26)Rumit

2.7K 170 1
                                    


*

Acara sudah selesai, dan para orangtua pun sudah pulang.
Zahra bersiap-siap akan tidur bersama Romi disampingnya.

Namun terlihat Romi bukannya merebahkan diri tapi malah membuka laptopnya.

Zahra yang sudah berbaring pun lantas mendudukan dirinya lagi.
Ia melihat wajah suaminya yang tampak kacau walau baru saja mandi.

Zahra memperhatikan Romi lekat lekat dari samping. Romi tak seperti biasanya, nampaknya dia juga kurang tidur.

Tangan Zahra terulur untuk menepuk pundak Romi.

"Mas? Ngga tidur?"

"Kamu duluan aja ya?" Kata Romi sambil mengelus kepala istrinya itu.

Zahra menggelengkan kepalanya. Ia merasa kasihan melihat suaminya itu.

"Ada masalah ya?"

"Ngga, ko" kata Romi menarik ujung bibirnya. Namun yang di lihat oleh Zahra adalah senyum kepedihan.

"Mas, jelasin ih. Nanti anak kamu ileran mau?"
Mendengar itu, Romi jadi sedikit tergelitik. Mana ada bayi ileran gara-gara itu.

Tak ada pilihan lain, Romi menceritakan masalahnya pada Zahra.

Flash back on.

Jam 10 Romi sudah berada di kantor. Sesuai kata Irwan saat menjemputnya bahwa akan diadakan miting penting pada jam itu.

Ia menunggu client diruang rapat. Tak menunggu lama, yang ditunggu pun datang. Ini akan menjadi miting paling berkesan bagi Romi. Pasalnya inilah kesempatannya mengenalkan perusahaan kepada dunia, karna rekan bisnisnya ini bukan orang sembarangan dan bukan orang main-main.

Semua sudah siap dan duduk rapi mengisi kursi diruangan tersebut. Yang dudukpun tidak tinggal diam. Mereka membuka map didepannya masing-masing dan Romi membuka laptopnya hendak menunjukan power point yang telah dibuatnya lama sebelum hari miting ini dilaksanakan. Ia yakin semua ide-ide nya akan diterima dengan baik dan kerjasama akan berlangsung setelah acara selesai.

Namun naasnya file didalam flash disk yang ia pasangkan malah eror dan tidak bisa dibuka. Sungguh demi apapun disitu Romi panik. Ia merefresh, me-restart dan berbagai cara dilakukan. Irwan pun turut membantu, tapi gagal. Hingga 15 menit tak kunjung berhasil.

Sungguh Romi ingin menangis rasanya. Tapi tunggu. Kapasitas flashdisk tidak sama, flashdisk digenggamnya ini berisi 36 GB saja. Ini bukan flashdisk miliknya. Romi yakin ini sudah ada yang menukarnya.

Romi diam dan memandangi flashdisk itu sebelum akhirnya rekan kerjanya yang kebetulan adalah bawahan Romi berujar.

"Maaf pak, apa tidak sebaiknya ditunda saja mitingnya? Ini terlalu memakan waktu." Kata seorang yang diketahui bernama Tedy.

"Kalau begitu kami permisi." Apa? Bagaimana bisa client nya berbicara seperti itu. Apa dia kecewa? Dia pergi tanpa berpamitan dan membawa semua rekan-rekan nya? Ya tuhan, Romi dibuat melongo di tempatnya.

Hingga jam menunjukan pukul 9 malam ia masih berada di kantor bersama sekertaris nya, Irwan. Ia sangat bingung dengan kejadian itu. Hingga sebuah notifikasi masuk kedalam telfon genggamnya.

+62xxx
Selamat ulangtahun, anggap ini adalah hadiah haha.

'shitt' umpat Romi dalam hati.

Yang mengirim adalah orang yang sama sebelumnya. Orang yang mengirim foto Zahra waktu itu. Apa mau orang ini? Keterlaluan.

Tak tinggal diam, Romi mengajak Irwan ke ahli IT. Ia hendak mencari lokasi darimana pesan ini dikirim dan siapa yang telah mengirimnya.

Lelaki Pilihan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang