Kenyataan Sepahit Kopi

3.9K 374 133
                                    





Aroma kopi di pagi hari membuat indera penciuman seorang Arin dapat berfungsi dengan baik. Gadis itu mengejapkan matanya berkali-kali sebelum memutuskan untuk bangun dari tidurnya.


Ia tersenyum ceria pada seorang pria yang tengah berkutat dengan laptop berlogo perusahan di belakangnya.


"Noh gue bawain kopi, mandi cil sarapan terus pergi meeting" ucap Hendra dengan nada memerintah.


Gadis itu mendelik sesaat dan berjalan kearah dimana kopi nya berdiri dengan gagah di sambilnya ada sepotong muffin blueberry.


"Gapapa kan gue makan, lu kan lagi puasa".


Dengan training abu dan sweater berwarna sama gadis itu berjalan dengan riang sambil membawa kopinya kearah Hendra. Gadis itu diam lama sambil terus memperhatikan Hendra.


Diam-diam Arin memperhatikan gadis wajah Hendra yang menurutnya ternyata cukup tampan. Kelakuannya saja yang membuat ketampanannya runtuh.


"Dra lu kalau diem ganteng juga ya" ceplos Arin tiba-tiba dengan santainya, Hendra melirik sekilas gadis itu dan kembali mengerjakan pekerjaannya tanpa menanggapi ucapan Arin.



"Apa kita bisa ketemu Tiar lagi gak ya" sambung si gadis merenung.


"Gosah banyak berharap Rin. Bukannya gue mematahkan harapan, cuma kalau dianya emang udah punya kehidupan baru kita bisa apa?" Hendra menutup laptopnya dan kini pandanganya lurus pada gadis di sebelahnya.



"Naura aja bisa move on, masa lu yang cuma temen aja gak bisa".



"Gitu ya" gadis itu mengarahkan pandangannya pada cangkir yang berada di tangan. "Yaudah maaf".



"Ngapain minta maaf anjir haha.. Udah sono mandi bentar lagi jam 9"



Arin menatap pantulannya dari kaca di kamar mandi. Gadis itu diam lama, ntah apa yang di fikirkannya.



Kenapa dia selalu memikirkan sesuatu yang tidak jelas dan mematahkan pemikirannya sendiri dengan fikiran lainnya.



Oh ya satu lagi. Arin baru saja ingat bahwa ia harus kembali ke kenyataan dimana dirinya harus kembal bertegur sapa dan berbagi atmosfir dengan Johnny.



Arin tidak tau apa yang membuat dirinya sebenci itu pada Johnny. Sedangkan Tiar pun sama hal nya dengan Johnny pergi tanpa adanya pesan, tapi hal itu tidak membuat Arin membenci Tiar seperti ia membenci Johnny.



Mungkin komunikasi dan lingkungan yang membuatnya perlahan membenci Johnny.


Arin kembali memutar otaknya tentang apa yang terjadi selama ini.



Bukannya semua sama. Dulu saat pertama bertemu Johnny, pria itu menciumnya secara ganas dan hampir menelanjanginya di ruangan Johnny. Dan hal itu kembali terulang saat Johnny kembali bertemu Arin saat acara pernikahan pak Lingga.



Semuanya sama




Yang membedakan sekarang, dulu Arin menginginkannya dan kini ia cukup takut. Bukan kan itu terlihat sangat munafik.



"CIL BURUAN MANDINYA. LU BOKER APA BERANAK LAMA BENER" teriak Hendra dari luar kamar mandi dan membuat gadis itu terkejut . Karna kemunculan suaranya yang tiba-tiba.



"IYOO MBEB".



"Pala kao beb" gumam Hendra yang masih terdengar oleh Arin



DREAM - JOHNNY NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang