*Sekarang Zahra sedang duduk di bangku samping kemudi, tepatnya disamping Romi.
Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan acara sampai malam puncak nanti.
Percuma saja disana kalo merepotkan semua orang, bahkan Romi tidak akan berhenti bolak balik memastikan keadaan ku, itulah sekiranya benak Zahra.
Sesampainya di rumah Zahra langsung melempar tubuhnya keatas sofa ruang tamu.
Rasa lelah nya belum hilang."Mandi dulu sana, Abis itu makan" kata Romi menghampiri Zahra.
Zahra lantas melenggang pergi untuk menjalankan ritual mandinya.
Lama sekali Zahra dikamar mandi membuat Romi panik."Ra udah belum?" Teriaknya dari luar pintu.
"Bentar lagi ko."
"Cepet nanti masuk angin."
Didalam, Zahra langsung mengambil kain handuk menyerupai baju yang sudah ia letakan sebelum acara mandinya dimulai.
Zahra keluar kamar dengan sudah mengenakan pakaian lengkap.
"Sini makan dulu" ajak Romi pada istrinya.
"Gak napsu" ujar Zahra lesu sambil menelungkup kan wajahnya keatas meja makan.
"Isi dulu perutnya, nanti masuk angin"
"Dari tadi nyalahin angin Mulu perasaan. Emang cowok gak pernah salah." Pungkas Zahra dan berlalu kembali ke kamarnya.
Romi yang melihat istrinya demikian pun hanya bisa melongo di tempat. Sedang kerasukan setan apa istrinya ini?.
Romi membawa makanannya kedalam kamar, berniat membujuk istrinya supaya mau makan.
"Ra, ayo makan dulu." Ucap Romi sambil menaruh makanannya diatas nakas samping kasur.
"Mas jangan bawa makanan masuk dong. Aku mual."
"Loh kenapa si? Makanya turun, kita makan dibawah."
"Udah dibilang juga aku gak mau makan ihhh pemaksaan deh"
Romi hanya menghela nafas dan mengeluarkan makanan tadi. Ia meletakannya di meja kecil depan kamar yang sengaja ia letakan disana.
"Kamu sakit? Hm?"
"Ga"
"Bilang aja."
"Aku mual mas liat sop tadi. Jadi inget air minum toping ulet kan huekkk-
Zahra segera berlari ke kamar mandi . Ia memuntahkan isi perutnya yang kosong akibat belum terisi oleh makanan sedikitpun. Yang keluarpun hanya air. Zahra melihat wajahnya sendiri lewat pantulan kaca, pucat.
Romi sibuk mengolesi Zahra dengan minyak, namun Zahra menghentikannya.
"Ini buat aku makin ga enak tau" sewotnya.
Romi bingung juga harus apa. Perubahan istrinya ini tidak ia pahami.
***
Hari sudah malam, Zahra sudah selonjoran di atas kasur.
"Mau dipijitin?" Tawar Romi.
"Ga" jawabnya cuek.
"Kamu pake baju aku Ra?"
"Emang kenapa si? Gak boleh?" Tanya Zahra sarkastik sambil hendak melepaskan bajunya.
Namun Romi malah mencegah aksi istrinya itu.
"Ehhh iya iya boleh ko. Tumben aja, makanya nanya."
Zahra hanya mendengus kesal.
"Kamu kenapa gak pijitin aku?" Tanya Zahra, Romi lantas bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pilihan (Selesai)
Teen FictionCara orang menyampaikan cintanya itu berbeda. Dan kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk dicintai. Lalu, cinta dulu baru menikah? menikah dulu baru cinta? Atau bahkan tidak perlu mencintai? ***Masalah dalam hubungan, tidak di alami oleh siswa SMA...