Kalo aku ada salah, bilang ya. Karna nggak semua cowok paham sama kode cewek."
***
Pagi-pagi sekali Romi sudah bangun. Meninggalkan istrinya yang masih tidur dengan tenang.
Ia turun dan segera membuat sarapan untuk keduanya.
Kalau dilihat, Romi adalah pria paket lengkap.Sudah Sholeh, ganteng, pekerja keras, penyayang, jago masak, apa yang kurang coba?
Ya walaupun tidak ada di dunia ini yang sempurna seutuhnya. Namun untuk takaran anak jaman sekarang dia sangat istimewa.Tak butuh waktu lama, nasi gorengnya sudah selesai ia masak. Romi tahu bahwa istrinya itu suka nasi goreng, dan ini pertama kalinya ia masakan untuk Zahra.
Romi meletakan masakannya dan ia tutupi diatas meja.
Ia naik dan hendak membangunkan istrinya itu, sebab waktu juga sudah menunjukan hampir pukul lima pagi."Ara, bangun. Sholat dulu" pintanya sambil mengguncang tubuh istrinya pelan.
Tak lama Zahra membuka matanya, dan ia melihat Romi berada disisi ranjang sambil menatapnya.
Mengingat kejadian semalam Zahra sangat malu. Dengan segera ia menutup wajahnya dengan selimut.
"Lho, kenapa si?" Tanya Romi dengan pura-pura tidak tahu.
Tangannya ia gerakan untuk menyingkap selimut Zahra, tapi nihil, wanita itu malah mengeratkan pegangannya pada selimut."Jangan dibuka ih"
"Emang gak sholat?"
"Sholat tapi kamu keluar dulu, aku mau beres beres."pintanya.
"Kenapa musti keluar? Tempat sholatnya juga didalam kamar ini" kekeh Romi.
"Ih yaudah tungguin dulu diluar aku mau bangun"
"Ya liat dulu dong mukanya. Sini minum dulu" bujuk Romi pada istrinya itu.
Dengan ragu Zahra menyibak selimut yang menutupi wajah cantiknya. Ditatapnya gelas yang sudah suaminya itu pegang.
Ia meraih gelas itu dan meneguk isinya hingga tandas. Dan setelah selesaipun ia masih belum menatap manik mata Romi. Ia membuang pandangannya dan menghindari tatapan dari orang didepannya.
"Liat sini doongg"
"Gak mau udah sana keluar dulu" rengek ya manja.
"Makanya liat aku dulu, baru aku keluar."
Dengan kaku akhirnya Zahra menatap mata Romi. Karena kalau dia tidak mengalah bakal dipastikan akan telat sholat Subuh.
Cup
Kecupan hangat mendarat mulus dibibir Zahra. Ia sampai terbelalak oleh kelakuan suaminya yang dibilang mendadak itu.
Romi hanya cengengesan dengan tampang tak berdosa nya dan meninggalkan Zahra dikamar sesuai dengan pinta istri kesayangannya itu.
Tanpa membuang waktu Zahra segera membersihkan dirinya.
Ia segera membukakan pintu untuk Romi yang masih berada diluar kamar."Udah?"
Zahra hanya mengangguk dan masuk kedalam kamarnya lagi mengikuti suaminya yang ada di depan.
Sekitar 20 menit mereka menyelesaikan nya dan turun untuk menyantap masakan yang sudah dibuat oleh suaminya itu.
Dengan langkah tertatih Zahra menuruni anak tangga, tak lupa juga Romi menuntunnya dengan hati-hati.
"Sakit?" Tanya Romi yang ditanggapi anggukan kecil dari Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pilihan (Selesai)
Fiksi RemajaCara orang menyampaikan cintanya itu berbeda. Dan kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk dicintai. Lalu, cinta dulu baru menikah? menikah dulu baru cinta? Atau bahkan tidak perlu mencintai? ***Masalah dalam hubungan, tidak di alami oleh siswa SMA...