Raihan

9.1K 430 137
                                    









Arin terbangun dari tidur nya, dengan perasaan kesal dan muka bantal yang di hiasi mata merah, rambutan acak-acakan sisa make up yang sebenarnya belum terhapus gadis itu berjalan sambil menghentak-hentakan kakinya karna orang diluar sana terus saja mengetuk pintunya dengan brutal.





"Siapa sih nying baru juga tidur setengah jam, gue baru pulang setan"





Arin berjalan melewati jam yang terjungkir di sebelah televisi yang saat ini menunjukan pukul 23.15 malam.





"Rai.. ANJING LU NGAPAIN BANGSAT"





Ya, orang yang tadi mengetuk pintu apartemen Arin adalah Raihan dengan keadaan mabuk parah dan tak tanpa tau apa yang difikirkan pria itu mendatangi Arin, kini pria mungil berwajah kalem itu mencium Arin dengan kasar, jangan lupakan aroma dan rasa alkohol yang membuat gadis berambut pendek itu rasanya ingin muntah.





"Cuih.. EHAN LU GIL..AHH SAKIT ANJING" teriak Arin tak tertahankan saat tangan Raihan dengan kasar menampar, meremas dan menarik payudara Arin.





Dan Raihan hanya menyeringai saat melihat reaksi yang diberikan Arin karna ulahnya.





Rasanya Arin seperti di lecehkan sekarang oleh temannya sendiri.





Tapi sulit di pungkiri bahwa Arin merindukan seseorang menyentuhnya.





Lagi-lagi Arin berteriak dengan kencang saat Raihan tak hentinya berulah dibawah pengaruh alkohol.





Arin kira ia akan di banting ke ranjangnya dan di telanjangi tapi ternyata Arin salah, Raihan tak sebaik itu. Pria bodoh itu mengikat Arin di kursi belajarnya dan mulai melucuti pakaian Arin dengan pisau dapur yang baru saja Raihan bawa.





Arin hanya bisa menutup mata dan mengigit bibir bawahnya saat pisau itu menyentuh kulitnya, terasa sangat dingin. Jujur dia sangat takut pisau itu membuat pahatan di kulitnya.





"HEI TOLOL GUE TAKUT KETUSUK NYET. Ahhh nying hanhh please, ahh fuck hmm" desahan Arin keluar dengan sendirinya saat Raihan memainkan payudaranya dengan lihai.





Pria itu mengelus pelan payudara milik Arin, lalu tak lama elusan itu berubah dengan sedikit menekannya yang makin lama tekanan itu makin keras lalu dengan kasar meremas dan menariknya.




Permainan yang cukup gila untuk Arin.





"Mainin dong sayang" Raihan mengarahkan penisnya yang tengah mengeras dengan sempurna ke mulut Arin, namun gadis itu mengalihkan wajahnya. Jujur ia tak pernah mencicipi penis seorang pria, melihatnya saja membuat ingin muntah.





"Aahh Raihan setan uhmm shit" lagi-lagi dengan wajah tanpa dosa Raihan meremas payudara Arin dan tersenyum puas saat melihat Arin frustasi karna ulahnya.





Arin ingin di sentuh lebih dari itu, dan Raihan tau hal itu. Namun Raihan masih saja menggodanya dengan menghisap dan mengigiti puting Arin dengan setengah berjongkok menghadap Arin.





Raihan bangkit dari posisinya dan mengangkat tubuh Arin yang masih terikat, pria itu duduk di kursi yang di duduki Arin dan kembali mendudukan Arin di pangkuannya, mengarahkan penisnya tepat di bibir vagina Arin. Dan Raihan kembali memainkan payudara yang telah mengeras karna ulahnya.






Posisi Arin sekarang serba salah, ia tau ini salah tapi ia sangat menginginkan penis itu menerobosnya. Apa dia salah? Salahkan Raihan gila yang masuk ke rumahnya dan menggodanya.





Arin mengeliat saat Raihan meremas pantat serta menghisap payudara Arin yang secara bersamaan membuat penis Raihan terus saja bergeser dengan vaginanya.





"Shit, Han please".






"Nungging sayang".





"HEH TOLOL NUNGGING GIMANA TANGAN GUE AJA DI I... Aaahh Rai uhmm gob..ahh aaah hmm ahhh ter... ushh".





Tanpa aba-aba pria itu mendorong penisnya masuk membuat Arin marah dan nikmat disaat bersamaan. Raihan terus  memaju mundurkan tubuhnya dengan ritme yang menurut Arin baru.





Perlahan Raihan memegangi pinggang Arin mengangkat tubuh gadis itu dan kembali menghentak-hentakkan penisnya di dalam Arin tidak hanya itu mulut Raihan tidak membiarkan payudara Arin menggantung dengan tanpa di sentuh. Raihan menghisap payudara Arin dan sekali-kali menjilati ujung putingnya.





Tidak ada jeda juga tidak membiarkan Arin istirahat sejak, Raihan terus mengisi penuh Arin dan menembakkan spemanya di dalam tanpa adanya pengaman.





Raihan mencabut penisnya dan bangkit dari duduknya kemudian ia berjongkok di hadapan Arin dengan melebarkan paha Arin pria itu perlahan mulai menjilati sisa cairan hasil percintaan mereka.





"Hmm Han aah" Gadis itu terus saja mengeliat setiap kali lidah itu menyentuh permukaan vaginanya.





Raihan selalu saja melihat keatas dan tersenyum setiap kali melihat ekspresi yang diperlihatkan Arin sangat sexy dan menggoda.





"AAH BANGSAT SAKIT" pria berambut hitam pekat itu membalikan tubuh Arin dengan cepat dan jelas itu membuat tangan Arin yang masih di ikat kesakitan.





Kini posisi Arin sedikit menungging dengan kaki kiri menginjak lantai dan kaki kanan bertumpu pada kursi.





Gadis itu sibuk meratapi tangannya yang kesakitan.






"RAIHAN TOLOL SAKIT GOBLOK" lagi-lagi gadis itu berteriak karna Raihan menampar bokongnya cukup keras dan tak lama mengelusnya yang semakin lama elusan itu semakin membuat Arin tak tahan, Raihan mengelus dari vagina sampai ke bokong Arin dengan gerakan pelan.





Apa ini semacam bakat berpendam seorang Raihan? Atau dia adalah bipolar?.. Pria lugu dan naif seperti Raihan bisa membuat Arin tidak bisa menolak apapun yang diberikan Raihan malam itu.





Jujur semua yang Raihan lakukan semuanya adalah sesuatu yang baru bagi Arin, walau ia pernah bercinta dengan seorang pria tapi tidak segila Raihan. Dan percintaan itu hanya terjadi di ranjang dengan Arin yang selalu di bawah tidak lebih.










🍃🍃🍃

Siapa yang ngira seorang Raihan yang cuma jadi pelengkap di cerita tiba-tiba memperkosa temannya sendiri :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa yang ngira seorang Raihan yang cuma jadi pelengkap di cerita tiba-tiba memperkosa temannya sendiri :v




--------

Hayoo hayoo kaget tidak??
Lempar hp sambil mengumpat tidak??
Wkwkwk
Makasih buat yang udah baca💚



See U🌱

DREAM - JOHNNY NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang