3. HIKING [Bagian 1]

705 184 266
                                    

Pukul 19:30 malam, Gianina berjalan menuju kamar sang anak semata wayangnya dengan membawa secangkir susu putih. Ia mengetuk pintu kamar anaknya itu sebelum masuk.

"Tok! Tok!"

"Masuk aja mah, gak dikunci kok," ucap Alesha.

Gianina tersenyum saat melihat anaknya tampak sedang belajar di meja belajarnya. "Ini susu kamu jangan lupa diminum," ucapnya sembari mengusap pucuk kepala Alesha lalu beralih mengusap hangat bahu Alesha.

Alesha mendongak melihat ibunya, lalu meletakkan tangannya diatas punggung tangan ibunya dan mengusapnya hangat. "Siap bu Bos~" ucapnya pelan seraya mengusap-usap punggung tangan Gianina.

Gianina tersenyum lalu kembali mengusap-usap kepala anaknya itu. "Yaudah lanjutin gih belajarnya."

"Esha lagi gak belajar kok mah, Esha lagi nyiapin barang-barang yang harus Esha bawa besok. Esha mau hiking," ungkapnya sambil tersenyum dengan kerutan di pangkal hidungnya.

"Hiking? Dimana? Kamu serius mau hiking? Fisik kamu kan lemah sayang ..." cemas Gianina.

"Tenang aja kok mah, Esha kuat kok," yakinnya, "lagian hikingnya di hutan belakang sekolah kok, deket ..." Alesha mencoba untuk meyakinkan ibunya, kalau ia bisa menjaga dirinya disaat hiking besok.

"Sayang ... mama takut nanti kamu di sana telat makan, terus maag kamu kambuh, gimana?"

"Mah ... ini kan cuma hiking bukan kemah, atau camping," jelas Alesha, "nggak usah khawatir mah, Esha kan udah besar, Esha bisa kok jaga diri," bujuk Alesha.

"Mama inget gak sama temen-temen Esha yang dari kecil itu?" tanyanya, dan Gianina tampak berfikir. "Adele, Neta sama Ayuna, mah."

"Oiya, inget dong sayang ... masa mama lupa," ingat Gianina.

"Esha satu sekolah lagi mah sama mereka!" girangnya, "dan bagusnya lagi kita satu gugus, jadi mama gak usah khawatir lagi yah, kan Ada sahabat-sahabat Esha juga di sana. Boleh, yah?" bujuknya sekali lagi.

Gianina tampak berfikir, ia tampak mempertimbangkan jawabannya, lalu ia pun memegang pipi Alesha lembut. "Kamu yakin?" tanyanya lagi.

Alesha memegang tangan Gianina yang memegang pipinya. "Iya mah ... Esha bisa jaga diri kok." Alesha tersenyum tulus, dan itu berhasil meluluhkan hati ibunya.

"Yaudah nanti minum susunya, terus langsung tidur, jangan nonton drama kores lagi sampe tengah malam, kalau enggak, kamu gak boleh ikut hiking besok," ancam Gianina.

Alesha terkekeh dengan ancaman ibunya. "Siap Bu bos!" hormatnya, lalu memeluk Gianina. "Makasih ya, mah ... udah izinin Esha."

"Iya~" Ia membalas pelukan Alesha. "Ya udah mama keluar dulu yah," ucapnya, lalu dikecupnya kening anaknya itu, "Emuach!" Lalu Gianina pun keluar dari kamar Alesha, sebelum menutup pintu, ia tersenyum saat Alesha melihat kepergiannya.

𖡼.𖤣𖥧𖡼.𖤣𖥧

Jarum jam hampir menunjuk angka 7, Andra sudah setengah jam menunggu Alesha. "Esha!" panggil Andra setengah berteriak di depan pintu rumah Alesha.

"Iya kak, bentar!" sahut Alesha dari dalam kamarnya. Ia pun segera buru-buru mengunci kamarnya dan keluar menghampiri Andra. "Yuk! berangkat!" ajaknya.

Andra melihat ke arah dalam rumah. "Bu bos mana?" tanyanya.

"Mama udah dari tadi pagi banget berangkat kantor," jelas Alesha

Andra pun mengangguk, "Ohh, nih pakek." Andra memberikan helmnya. Mereka pun langsung berangkat sekolah. Saat di perjalanan, Alesha beberapa kali memberitahu bahkan memperingati Andra untuk pelan-pelan saja saat mengendarai motornya.

DANDELION [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang