5. PULIH

556 149 185
                                    

Arka tersentak bangun dari tidurnya karena lagi-lagi ia bermimpi buruk. Ia tampak berusaha mengatur napasnya yang tak beraturan sambil menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. Arka bermimpi peristiwa setahun lalu, tragedi kecelakaan itu tak bisa lepas dari ingatanya dan selalu membayang-bayanginya.

Arka pun berusaha bangun dan mengambil infusnya dari tiang infus. Ia keluar dari ruanganya untuk mencari udara segar. Karena mimpi itu, ia tak bisa lagi melanjutkan tidurnya dengan tenang.

Arka melewati beberapa ruangan pasien, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya tepat di depan pintu ruangan pasien yang bernama; Alesha Grizelle Gianina. Ia pun mencoba mendekat ke pintu dan melihat dari kaca yang ada di tengah-tengah pintu tersebut. "Dia ..." Arka tak melanjutkan ucapannya saat ia melihat dokter berjalan ke arahnya dan sepertinya dokter itu menuju ke ruangan Alesha.

"Dokter," henti Arka sebelum dokter itu masuk ke ruangan Alesha. "Bagaimana keadaan pasien yang ada di dalam ruangan ini, Dok?"

"Saat ini pasien belum sadarkan diri, dan membutuhkan donoran darah secepatnya," jelas Dokter.

"Apa golongan darahnya, Dok?" Dengan cepat Arka bertanya.

"Pasien membutuhkan donoran darah golongan A," jawab dokter.

Arka terdiam tampak berfikir, tak lama, lalu dengan yakin ia berkata, "Dok, saya siap jadi pendonor, darah saya A, dan mungkin cocok sama darah dia."

"Tapi, anda-"

"Saya gak butuh CT scan, Dok. Saya baik-baik aja, gak ada gejala serius akibat benturan di kepala saya. Jadi saya mohon, Dok, lakukan pemeriksaan secepatnya, apakah darah saya cocok atau tidak." Dokter itu tampak mempertimbangkan perkataan Arka. "Dokter tunggu apa lagi?! Dia butuh darah secepatnya!" sergah Arka.

"Baik, jika itu kemauan anda, kalau begitu ikuti saya." Arka pun langsung mengikuti dokter tersebut.

Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata darah Arka dan Alesha benar-benar cocok. Proses pendonoran darah pun berlangsung.

Arka menoleh melihat Alesha yang masih terbaring tak sadarkan diri di brankarnya. "Setidaknya ini bisa nebus kesalahan gue ke Andra," batin Arka.

"Dok, tolong rahasiakan kalau saya yang mendonorkan darah saya," pinta Arka.

"Baiklah jika itu keinginan anda," jawab Dokter.

Saat pendonoran darah telah selesai, Dokter langsung mencabut semua peralatan pendonoran darah dari tubuh Arka. Dan saat Arka keluar dari ruang pendonoran darah ia langsung dikagetkan dengan kedatangan Yudha.

"Yudha? Sejak kapan lo di sini?" tanya Arka.

"Yang seharusnya nanya itu, gue. Lo ngapain di sini? Dan kenapa lo keluar dari ruangan itu?" Yudha langsung melemparkan pertanyaan pada Arka, dan saat itu juga mata Yudha langsung tertuju pada lengan Arka yang sedang dibaluti perban.

Yudha sudah menduganya. "Lo habis donorin darah lo buat adik Andra itu?" tanya Yudha langsung to the point.

Melihat Arka yang diam dan tak menjawab pertanyaannya, membuat Yudha semakin yakin bahwa Arka memang telah mendonorkan darahnya untuk Alesha.

"Dari mana lo tau?" Bukannya menjawab pertanyaan Yudha, Arka malah membalikkan pertanyaan.

"Gak penting gue tau dari mana. Tapi lo sadar gak sih? Orang yang lo tolong itu adik dari Andra, orang yang udah buat muka lo babak belur kayak gitu." Yudha menunjuk luka yang ada di sudut bibir Arka.

"Gue tau. Makanya gue donorin darah gue." Dengan pelan Arka melangkahkan kakinya berniat untuk kembali ke ruangannya.

Yudha langsung mengikutinya. "Gue gak habis pikir sama apa yang ada di isi kepala lo, Ka," kesal Yudha.

DANDELION [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang