19. IN A WORLD OF BOYS, HE'S A GENTLEMAN [Bagian 1]

219 54 164
                                    

"Heungkk!!" lenguhan dari Alesha yang barus saja bangun dari tidurnya sambil memegang leher dan pundaknya yang kesakitan karena ia tertidur dengan posisi duduk dengan kepala yang ia tumpukkan di lengannya di atas meja belajar.

"A!- A!- Akhh ... leher Esha!" rengeknya kesakitan saat mencoba menolehkan kepalanya. Matanya membola saat melihat cahaya yang masuk dari ventilasi kamarnya.

"ASTAGA!! JAM BERAPA SEKARANG?!"

Alesha langsung meraih ponselnya. Ia tekan tombol on-off ponselnya, namun yang ia dapatkan adalah ponselnya yang kehabisan baterai. "HAH?! MATI?!" Ia langsung buru-buru mengisi daya baterai ponselnya. Lalu dengan cepat pergi ke kamar mandinya.

Disaat yang bersamaan ibunya memanggilnya sambil mengetuk lalu membuka pintu kamarnya. "Sayang, kenapa belum siap-siap? Mama udah mau berangkat. Itu temen kamu udah nungguin di bawah," ucap Gianina.

"IYA INI ESHA LAGI MANDI MAH, MAMA HATI-HATI BERANGKAT KE KANTORNYA," teriak Alesha dari dalam kamar mandinya, membuat Gianina hanya bisa menghela napas sambil menggelengkan kepalanya, lalu berpamitan pergi.

Selesai mandi, Alesha langsung bersiap-siap, dan setelahnya ia langsung mengambil ponsel dan tasnya lalu turun ke lantai bawah dengan rambutnya yang tergerai dan tak sempat ia ikat. Dengan terburu-buru Alesha menuruni anak tangga, satu tangannya memegang handphone dan chargerannya, satu tangannya lagi memegang tali tasnya yang ia sandang di sisi bahu kirinya.

"Selamat pagi, Non Esha cantik~" sapa Bik Inah-pembantu rumah Alesha.

Gadis yang tampak buru-buru itu masih sempat melengkungkan senyumnya lalu balik menyapa Bik Inah. "Pagi Cantikku~" Alesha tersenyum menampakkan deretan giginya, sambil berjalan dengan terburu-buru melewati Bik Inah. "Maaf ya, Bik. Esha nggak bisa sarapan dulu hari ini karena Esha buru-buru." Alesha langsung berlari menuju pintu depan rumahnya.

"Eh! Non itu temennya udah nungguin di depan!" teriak Bik Inah memberitahu Alesha. Dan disaat yang bersamaan Alesha sudah berada di luar rumahnya, dan matanya langsung mendapati Arka yang duduk bersandar di mobilnya. Alis Arka terangkat bersamaan dengan kedikan bahu dan senyumannya saat melihat ekspresi terkejut Alesha yang melihat Arka sudah ada di depan rumah Alesha dan menunggunya.

Alesha langsung tersenyum saat melihat Arka tersenyum sambil membukakan pintu mobilnya lalu mengedikkan kepalanya menyuruh Alesha untuk segera masuk ke mobilnya. Ia langsung melangkahkan kakinya mendekat ke arah Arka. Arka tersenyum dengan tatapan matanya yang tak lepas menatap mata Alesha, membuat pipi Alesha langsung bersemu kemerahan. Ditambah lagi saat Alesha ingin masuk ke dalam mobil, tangan Arka langsung melindungi pucuk kepala Alesha agar tidak terantuk lagi di pinggiran pintu mobil, dan itu langsung membuat Alesha terkekeh, karena perlakuan Arka kepadanya itu langsung membuat Alesha kembali teringat peristiwa bouquet bunga yang membuat Alesha jadi salah paham dan jadi malu sendiri kala itu.

Saat di perjalanan pun senyum Alesha tak pernah lepas dari bibirnya.

Arka sekilas menoleh melihat Alesha. Dan saat itu ekor matanya juga tak sengaja melihat tangan Alesha yang memegang handphone dan charger. Pantas saja Alesha seperti tak tahu-menahu tentang pesan yang Arka kirimkan saat setelah sambungan telpon mereka terputus semalam, ternyata handphonenya mati dan kelihatannya sampai sekarang Alesha belum menghidupkannya.

"Udah sarapan?" Dari semua pertanyaan yang ada di kepalanya saat ini, Arka lebih memilih menanyakan pertanyaan itu, karena perempuan di sampingnya itu tadi pergi dengan terburu-buru.

"Belum," jawab Alesha. Dan saat itu juga satu tangan Arka membuka laci dashboard mobilnya lalu mengeluarkan kotak bekal makanan. Lalu sambil menyetir, Arka meletakkan kotak bekal itu di pahanya, dan dengan satu tangan kekarnya ia membuka tutup kotak bekal itu lalu memberikannya pada Alesha.

DANDELION [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang