***
Sejak pagi tadi Zahra masih direpotkan dengan barang-barang yang akan ia bawa. Lantaran tadi malam Romi mendadak sakit, jadi ia tidak menyiapkannya dan sibuk mengurus Romi.
Ketika dirasa sudah cukup, Zahra menutup tas-tas nya. Ia akan membawa tas gendong untuk pakaian nya dan tas cangking untuk makanan dan obat-obatan atau barang perlu mendadak lainnya.
Zahra pun menghampiri Romi yang sedang menikmati kopi buatannya tadi.
"Kamu udah mendingan?"
"Iya. Kamu hati-hati ya Ra disana."
"Siap. Kalo gitu aku kesekolah naik taksi aja ya? Soalnya kamu belum fit banget"
"Apasi? Aku udah nggak apa-apa kok. Biar aku yang anter."
"Yaudah aku siap-siap dulu"
*
Sejak naik ke mobil tadi, Romi tidak henti hentinya menasihati Zahra ini dan itu. Bahkan sampai depan sekolah Zahra pun Romi masih mengoceh i istrinya.
"Kamu udah ngomong itu tiga kali loh mas"
"Iya supaya kamu inget Ara"
"Aku bakal inget. Yaudah aku turun dulu. Salim" katanya sambil mengulurkan tangan kearah Romi.
Bukannya menjabat tangan Zahra, Romi malah mencondongkan dirinya ke Zahra sambil menunjuk-nunjuk pipinya.
"Ini area sekolah loh kalo lupa." Alasan Zahra.
"Aku suami mu loh kalo lupa."
Balasnya tak mau kalah dan menirukan nada ucapan Zahra."Tapikan tau situasi ih" kesal Zahra sambil mencubit pipi Romi.
"Yaudah iya iya. Nih Salim"
Kata Romi sambil mengulurkan tangannya. Zahra pun lantas segera mencium punggung tangan suaminya itu.
Ide jahil pun muncul di otak Romi. Ia melihat Zahra sambil menunjukan seringainya.
"Kenapa si?" Tanya Zahra serius.
"Muka kamu ada apanya itu" balasnya tak kalah serius.
"Mana?" Zahra yang penasaran lantas meraih kaca didepannya.
"Kalo di kaca nggak kelihatan kali."
Mendengar perkataan Romi Zahra lantas memalingkan wajahnya dari kaca.Melihat hal demikian, bukan membuat Zahra makin penasaran. Tetapi ia tau tujuan suaminya ini.
'dasar mesum' gumamnya dalam hati.
"Yaudah nggak papa, biar nanti Linda yang lihatin"
Ujarnya dan membuka pintu mobil.Ketika Zahra sudah keluar, ia melambaikan tangannya kepada Romi. Tak lupa juga dengan senyum manis yang menghiasi wajah ayunya itu.
Sementara didalam mobil, Romi hanya bergumam.
'yah, gak bisa di kibulin lagi tuh anak'***
"Mana rencana lo?"
"Gak usah buru-buru lah. Lo tinggal jalani aja alurnya."
Seringai jahat muncul dikedua wajah orang itu.
Niat busuknya, mereka yakini 100% akan berhasil.
Mengingat keluarga mereka adalah orang yang menjunjung tinggi harga dirinya. Tepatnya ego mengalahkan segalanya. Bahkan jika nyawa taruhannya mereka tetap tidak akan membiarkan seseorang dengan santai menginjak nama baiknya.***
"Cie dianterin cie" ledek Linda yang kebetulan melihat Zahra turun dari mobil.
"Apaan sih Lin. Udah ayo nanti kita telat nih"
Seluruh siswa dan siswi sudah berkumpul di lapangan depan untuk mengikuti apel dan mendengarkan hal-hal yang perlu diketahui setiap anak agar kemping terlaksana dengan baik.
Sekitar 15 menit, ketua panitia sudah selesai memberi wejangan wejangan nya.
Panitia menuntun siswa siswinya untuk mengisi mobil. Tiap mobil terdiri dari dua kelas. Dan entah musibah dari mana, Zahra satu mobil dengan Aji.
Ia duduk dengan Linda yang ada di sebelahnya. Perjalanan jauh pun membutuhkan waktu yang lama. Akhirnya Zahra dan Linda memutuskan untuk tidur terlebih dahulu.
Setelah satu jam perjalanan Tidak ada suara, selain dari deru mobil yang rupanya di gas dengan kencang. Dan alhasil itu membuat orang yang sedang tidur terganggu dan terpaksa membuka matanya.
Mobil berhenti di area parkir dan semua siswa turun untuk melihat pemandangan disana.
Zahra dan Linda sudah terbebas dari kerumunan. Ia memilih duduk terlebih dahulu dan hendak membuka tas cangking yang berisi air minum.
Dan betapa terkejutnya ketika yang ia tenggak bukan hanya botol minum, tetapi dengan toping ulat didalamnya.
Zahra lantas berteriak histeris dan memuntahkan apa yang barusan ia minum.
Sedari kecil Zahra paling pobia dengan yang namanya ulat. Dan bayangkan saja, ia bukan hanya melihat atau menyentuh, tapi meminum air yang didalamnya sudah berkerumun makhluk-makhluk kecil itu.
Semua orang yang melihat kehebohan Zahra lantas berkerumun. Dan melihat Zahra yang sudah terkapar lemas diatas tanah.
"PMR tolongin dong. Gimana sih" ujar Linda menggebu-gebu.
Yang di mintai tolong pun datang dan membawa Zahra ke tenda PMR.
Tenda itu cukup besar untuk di tempati. Beda dengan tenda tenda lain yang kebetulan akan di tempati oleh 2 orang saja.
Dan betapa elitnya fasilitas disana, karena tiap anak yang sakit akan menghuni tenda PMR sendirian. Katanya supaya penyakit tidak menular, dan anggota PMR bisa mengobati dengan leluasa. Selain itu agar temannya bisa menemani yang sakit.
Setelah beberapa menit pingsan, Zahra kembali membuka matanya.
"Ra. Lo nggak papa?" Tanya Linda khawatir.
"Nggak papa Lin. Tenda kita dimana?"
"Ya ampun Ra. Lo itu baru aja sadar, udah mikirin kesana. Badan Lo juga anget gini"
"Lin, badan gue ko gak enak ya."
"Apa gue telfon suami Lo aja Ra?"
"Ishh gak usah. Dia juga baru siuman tadi pagi. Dia tuh orangnya protektif banget, denger aku sakit kayaknya dia bakal nyusul kesini nanti."
"Aaahhh so sweet. Jadi mau deh"
"Eh tapi kalo gue sakit kan tiduran disini. Brarti Lo ditenda sendiri dong?"
"Ih ya enggak lah Maemunah. Gue temenin Lo disini. Ya kali gue tidur sendirian disana sempit sempit Lo disini enak ada kasur. Temen apaan Lo"
"Hehe yaudah sini tiduran. Acara baru mulai nanti malem kan."
"Iye"
****
Hari sudah gelap, pembagian tugas pun sudah selesai. Ada yang mencari kayu bakar ada yang jaga keamanan, ada yang masak dan tugas tugas lainnya.
Karena Zahra dan kelima orang lainnya, termasuk Linda mendapat jatah memasak. Akhirnya ia sudah siap dengan bahan bahan di depannya.
Ia menempati dapur 3 yang artinya akan memasak untuk anak kelas 12 IPA 3.
Memang pembagian tugas itu berdasarkan kelas, supaya tidak repot dan tidak membebani satu sama lain.
Ketika sedang asyik menggoreng ikan dengan minyak yang menggenang, Zahra terpekik kaget melihat buah kelapa jatuh dari ketinggian tepat diatas sisi depannya.
Byurrr....
*****
Happy reading guyss
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pilihan (Selesai)
Teen FictionCara orang menyampaikan cintanya itu berbeda. Dan kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk dicintai. Lalu, cinta dulu baru menikah? menikah dulu baru cinta? Atau bahkan tidak perlu mencintai? ***Masalah dalam hubungan, tidak di alami oleh siswa SMA...