Sebaik apapun masa lalu. Tetap pemenangnya adalah aku.
***
Siang ini, Zahra rencananya akan berbelanja ke minimarket yang kebetulan letaknya tidak terlalu jauh dari kediamannya.
Ia keluar dengan setelan santai dan mengambil motor matic kesayangannya.
Zahra melajukan motor tersebut dengan kecepatan sedang.
Namun ketika ia sampai di perempatan, sebuah mobil melaju dengan cepat hingga menyerempet motor yang Zahra pakai.Untunglah Zahra sudah lihai memakai motor, jadi ia bisa menyeimbangi mobil tadi.
Namun jika diamati, Zahra rasanya pernah lihat mobil berwarna merah tadi. Mobil itu meninggalkan Zahra yang sudah terduduk diatas aspal.
Diamatinya telapak tangan yang sudah mengeluarkan darah segar akibat terjatuh tadi.
Keningnya pun dirasa perih karena mengenai bahu jalan disampingnya.Namun karena memang Zahra pemberani, jadi ia melanjutkan perjalanannya saja.
Ketika hendak jalan memasuki minimarket, kakinya terasa ngilu. Namun Zahra paksakan dengan menyeret salah satu kakinya.
Ia berjalan tertatih dan mengambil barang barang yang memang ia perlukan.
Namun ketika di belokan rak, ia terkejut oleh kedatangan seseorang. Dirinya hampir saja menabrak lelaki itu.
Laki-laki itu diam dan memasang wajah dingin saja. Lalu setelahnya pergi meninggalkan Zahra.
"Aji" panggil Zahra lantas mendekati orang yang ia undang tadi.
"Ji. Apa gue punya salah sama Lo?"
"Setelah apa yang Lo lakuin ke gue, Lo masih nanya apa salah Lo?" Jawab aji sarkastik.
"Gue minta maaf ji. Gue lakuin itu terpaksa. Dan lagi gue gak bawa Lo lebih jauh dari itu."
"Bagus Ra, bagus. Bahkan gue kaya gini juga Lo gak ngerasa salah sedikitpun."
"Bukan gitu ji. Gue bisa jelasin kalo gu-"
"Cukup Ra. Gue gak minta penjelasan apapun dari Lo."
Zahra menghela napasnya pelan dan memejamkan matanya.
Namun, sebuah tangan laki-laki menyentuh pundaknya hingga ia sadar dari lamunan.Zahra menangkis tangan tersebut dan berputar melihat siapa yang berani beraninya melakukan hal demikian.
Dilihatnya laki-laki yang masih ia hafal dengan wajahnya. Tampan, tapi tidak setampan Romi. 'yaiya lah tokoh utama mah selalu tampan' kata author hihi. Ok lupakan.
"Masih ingat?" Tanyanya.
'tunggu, dia ini mantan gue yang ke berapa dah? Yang jelas terakhir. Saking banyaknya apa ya gue punya mantan. Haha. Eh ngga deh, tepatnya mereka yang meng-klaim sebagai mantan, lah gue mah anggep pada temenan aja. Bodo lah' batin Zahra.
"Kenapa senyum senyum si? Tambah ganteng ya" ucapnya membangunkan lamunan Zahra.
"Ishh apaan si. Gue duluan" ucap Zahra hendak melenggang pergi.
Namun pemuda itu malah menghalangi jalan Zahra.
"Perasaan, dulu gak cuek cuek amat deh"
"Bodo ah, minggir."
"Lo gak kangen gue apa Ra?"
"Apanya yang musti dikangenin sih?"Ujarnya dan berjalan keluar minimarket tersebut.
Zahra melihat ban motornya kempes, kaca sepion pecah dan tidak bisa di jalankan.
Zahra mengira bahwa itu akibat jatuh tadi."Gue anter." Entah darimana si mantannya datang. Tidak lupa dengan tangan jahilnya yang memukul pelan kepala Zahra dengan botol minuman yang sudah habis.
"Emang dari dulu Lo tuh ya Rey, tangan gak pernah diberi siraman rohani. Jadinya gitu, hobi banget celakain orang."
"Aelah dikit juga Ra. Itukan yang Lo bilang romantis."
"Itukan dulu" kata Zahra dengan nada mengikuti iklan di televisi.
"Haha yaudah ayo due anter pulang udah sore dan gak ada kendaraan umum yang lewat juga."
"Terus motor gue gimana?"
"Beli yang baru. Lo kan kaya"
"Reyhan toglo 'tolol ples bego' Lo gak pernah ilang sumpah"
"Perasaan gue juga belum ilang" candanya cengengesan.
"Ih. Jadi kagak nih nganter gue?"
Zahra sudah berada di motor milik Reyhan. Ia duduk sambil memberi jarak yang lumayan jauh. Tak lupa juga sahra meletakan belanjaannya di tengah tengah jok.
Tak butuh waktu lama, ia telah sampai dikediaman Zahra.
"Lo turun, tar gue anter motor Lo" ujar Rey.
"Caranya?"
"Ya di dorong lah sayang"
Zahra menegang di tempat. Perutnya seperti ada ribuan kupu-kupu. Jantungnya berpacu dengan cepat. Keringat dingin bercucuran. Wajahnya memanas. Mulutnya terbuka dannnnn itu terlalu berlebihan plis.
Tanpa sepatah kata lagi Rey melajukan motornya ketempat dimana Zahra meletakan motor metik kesayangan itu.
Zahra duduk di depan gerbang untuk menunggu kedatangan orang lama yang muncul kembali dan mengejutkan Zahra dengan sikap yang samasekali tidak berubah dari pria itu.
Sekitar 20 menit Zahra menunggu, akhirnya ia melihat tanda tanda seseorang menghampirinya.
"Huftt' -
"Eh Bambang. Lo gimana dah. Lo kan lagi gak bawa motor, kenapa lu pake helm tolol"
"Ra, plis deh. Jangan gara gara gua kaga disamping lo dan dunia Lo jadi gelap. Sumpah lebay"
"Siapa juga yang lebay. Orang gue kata bener ko"
"Lo bilang gak bawa motor? Terus ini apa? Becak?" Tanyanya sambil menunjuk motor Zahra.
"Lagian juga Lo gimanasih Ra. Bukannya suruh masuk dulu kek, kasih minum kek. Malah debat pinggir jalan gini."
"Rey, Lo kan mau balik lagi ke minimarket ambil motor Lo. Ya sekalian aja lah minumnya disana. Kalo disini, tar Lo kesana capek lagi terus minum lagi, kan sayang air nya."
"Gua kaga sayang air. Gue sayangnya sama Lo" gombalnya receh.
"Huftt' terserah apa kata. Gue masuk, makasih bantuannya." Tutur Zahra dan mengambil alih motornya itu.
Zahra bahkan tidak memperdulikan teriakan Rey yang berada didepan pagar rumahnya sambil mengguncang pagar tersebut.
Zahra mendorong motornya dan diselai tawa tawa kecil. Rey masih seperti dulu rupanya.
Zahra menghela nafas setelah memarkirkan motornya ke depan garasi.
Ketika ia hendak melangkah menaiki ambalan rumahnya, ia terkejut akan keberadaan Romi.
"Seneng banget abis kecelakaan" tegurnya dingin.
****
Segitu dulu lah ya guys.
Soalnya ini cuma perkenalan tokoh baru aja.Ini isinya gak berbobot banget dah, paling ambyar dan pendek bngttt.
Terserah dah gua pusing.
Yang jadi Reyhan ini aja kali yak.
Kalo gak suka berimajinasi lah🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pilihan (Selesai)
Teen FictionCara orang menyampaikan cintanya itu berbeda. Dan kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk dicintai. Lalu, cinta dulu baru menikah? menikah dulu baru cinta? Atau bahkan tidak perlu mencintai? ***Masalah dalam hubungan, tidak di alami oleh siswa SMA...