part 48

1.8K 89 7
                                    

Pagi ini setalah subuh aku segera bersiap untuk kerumah azzahra, rasanya ingin sekali cepat-cepat sampai kerumahnya walaupun aku belum sembuh ingatan ku sepenuhnya, tapi tidak ada dia sehari rasanya ada yang hilang.

Diruang kerja abi.
"Assalammualaikum abi" ucap ku.
"Waalaikumsalam rif" jawab abi.
"Ab...." sebelum aku menyelesaikan pembicaraan ku abi sudah tau apa yang aku inginkan.
"Abi tau apa yang kamu mau, mau pinta alamat rumah azza kan" ucap abi. Dan aku hanya tersenyum saja.
Lalu abi memberikan alamat rumah azza kepada ku.
"Mau berangkat kapan rif?" Tanya abi.
"Sekarang abi" jawabku.
"Udah ga sabar mau ketemu azza, baru juga sehari dia dirumah mamanya" ucap abi.
"Iya bi, enga nanti mungki arif ikut nginep dirumah mamanya azza" ucap ku.
"Mau pake mobil?" Tanya abi.
"Ga ko bi, arif mau pakai motor atif aja biar cepat" jawabku.
"Ya sudah, hati-hati dijalan jangan ngebut" ucap abi.
"Siap abi, assalammualaikum" ucapku tak lupa mencium tangan abi.

Setelah keluar ruangan abi, aku segara mengambil tas ranselku, jaket, dan helem tentunya. Ku segera menghampiri umi yang berada didapur.

"Umi, dan juga ade kak yang sedikit cantik" ucapku.
"Umi liat kak arif, selalu menyebalkan. Awas aja nanti kalau kak azza kesini, akan risma adukan kelakuan kak arif" ucap risma.
"Emang kamu tau azza kemana?" Tanya ku.
"Ya tau lah, kan kak azza dirumah mamanya, barusan risma habis telponan sama kak azza bareng umi" jawab risma.
"Terus tadi kak azza bilang sama risma, kalau kak azza bakal lama disana kira-kira 1 bulanan" ucap risma yang langsung membuat aku kaget.

1 hari saja udah berasa lama banget, apa lagi 1 bulan. Ga akan sampai 1 bulan, karena aku akan menjemputnya hari ini.
"Arif kamu rapih gini mau kemana?" Tanya umi.
"Mau jemput, menantu umi lah" jawabku.
"Dan risma, kakak akan bawa kakak ipar kamu pulang, 1 hari aja lama apa lagi 1 bulan" ucapku lagi.
"Liat deh umi, ada yang baru sadar kalau kak azza itu sangat berarti banget" ucap risma kepada umi, dan umi hanya senyum.
"Udah lebih baik, arif segera kerumah azza. Umi arif pergi dulu mau jemput menantu umi" ucap ku.
"Iya, hati-hati jangan ngebut" ucap umi. Aku hanya mengangguk.
"Assalammualaikum" ucapku. Sambil mencium tanga umi.
"Waalaikumsalam" jawab umi dan risma.
.
.
.
.
Diperjalanan aku sangat menikmati hembusan angin pagi bercamper dengan rasa kebahagiaan karena sebentar lagi ingin bertemu dengan azzahra. Jalanan yang cukup berbelok-belok yang membuat ku selalu hati-hati membawa motor. Tapi pas satu turunan dengan belokan yang cukup tajam, aku berhati-hati sekali, tiba-tiba ada sebuah mobil pickup yang melaju sangat kencang dan duar, ku merasakan dihempas begitu jauh dan terjatuh sedikit kesadaran yang ku punya.
"Ya Allah" ucapku dan hanya kegelapan yang ada.
.
.
.
.
.
Ditempat lain
Azzahra pov

Entah mengapa aku terbangun jam 12 malam dan merasakan perasaan yan tidak enak, untuk menenagkan hati ku mengambil air wudhu dan membaca Al-Qur'an yang selalu membuat hati ini menjadi tenang.
.
.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 3 pagi dan segera melaksanakan sholat malam yang Alhamdulillah aku selalu melaksanakan walau pun kadang selalu terlewat. Selepas sholat malam lanjut lagi membaca Al-Quran hingga waktu sholat subuh tiba.
.
.
Rutinitas pagi yang aku jalani adalah membersihkan rumah dan memasak sarapan, itu yang selalu aku lakukan. Saat sedang asik memotong bawang entah dari mana tiba-tiba memikirkan kak arif.

"Astagfirullah azza, itu jari tangan kamu berdarah sayang" ucap mama. Dan itu membuat aku tersadar.
"Astagfirullahalazim" ucpa ku dan langsung tersadar apa yang mama bicarakan dan membersihkan lukaku.
"Kamu ga kenapa-kenapa kan azza?" Tanya mama.
"Azza tidak kenapa-kenapa mah, jangan khwatir" jawabku.
"Ya sudah, sini mama bantu obati" tawar mama.
"Tidak usah mah azza bisa sendiri, azza kekamar dulu ya mah" ucapku.
"Ya sudah, biar masaknya mama yang lanjutkan" ucap mama.
.
.
.
Didalam kamar sambil membersihkan luka, kenapa selalu ingat kak arif tapi, dengan perasaan yang tidak enak. Tapi, mungkin hanya perasaan aku saja kali yang lagi kangen sama kak arif, aku pun langsung mengobati lukaku lagi.
.
.
.
.
Dilain tempat
Arif pov

Istiqomah ku bersama muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang