terdengar jelas oreh Linda dan Zahra. Keduanya cekikikan mendengar itu, karna tenda yang dimaksud adalah tenda milik keduanya.
Sampai saat ini Zahra masih terjaga. Entah apa yang membuat wanita itu sulit untuk memejamkan matanya. Padahal waktu sudah menunjukan pukul tengah malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pilihan (Selesai)
Fiksi RemajaCara orang menyampaikan cintanya itu berbeda. Dan kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk dicintai. Lalu, cinta dulu baru menikah? menikah dulu baru cinta? Atau bahkan tidak perlu mencintai? ***Masalah dalam hubungan, tidak di alami oleh siswa SMA...