Bandara Melbourne

4.3K 374 207
                                    






Badai besar mulai menyapa bandara Sydney malam itu. Angin besar saling bertabrakan di ikuti hujan turun dengan sangat deras, beberapa kali suara gemuruh mulai terdengar nyaring. Arin menghela nafasnya sesaat sambil melihat pemandangan badai dari jendela yang ada di depannya.



Gadis itu sempat terkekeh sebentar saat kawanan ikan berlomba-lomba keluar dari kolamnya karna air terus memenuhi satu wilayah itu.


Seseorang menepuk pundak Arin dan meminta ijin kepadanya untuk duduk disebelahnya, namun tidak ada satu kata/ gerakan yang mewakili jawaban Arin. Gadis itu tetap terdiam menatap gelapnya malam dan suramnya badai.


Johnny duduk sambil memegangi dua koper, tentu saja dua koper karna tapi saat Arin mengangkat telpon gadis itu melukan kopernya dan tak kunjung kembali.


Kenapa keadaannya sangat canggung begini , berkali-kali Johnny mencoba berbicara kepada gadis di sebelahnya. Namun ucapannya itu seperti angin berlalu. Arin terlalu dingin sekarang.


Arin bangkit dari duduknya membuat pria itu secara otomatis itu bangkit.


"Bapak mau ngapain, saya mau ke kamar mandi" ucap Arin sambil terkekeh sekilas saat melihat refleks Johnny yang luar biasa cepat.


Johnny kembali mendudukan dirinya dengan senyum bodoh yang menghiasi wajah tampannya. "Hati-hati ya".



Arin berdiri di depan kaca toilet wanita di bandara, gadis itu tampak merapikan penampilannya dan tersenyum kecil pada pantulan wajah didepannya. "Kamu bisa Rin, kamu bisa" ujar Arin pelan sambil terus menyemangati dirinya.


Kalau boleh jujur sedari tadi Arin menahan diri untuk terus mengabaikan sosok Johnny, karna yaa.. Berdamai dengan masa lalu itu tidak mudah. Tapi ada daya ketika hati dan tubuh tidak sinkron karna sedari tadi terus saja matanya tak henti melirik Johnny.


Gadis itu rindu sekarang. Tapi iapun takut.








🍃🍃🍃





Dua jam sudah Arin dan Johnny habiskan di bandara Sydney dengan badai hebat tanpa sebuah obrolan. Kini mereka kembali merapikan diri dan masuk ke dalam pesawat yang akan membawa mereka ke Melbourne.



"Nanti kalau udah turun tungguin saya ya, biar gak susah lagi nyarinya" ujar Johnny saat keduanya tengah berjalan melewati jajaran kursi kelas ekonomi menuju kelas bisnis. Arin hanya mengangguk pelan dan terus berjalan tanpa melirik ke belakang.




Apakah sikap Arin berlebihan?



Ntahlah gadis itu merasa menjadi orang jahat sekarang. Tapi itu yang harus ia lakukan untuk melindungi hati dan kehidupannya.




Kali ini Arin tidak tidur, ia lebih menikmati secangkir greentea latte nya dan sepotong cheese cake sambil membaca beberapa email yang masuk.




Berkali-kali gadis itu tertawa pelan saat sambil membalas email dengan Adam. Pria itu tengah meraju karna tidak jadi ikut Arin ke Melbourne karna lusa ia harus ke Chicago, padahal dia sangat ingin.




Sementara itu yang Johnny lakukan hanya menutup matanya sambil memikirkan sesuatu.




Sekarang Johnny sudah bertemu Arin, tapi ia tidak tau apa yang harus dia lakukan setelahnya.






Me

Gue ketemu Arin





DREAM - JOHNNY NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang