RUMAH SAKIT MEDIKA

10K 278 0
                                    

Saat ini suasana rumah sakit Medika Bandung, tempat rawat Alvaro sudah ramai di datangi oleh kawan-kawannya. Alvaro terbaring lemah di atas kasur rumah sakit. Bara dan Gilang semalaman menunggu Alvaro sadar, namun hasilnya nihil . Laki-laki itu tetap memejamkan matanya.

Hal ini tidak ada yang menyangka sebelumnya, kejadiannya begitu cepat dan menyisakan luka di dalam tubuh Alvaro. Yang di perbolehkan masuk saat ini hanya pihak keluarga dan sahabat terdekatnya saja. Selain itu mereka hanya dapat melihat dengan pembatas kaca besar yang sudah sedikit tertutup oleh gorden .

"Gue nggak nyangka kita bisa kecolongan kek gini" Gilang frustasi dengan kejadian yang menimpa sahabat nya.

"Gue pasti'in mereka akan mendapat balasan yang jauh lebih parah dari ini" Gilang mengepalkan kedua tangannya dan melayangkan satu tinjuan ke arah dinding.

Braaakkk

"Kontrol emosi Lo, ini di rumah sakit lang" ujar bara menahan tangan Gilang yang ingin memukul dinding terus menerus.

"Gue nggak bisa tenang setelah apa yang udah terjadi ke Alvaro bar,"

"Kalau Alvaro tau Lo kayak gini, dia akan jauh lebih menderita"

"LO SAHABAT MACAM APA HAAA? " Teriak Gilang sudah tidak bisa mengontrol emosinya

"APA LO MAU DIAM AJA SAAT LIAT ALVARO SEKARAT SEPERTI INI"

"LO SAMA SEPERTI MEREKA!!! SAMPAH"

"LO BILANG APA TADI KE GUE?? SAMPAH?? Bara tidak kalah emosinya dengan Gilang.

"IYAAAA. LO ITU SAMPAH YANG NGGAK BERGUNA"

"BANGSAATT"

BUGHHK

"STOOOPPPP!!" Pintu ruangan itu seketika terbuka dan menampakkan dua orang laki-laki dan perempuan jalan ke arah mereka berdua

"Lo berdua bisa liat tempat nggak buat debat?

"INI RUMAH SAKIT ANJINGGGG!!"

"LIHAT SABAHAT LO SEKARAT DAN LO MALAH CARI RIBUT DISINI" Devano naik pitam melihat Gilang dan bara saling adu jotos di depan Alvaro yang sekarat .

Mereka seketika diam tanpa ada gerakan, satu-satunya orang yang mereka takuti adalah Devano. Tidak ada yang berani ketika devano sudah membuka suara, sekalipun devano salah, mereka semua tetap tidak ada yang berani berkomentar.

Apa lagi jika salah satu anggota sakatonik ada yang keluar, orang pertama yang akan menghajar habis-habisan itu adalah Devano. Peraturan di dalam sakatonik adalah
"Sekali ada anggota kita yang keluar, kita habisi mereka hingga babak belur, keluar sendiri atau di depak dari sakatonik. Tetap mereka akan menerima balasannya. Ini berlaku untuk semua anggota dan petinggi sakatonik"

Maka dari itu, semua anak buah sakatonik tidak ada yang berani bertindak sebelum devano memerintahkan mereka.

"Udah Dev cukup, kasihan Alvaro. Dia bakal sedih kalau dia tau kalian berantem di sini" ujar Keysa sembari menenangkan devano, Gilang dan bara

"Sorry Dev " ujar Gilang mengacak rambutnya kasar

"Gue juga sorry" bara juga begitu mengacak rambutnya dengan kasar

Devano melangkah mendekati kasur Alvaro, menatap dengan rasa bersalah membuat devano ingin mengeluarkan air matanya. Perlahan tangan devano menarik selimut untuk menutupi sebagian badan Alvaro. Devano duduk di kursi dekat brankar , memandang semua luka yang ada di tubuh Alvaro membuat devano seketika mengeluarkan air mata dan tanpa di sadari tangisan itu pecah ketika Gilang dan bara juga ikut menangis.

DEVANO (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang