Kewajiban setelah menjadi istri? Ah, sholat juga masih tetap wajib mas.***
"Ishh apasi, mana ada orang kena musibah seneng?"
"Itu kamu senyum-senyum Ra"
"Tau ah, bukannya diobatin malah diomelin"
Zahra lantas meninggalkan Romi masuk kerumahnya untuk membersihkan luka-luka yang didapatnya tadi.
"Jatoh dimana?" Tanya Romi yang masih menangguhkan wajah datarnya.
"Perempatan"
"Ko bisa?"
"Emang kenapa ga bisa"
Romi mengambil alih kapas yang ada di tangan Zahra. Dibersihkannya luka itu dengan hati-hati. Sambil meneliti luka yang ada pada Zahra dan kondisi motor yang bisa dibilang setengah hancur, Romi menyimpulkan itu bukan jatuh biasa.
"Mas, kamu inget nggak plat mobil nya Mawar?"
"Nggak. Kenapa?"
"Emm aku jatuh gara-gara mobil itu bikin aku kehilangan keseimbangan."
"Maksud kamu, yang nabrak Mawar?"
"Ya nggak tau juga si, soalnya dari merek sama warnanya sama."
"Lain kali kalo mau kemana mana bilang dulu. Biar aku yang anter, ya?" Tanya Romi sambil mengelus kepala Zahra.
"Kamu nggak marah?"
"Ara mau aku marah? Hm?"
"Mmm soal temen aku itu loh"
"Kunci dari kuatnya suatu hubungan itu adalah kepercayaan Ra, jadi aku bakalan percaya sama kamu. Kecuali kalo kamu ingkar dan ngerusak kepercayaan aku, aku nggak ngejamin akan baik-baik aja."
"Kan kata orang cemburu tanda cinta, terus sekarang kamu ngga cemburu, berarti ngga cinta dong?"
"Itukan kata orang, Ara. Bukan kata aku. Cemburu juga ada aturannya kali, kalo cemburu terus justru itu yang buat hubungan jadi runyam"
"Jadi kesimpulannya?"
"Aku cinta Zahra. Istriku" jelas Romi sambil tersenyum simpul kearah Zahra.
"Ayo, sekarang kamu mandi. Biar aku yang beresin belanjaannya." Titah Romi.
"Nggak usah, biar nanti Ara aja yang beresin" sergah Zahra.
"Udah sana cepet mandi! Atau mau di mandiin?"
"Ogah" pungkasnya dan berlalu pergi.
*
Usai mandi Zahra turun untuk menyiapkan makan malam.
Namun ketika ia turun, yang dilihat adalah pemandangan suaminya yang sedang memasak.Dengan lihainya lelaki tampan itu memotong bahan makanan yang akan ia gunakan.
Zahra menghampiri suaminya itu den mengambil alih pisau yang digenggam oleh suaminya tadi.
"Biar Ara yang lanjutin." Pintanya dan meneruskan kegiatan suaminya yang ia paksa hentikan.
Romi memperhatikan punggung istrinya yang sedang asyik dengan dunia dapurnya, dengan rambut yang ia biarkan tergerai indah disana.
Mata Romi menangkap penjepit rambut yang bergelantung dipojok bawah baju Zahra. Ia mengambilnya dan menggelung rambut Zahra dengan hati hati.
Ditatapnya leher itu hingga ia berfantasi liar. Namanya juga cowok normal, maklumi saja ya?udah sah ini hahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pilihan (Selesai)
Fiksi RemajaCara orang menyampaikan cintanya itu berbeda. Dan kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk dicintai. Lalu, cinta dulu baru menikah? menikah dulu baru cinta? Atau bahkan tidak perlu mencintai? ***Masalah dalam hubungan, tidak di alami oleh siswa SMA...