Pulang

3.6K 277 38
                                    

Jakarta




Arin mengetuk ngetukan kukunya pada  layar ponsel di atas meja di cafetaria dekat kantor tempat Mark bekerja siang itu. Gadis itu sengaja pulang ke Indonesia untuk meluruskan posisinya dengan teman-teman nya.



Arin tampak terdiam kikuk tak seperti biasanya, ia melirik Raihan yang ada disebelahnya lalu meringis dan tak lama kembali memainkan layar ponsel nya.





"Mark masih lama ya" tanya Arin lesu sambil melihat jarum jam di dinding cafetaria.





"Udah jam makan siang sih tunggu aja" Arin mengangguk dan Raihan fokus dengan pesanan nya.





"Han, disinikan lu yang netral. Dukung gue yaak! Masa coba Hendra gamau ketemu gue. Dia ampe gamau bukain pintu kamar pas gue kerumah dia kemaren".





"Ya lu perasaan orang dimaenin".





"Gak gitu tauuu" sahut Arin menunduk, kenapa dia jadi makin bersalah. Semoga respon Mark tidak semenyeramkan Hendra





Selang 15 menitan, pria yang ditunggu mereka datang. Dengan balutan pakaian dinas khas berwarna coklat Mark masuk melalui pintu kaca cafetaria dengan sangat gagah. Pria itu tersenyum manis dan mengacak-acak rambut Arin gemas lalu dilanjut dengan bertos ala pria dengan Raihan.





Arin baru sadar Mark banyak berubah sekarang, terkesan lebih dewasa dan berwibawa. Mungkin karna pakaian nya, ntahlah tapi dia cukup suka dengan perubahan itu.





"Maaf bang" ucap Arin pelan, gadis itu berkaca-kaca sambil menunduk. Dia sangat merasa bersalah.





"Gapapa neng, kalau kamu maunya itu" sahut Mark lembut, pria itu mengusap pundak tangan Arin pelan. "Asal Eneng bahagia".





"Aku jahat banget ya, Hendra aja ampe gamau ketemu aku".





Hening




Keadaan itu membuat Arin lama-lama terisak, ia mengaku diri nya banyak salah. Pelakuan-perlakuan seenaknya membuat mereka semua di posisi yang rumit. Arin menatap Mark yang sedari tadi setia mengusap tangannya.






"Aku janji gabakal bikin kalian khawatir kayak waktu itu. Maaf ya bang".





"It's okay. Udah ah jangan nangis aku gak bakal marah kok".





Kenapa Mark harus berkata seperti itu sih, hal itu semakin membuat ia ingin menangis semakin deras.




Semoga keputusan nya untuk kembali ke Johnny tidak salah. Karna Arin yakin Johnny memang sosok pria yang dirinya cari.





Bukan karna Johnny yang terbaik dari teman-temannya jadi dia memilih pria itu, toh dalam jangka dimana Johnny pergi banyak orang yang jauh lebih baik seperti Mark atau Tiar contohnya.





Hanya saja kau tau. Saat seseorang mencari sesuatu yang dia cari dan hal itu hanya ada di sosok A, walau dia bertemu orang sebaik B, sesempurna C tetap saja orang itu akan kembali ke sosok A karna A lah yang dia cari.





Ya kurang lebih seperti itulah yang Arin rasakan sekarang. Walau diluar sana banyak yang lebih baik dari Johnny tapi apa yang dia cari ada di dalam diri Johnny, ya dia harus apa selain kembali.





"Soal Hendra gapapa, pelan-pelan dia bakal nerima" ujar Mark mencoba menenangkan.





"Disini berapa hari" lanjut Mark. Arin menyeka ujung matanya dan tertawa saat air mata terus keluar.





DREAM - JOHNNY NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang