14. CAMPING [Bagian 1]

271 65 128
                                    


Sabtu, pukul 06.15 pagi hari, Alesha terbangun dari tidurnya manakala sinar terik matahari pagi menembus masuk dari jendela kamarnya. Ia mencoba mengumpulkan kesadarannya. Setelahnya ia langsung bangkit dari tempat tidurnya dengan rambutnya yang acak-acakan. Ia menghela napas melihat pantulan dirinya di cermin. Matanya langsung membola saat melihat kalender dari pantulan cerminnya. Ada satu tanggal yang telah ia lingkari, dan itu bertepatan pada hari ini.

"Astaga!" Alesha langsung berhambur masuk ke kamar mandi dengan terburu-buru.

Beberapa hari sebelumnya, Alesha sudah meminta izin pada Gianina untuk mengikuti acara camping di sekolahnya, awalnya memang Ibunya itu sempat tak memberikan izin, tapi untunglah ada Andra yang meyakinkan Gianina, sehingga Alesha pun diizinkan ikut.

Setelah bersiap-siap Alesha langsung turun ke lantai bawah untuk sarapan, dan saat itu juga ia melihat Andra sudah duduk santai di meja makan bersama Ibunya. Mereka pun menyantap sarapan mereka bersama-sama.

Alesha melihat Andra yang tampak tenang menyantap makanannya. Semenjak kejadian di pemakaman waktu itu, Andra jadi semakin irit bicara dengannya. Tidak ada raut amarah di wajahnya, namun ia jadi semakin pendiam. Alesha sangat berharap di acara camping nanti, ada sesuatu yang bisa ia lakukan untuk membuat Andra mau berbaikkan dengan Arka.

Setelah sarapan, mereka langsung berpamitan pergi.

Sesampainya di sekolah, Alesha dan Andra langsung berpisah dan berbaris sesuai kelas mereka di lapangan utama SMA Cakrawala. Setelah acara resmi dan acara pelepasan, mereka harus menunggu bus yang akan mengantarkan mereka menuju tempat acara camping diadakan, yang mana tempatnya itu masih dirahasiakan. Mereka diberikan nomor bus dan nomor kursi secara acak, jadi bisa saja mereka sekelas tidak menaiki satu bus yang sama.

Alesha dan temannya saling menunjukkan nomor bus dan nomor kursi berharap mendapat nomor kursi yang bersebelahan, ternyata bus yang akan mereka naiki sama, kecuali Neta yang berbeda bus dengan mereka, Ayuna dan Adele satu bus dengan Alesha hanya saja nomor kursi mereka berbeda.

Andra tiba-tiba datang menghampiri Alesha. "Esha, berapa nomor bus sama kursi kamu?"

"Bus 15, kursi nomor 8. Kakak?"

Andra langsung berdecak kesal. "Bus nomor 9. Siapa pasangan kursi kamu? Kakak nggak mau biarin kamu sendirian dan kenapa-napa. Biar Kakak tukeran nomor bus, atau tukeran kursi sama pasangan kursi kamu, atau kamu tukaran kursi sama pasangan kursi Kakak."

"Kak, Esha nggak sendiri. Esha masih satu bus kok sama Adele, sama Ayuna. Cuma beda nomor kursi aja," jelas Alesha. "Udah, nggak usah tuker-tukeran kursi. Sana Kakak pergi ke bus Kakak. Tuh, udah mau berangkat," tunjuk Alesha.

"Tapi, Sha-"

"Udah, Kakak tenang aja. Esha bisa jaga diri kok," potong Alesha. Mau tak mau Andra pun mengiyakannya dan segera pergi ke busnya. Alesha dan teman-temannya juga langsung masuk ke bus mereka, dan duduk di kursi masing-masing. Namun pasangan kursi di sebelah mereka belum ada yang mengisi. Mungkin saja kelas lain yang akan mengisinya.

Sementara Arka, Yudha, dan Rio yang kebetulan satu bus, mulai berjalan masuk ke dalam bus mereka, lalu mencari kursi mereka masing-masing.

"27, 27, 27," gumam Rio mencari kursinya, dan langsung saja ia mendapatkan kursinya, tepat di sebelah Ayuna teman sekelas Alesha. Ia tersenyum ramah saat melihat Ayuna. Padahal sebenarnya Rio berharap bisa duduk di sebelah Alesha.

"Ayuna, teman sekelas Alesha, kan?"

Ayuna langsung mengangguk senang, ternyata Rio mengetahui namanya. Ditambah lagi ternyata Rio adalah pasangan kursinya.

DANDELION [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang