Surat dan Siapa?

11K 333 18
                                    

Devano memasuki rumah stefy yang sudah di penuhi oleh warga sekitar, wajah devano sudah tidak berbentuk. Air matanya jatuh, perasaanya kacau.

Saat sampai di depan pintu, ia melihat tubuh Steffy yang di balut dengan kain kafan, wajahnya pucat dan tubuhnya dingin. Devano mendekati tubuh Steffy secara lemas.. kakinya sudah tidak sanggup untuk berjalan.

"Kenapa kamu berbaik hati untuk menolong orang lain fy, Sampai kamu nggak mikirin nyawamu sendiri" ujar devano rapuh

"Kamu lagi bercanda kan sama aku fy? Kamu cuma pura-pura tidur kan??"

"Bangun fy.. ini aku Devano.. BANGUN FY... BANGUNNNN"

"AYO BANGUN. BILANG KE SEMUA ORANG KALO KAMU HANYA PURA-PURA TIDUR"

"AYO BANGUNN"

Devano kacau, ia berteriak histeris ketika melihat jenazah Steffy yang tidak kunjung bangun. Ia tertunduk di lantai dengan keadaan kacau dan hancur ..

Teman-teman devano berusaha menenangkan devano, mereka semua juga syok atas meninggalnya Steffy..

"Devano udah. Semakin Lo kayak gini Lo semakin nyiksa Steffy di alam sana" ujar Gilang

"Air mata Lo ini bikin Steffy semakin sakit di sana Dev. Stop! Ikhlasin dia"

"Gue nggak bisa Lang.. gue nggak bisa kehilangan Steffy" ucap devano rancau

"Ikhlasin nak devano. Doain Steffy , jangan sedih, kalo Steffy tau pasti dia ikutan sedih" ucap bunda Steffy

Bunda merangkul devano kedalam pelukannya. Ia juga merangkul Keysa yang dari tadi diam karena syok.

"Nak Keysa, sering-sering kerumah bunda ya. " Ujar bunda lalu di anggukan oleh Keysa

"Ayo nak dev, sebentar lagi proses pemakaman" bunda menuntun devano , dia tau jika devano saat ini sedang hancur

Di luar halaman sudah ada teman dari SMA angkasa dan teman bang Rey dari SMA taruna. Devano tidak peduli , saat ini ia benar-benar rapuh..

Devano mengarah ke jenazah Steffy yang ingin di pikul oleh beberapa orang .. ada papa Steffy, kakak Steffy dan warga lainnya

"Bunda devano boleh ikut memikul jenazah Steffy? Saya mau mengantar ke tempat dia istirahat Bun" ujar devano dengan tetesan air mata

"Boleh nak, silahkan. "

Devano mengambil air wudhu lalu memikul jenazah Steffy bersama dengan Reyhan, papanya dan pamanya.

Proses pemakaman berlangsung selama 20 menit. Tangis dari sahabat Steffy tidak bisa berhenti. Mereka semua sangat menyayangi Steffy.

Adel tidak bisa menahan air matanya, ia di rangkul Gilang agar bisa kuat melihat sahabatnya pergi untuk selamanya.

Saat beberapa warga pulang, hanya tersisa devano dan Adel. Mereka berdua masih ingin menemani Steffy .

Keysa sudah di antar Gilang untuk pulang dan yang lainya juga.

Adel memberikan satu amplop putih kepada devano, ia memberikan itu dengan tangisan . Karna Adel sendiri yang melihat Steffy menulis surat itu sebelum menjalani operasi.

"Ini buat Lo Dev, dari Steffy"

Devano mendongakkan kepalanya lalu mengambil amplop itu dari tangan Adel, perlahan ia membuka dan membaca isi dari dalam amplop itu. Ternyata ada selembar kertas dengan coretan tinta.. itu surat, surat terkahir sebelum Steffy pergi

Dear Devano

Hai dev.?
Aku harap kamu baik-baik saja di sana ...
Dev, aku ingat saat pertama kali kamu suka sama aku,...
waktu itu aku selalu menghindar dari kamu ...
Aku selalu nolak kamu karna aku takut kalau suatu saat kamu akan mempermainkan ku.....

DEVANO (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang