Kenapa harus bingung menentukan antara hitam atau putih? Sedangkan yang menjadi tujuan adalah dua garis merah.
***
Setelah mereka mengisi perut, akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan lagi.
Untuk siapa yang ditemui Zahra dan Romi itu adalah aji.
Namun herannya Romi juga kaget kan ya. Ada apa sebenarnya? Apakah mereka pernah bertemu?"Rom, Lo kenal aji?" Zahra memecah keheningan.
"Kenapa emang?"
"Ya nggak papa si, tapi Lo kaya kaget gitu pas liat dia"
"Ya kaget lah, kirain si aji aji itu ganteng, eh gantengan aku kemana mana." Jawab Romi ngawur.
"Ishh aku beneran Rom. Ga kenal?"
"Nggak kenal tapi tahu. Dia kan yang telfon kamu pas kita jalan?"
Zahra tampak mengingat ingat.
'bukan kita kali, lo nya aja yang maksa' gumam Zahra dalam hati.
'tapi Romi kaya nyembunyiin sesuatu, dan gue yakin bukan itu alasannya.'"Kok nglamun."
"Nggak papa. Butiknya masih jauh emang?."
"Nggak bentar lagi."
***
Sesampai nya ditempat Zahra langsung disambut hangat oleh sang pemilik butik, Ida ~tantenya Romi.
"Oalah ini toh calonnya Romi? Manisnya"
"Makasih tan:)"
"Kalian pilih aja temanya yah sama pelayan Tante."
"Bung..." Panggil Ida pada pelayan.Yang dipanggil pun lantas mengarah ke ketiga orang tersebut.
Dia adalah seekor ~ eh, seorang banci yang matanya langsung berkedip manja ke arah Romi.Romi yang di perlakukan seperti itupun lantas bergidik ngeri.
"Nyonya gimanasih dibilangin jangan panggil Eike bung. Panggil yang lengkap. BUNGA" tegasnya dengan suara khas banci.
Zahra dan Romi pun mengikuti langkah banci tadi untuk memilih tema yang mereka inginkan.
"Ra temanya putih aja yah?" Usul Romi.
"Gak mau. Mau hitam aja bagus."
"Ya jangan lah Ra. Kata orang tua itu harus cerah supaya nggak gelap."
"Gak mau. Pokoknya item, gue juga pengen yang Dateng pakeannya item, terus gak ada yang pake lipstik warna warni. Semua harus hitam titik.
Oh satu lagi, Lo gak boleh pake jas, tuxedo atau apapun itu pakean yang resmi. Gue mau Lo pake kaos item celana jeans sobek sobek dan pake aksesoris anak punk."
Romi bingung ingin menanggapi apa lantas cengo. Dan banci itupun menyahut usul Zahra.
"Heyyyhhh kamu ini apa apaan. Kalo mau tema hitam ya di gabung sama warna lain supaya nyatu. Sebenarnya ini acara pernikahan atau mau layat? Ohh atau tidak ini acara reuni preman ya? Baru tahu ada pelanggan model gini iyuhhh" banci itupun pergi mengurus pelanggan lain.
"Ra, masa iya kaya gitu. Putih aja suci."
"Susah emang ngomong sama orang jaman dulu. Nih ya Rom, baju putih itu kelihatannya gendut kalo dipake, gue gak setuju"
"Yaudah setidaknya jangan gelap, nanti banyak nyamuk lagi"
"Yaudah ambil tengah, gue pengen item Lo pengen putih. Jadi keluarga pihak gue pakeannya hitam, nah keluarga Lo pake putih putih. Ah atau kalo nggak, satu orang bertema hitam putih, supaya rame."
"Itu pakaian atau zebra cross?"
"Bodo amat lah gue gak mau putih titik."
Entah darimana banci itu muncul lagi.
"Abu abu titik, gak ada pilihan gak ada protes, cus langsung cobain"
Lah ini yang mau nikah siapa sih? Author bingung.
Romi sudah memilih bajunya, dan kini giliran Zahra yang mau coba.
Banci itu lantas mengikuti Zahra kedalam ruang ganti. Sebelum Romi melemparinya dengan pulpen dari atas meja didepannya, iya Romi sekarang sedang duduk santai menunggu Zahra ."Ihh apaan si mas genit banget pake lempar lempar segala" kata banci itu.
"Ngapain ikutan masuk?"
"Ya bantuin adek ini lah, masa mau mandi... Ya kaleee"
"Nggak ada. Carikan pelayan cewek. Tunggu sini." Pinta Romi.
"Ahhh kelamaan tauk"
"Masih mau kerja disini nggak?"
Banci itu lantas pergi dan menjalankan perintah Romi.
***
Ini sudah gaun ketiga yang Zahra coba namun Romi masih menggelengkan kepalanya saja.
"Romi gue capek tau nggak si. Lo pengennya yang kaya gimana a elah. Heran nih" tanya Zahra lesu.
"Yang panjang terus nggak ketat. Warnanya juga harus full gak boleh ada warna kulit yang nemplok" what is nemplok?:v
"Hoshhh yaudah ini terakhir. Gak mau ganti lagi ntar."
***
Mereka memutuskan untuk pulang setelah perdebatan sengit antara keduanya.
"Lo kenapa sih posesif gitu?"
"Posesif?"
"Ya secara itukan banci, Lo masih aja cemburu."
"Aku gak cemburu Ra... Aku cuma gak mau milik aku sampe dilihat sama mata laki laki lain, apalagi sampe di pegang."
"Kan dia banci Romi?"
"Emang kamu bisa ngejamin kalo dia gak bakal apa apain kamu? Aku cuma gak mau sesuatu yang akan jadi milik aku sampe dicolek colek orang.
Coba lihat, belum jadi milik aku seutuhnya aja kamu udah aku istimewa kan, gimana kalo udah?
Menantu yang baik..." Puji Romi pada dirinya sendiri.Sementara Zahra sudah dibuat terbang setinggi tingginya dan hanya bisa memalingkan wajahnya kejendela untuk menyembunyikan senyumnya.
Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 18:00 dan suara adzan sudah menggema di kota itu.
Romi lantas memarkirkan mobilnya ke area parkir didepan bangunan megah yang tak lain adalah masjid."Kita turun dulu ikut sholat ya Ra."
Zahra hanya menganggukkan kepalanya. Dengan senyum yang sangat manis Dimata Romi.
"Lain kali aku yang imami. Sekarang imam yang itu dulu ya?" ucap Romi disertai senyum kecil.
Entah kenapa Zahra merasa dirinya terbang~ ah lebih tepatnya seperti di lempar keawang Awang.***
Udah lah ya segitu dulu. Tapi ini ko makin Deket AE ya hhaah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pilihan (Selesai)
Novela JuvenilCara orang menyampaikan cintanya itu berbeda. Dan kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk dicintai. Lalu, cinta dulu baru menikah? menikah dulu baru cinta? Atau bahkan tidak perlu mencintai? ***Masalah dalam hubungan, tidak di alami oleh siswa SMA...