part 52

1.9K 86 16
                                    

Azzahra pov

Alhamdulillah semua acara berjalan dengan lancar, yang pasti pertunjukan spesial yang semua santri putri sembahkan untuk acara milad pondok yang dihadiahi sebuah tepukan yang sangat bergemuruh dan yang membuat semua santri putri hampir semua kegiatan dimenagkan oleh santri putri.

Hari ini aku sangat bahagia ketika kak arif ingin berbicara berdua dengan ku ditaman pondok, ternyata kak arif ingin mengatakan kalau dia sudah sembuh dan ingatanya kembali dan itu membuat aku tidak bisa berkata-kata selain bersyukur kepada Allah.

Yang paling membuat aku penasaran adalah sejak kapan kak arif sembuh dari ingatanya dan mengapa umi, abi dan risma tidak memberi tahu aku. Dan aku harus bersabar karena kak arif akan memberi jawabanya setelah sholat magrib nati. sebelum aku dan kak arif ketempat yang beda aku di asrama dan kak arif di rumah umi kak arif bilang
"Istri ku, lebih enak kalau menjelaskanya habis sholat isya aja gimana? Nanti kak tunggu di samping masjid" ucapnya
"Ada benarnya juga, karena waktu sholat magrib dan isya itu berdekatan" pikir ku.
"Iya kak" jawab ku
.
Sebelum kembali ke asrama tak lupa aku mencium tangan kak arif.
"Assalmmualaikum" ucapku, aku pun langsung berbalik badan dan melangkah ke asrama tapi, baru juga dua langkah ada yang membangil nama ku.
"Azza" ucapnya. Yaps siapa lagi kalau bukan kak arif segera ku membalikan badanku dan menghadap kepadanya. Dan kak arif pun mendekat lalu bilang
"Kenapa langsung pergi, belum juga kakak cium kening kamu dek" ucapnya.
yang membuat aku langsung diam tanpa kata. Detik berikutnya kak arif langsung mencium keningku cukup lama, aku masih diam tanpa kata sampai kak arif bilang
"Mau diam saja disini?" Ucapnya, aku pun langsung tersadar dan melihat kearahnya yang sama melihat kerah ku juga.
"Sudah sana ke asrama siap2 buat sholat magrib" ucapnya.
"Iya kak, azza ke asrama dulu assalammualaikum" ucap ku langsung berjalan cepet keasrama biar lah kak arif mau berpikir apa pun itu.
.
.
.
Setelah sholat magrib dan isya di masjid pondok bersama santri-santri yang lain. Saat aku keluar pintu masjid santri putri, ku melihat kak arif berada di samping masjid dan dia melihat kerah ku sambil tersenyum.
"PD banget ga sih kalau kak arif senyum sama aku hehehe" ucap ku dalam hati.

Ku segera menghampiri kak arif dan ku perhatikan dia hanya menatap ku sambil tersenyum.
"Ayo kak jelasin sama azza, sejak kapan kakak ingat semuanya" ucap ku. Dan dia hanya tersenyum saja.
"Kakak arif, ih kakak mah senyum-senyum aja dari tadi" ucapku sebal dengan kakak arif.
"Ah kamu mah dek, enga bisa liat kak senang. kak lagi memandangi istri kak yang cantik ini lan udah lama enga mandangi kamu" ucapnya.
"Ya tapi enga senyum-senyum juga kali kak, nanti dikira orang kenapa-kenapa senyum-senyum mulu" ledek ku.
"Ya ga apa-apa de kan senyumnya gara-gara ngeliat istri tercinta" ucapnya. Aku hanya bisa tersenyum dibalik cadarku.

"Ayo kakak ceritain sama azza" ucapku.
"Ya ceritanya mau sambil berdiri?" Tanya kakak arif dan aku pun menggeleng.
"Ya udah duduk di teras masjid aja" ajak kak arif dan akupun menyetujuinnya.

Disinilah diteras masjid yang sudah sepi karena para santri sudah dikamarnya masing-masing.
"Jadi gini" buka suara kak arif aku hanya menjadi pendengar yang baik
"Gini, dek saat itu kakak ingin menjemput kamu dirumah ade. Ade tau kakak ingin minta maaf karena kakak saat itu marahin kamu, kak pergi sehabis sholat subuh agar sampainya lebih awal, tapi...tapi" ucap kakak arif.
"Tapi apa kakak, jangan bikin azza penasaran" ucapku sambil memandangnya, dan kak arif pun sama memandangku dengan lekat.
"Tapi kakak mengalami kecelakaan" ucapnya yang langsung membuat aku kaget.
"Apa pada saat dirumah mama waktu itu, saat aku teriris pisau karena perasaan tidak enak apa itu sebuah pertanda" pikirku sendiri.
"Dek ko kamu diam saja?" Tanya kak arif.
"Itu kakak, kenapa tidak ada yang memberi tahu aja kalau kakak kecelakaan" ucap ku.
"Tapi, kenapa tidak ada yang menelpon azza waktu itu, kan kalu azza tau azza bisa temeni kak arif, kasian umi sama abi pasti jagain kakak setiap hari" ucapku dan ku lihat kakak arif hanya melihat ku dengan tersenyum
"Kenapa senyum-senyum, azza nanya loh kakak" ucapku.
"Udah bicaranya sayang ku, enga cape bicara terus" ucapnya, langsung saja ku cubit lengannya.
"Aduh de kamu mah KDRT sama kakak" ucapnya sambil menekankan kata KDRT.
"Iih kakak mah ngeselin" ucapku sambil menyilagkan kedua tangannku didada.
"Oh ceritanya merajuk" ucap kak arif.
"Enga, siapa yang merajuk" ucapku.
"Benar enga merajuk?" Tanya kak rif
"Enga" jawabku.
"Yakin?" Tanya nya lagi.
"Iya" ucap ku
"Oh dak merajuk" ucapnya

Istiqomah ku bersama muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang