Sorry

3.8K 366 97
                                    






Arin mengeratkan giginya saat ia tengah berjongkok sambil mencabutin rumput di halaman belakang rumah tanpa minat. Kejadian beberapa hari lalu di Australia seperti mengahantam kepalanya cukup keras.





Walau dalam 7 hari itu ia bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan mulus tanpa terhalang apapun, juga Naura yang tampak seperti biasa lagi. Tapi diam-diam Arin selalu berfikir tentang apa yang telah ia lakukan.





Ternyata dia adalah manusia yang jahat.





"Heh, dipanggil mamah dari tadi" tepukkan tangan seseorang secara tiba-tiba membuat gadis kecil itu sedikit terperangah dan berteriak.





Arin menatap tajam seorang pria yang baru saja hampir membunuh nya barusan karna serangan jantung.





"Apaan?" ujar Arin sewot.





"DIPANGGIL. MAMAH LIA. JENONG" Teriak Banyu gemas dengan sengaja menekankan setiap kata yang ia lontarkan.





Saat perkejaannya di Melbourne selesai, Arin meminta cuti beberapa hari. Ia ingin pulang, ia rindu keluarganya, masakan rumah, temoat tidurnya yang tidak ada tandingannya.





Tidak ada yang mengetahui ia pulang ke Indonesia selain Naura, tidak ada yang lain tak terkecuali Laswell Group.




Sepertinya saat kontrak mereka selesai, Arin lebih baik mendiskusikan dengan Naura untuk tidak memperpanjang kontrak mereka dengan Laswell. Mereka terlalu seenaknya.





Arin merengut dan memeluk ibunya saat ia melihat ibunya yang tengah membuat camilan untuknya dan Banyu om Arin.





Arin sangat merindukan mereka. Saat ia di depok saja, Arin sudah jarang bertemu mereka karna pekerjaannya dan sekarang ditambah jarak samudra yang memisahkan.





"Om Banyu ko gak pulang-pulang ke Subang sih. Nyusahin mamah teroooos dah tua juga, kawin sana".





"Dih sensi amat Nong" sahut Banyu sambil menjitak jidat Arin dengan keras dan berlari keluar dari dapur dengan cepat.





Rasa nya Arin mengejar makhluk tadi, tapi ada dikata untuk mengambil remote ac saja dia masalah.





Ini adalah hari ketiga baginya di Indonesia, dan tidak ada yang Arin lakukan selain tidur dan makan.





"OM KELUAR YOOKKK"





Ting





Ting





Ting






Berkali-kali notification diponselnya terus saja berbunyi atau mungkin di komputernya saat ia mengalakan Komputer lama ya. Namun tak ada satu pesan pun yang Arin baca, ia terlalu malas sekarang.





Bisa tolong beri gadis ini ruang untuk bernafas sejenak.





Hari bergulir kearah dimana mentari akan menghilang, Arin terbangun dari tidur siang nya saat berkali-kali ia merasa sebuah tangan menjentikan jari lentiknya berkali-kali di telinga sebelah kiri gadis itu.





Arin bergumam sesaat dan mencoba menghentikan tangan jail itu, tapi apa daya. Seseorang tadi teramat giat. Perlahan gadis kecil itu mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memfokuskan pandangannya.





DREAM - JOHNNY NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang